Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Diet DASH, Bantu Mencegah dan Mengendalikan Hipertensi pada Ibu Hamil

Nadiyah, M.Si, CSRS   |   HaiBunda

Rabu, 19 May 2021 15:10 WIB

Young pretty Asian pregnant woman sits on armchair in front of white curtain holding milk and touching her tummy looks at camera with smile. Love care of pregnancy woman and baby health & food concept
Diet DASH untuk cegah hiipertensi ibu hamil/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Kiwis

Hari Hipertensi se-Dunia yang diperingati pada tanggal 17 Mei setiap tahunnya, mengingatkan kita mengenai bahaya hipertensi pada kehamilan. Di Indonesia, hipertensi masih menjadi salah satu penyebab utama kematian ibu.

Hipertensi dalam kehamilan adalah kondisi tekanan darah meningkat saat hamil. Tekanan darah tinggi yang tidak segera diatasi dapat mengakibatkan terjadinya komplikasi kesehatan pada ibu dan janin. Angka Kematian Ibu (AKI) saat persalinan di Indonesia menduduki nomor tiga tertinggi di Kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara. Berdasarkan Laporan Kementrian Kesehatan 2014 tentang Profil Kesehatan Indonesia, lebih dari 30 persen kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh hipertensi dalam kehamilan.

Ibu hamil alami hipertensi

Tidak semua penderita hipertensi menyadari penyakit yang dideritanya. Hal ini yang membuat hipertensi kerap disebut sebagai 'silent killer' atau 'pembunuh senyap'. Hipertensi ditandai dengan hasil pengukuran tekanan darah yang menunjukkan tekanan sistolik sebesar >140 mmHg atau dan tekanan diastolik sebesar >90 mmHg.

Ketika kondisi tekanan darah sistolik berkisar antara 120-139 mmHg atau tekanan darah diastolik berkisar 80-89 mmHg maka dianggap pre-hipertensi. Tekanan darah dikatakan normal bila tekanan sistolik < 120 mmHg dan diastolic < 80 mmHg. Berdasarkan laporan Riskesdas 2018, hipertensi secara umum meningkat menjadi 34,11 persen dari angka 25,8 persen di tahun 2013.

Tanda hipertensi pada ibu hamil

Secara umum, tanda-tanda hipertensi pada ibu hamil di antaranya sakit kepala berat, mual dan muntah, sesak napas serta penglihatan buram atau berbayang. Hipertensi dalam kehamilan dapat diatasi dengan cara mengendalikan faktor-faktor risiko yang ada.

Ibu hamil dapat mengkonsultasikannya dengan dokter dan ahli gizi, dengan tujuan agar hipertensi dapat diatasi dengan cara melakukan perubahan gaya hidup serta konsumsi obat-obatan tertentu. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan faktor risiko hipertensi seperti masalah overweight/obesitas, kurangnya konsumsi buah dan sayur, kurangnya aktivitas fisik dan perilaku merokok serta konsumsi makanan asin semakin meningkat.

Berdasarkan Riskesdas 2018, sebanyak 95,5 persen penduduk Indonesia kurang konsumsi buah dan sayur. Sepertiga penduduk Indonesia (33,5 persen) tergolong kurang aktivitas fisik. Perilaku merokok meningkat dari 7,2 persen di tahun 2013 menjadi 9,1 persen pada tahun 2018.

Masalah overweight dan obesitas meningkat signifikan dari 26,3 persen di tahun 2013 menjadi 35,4 persen pada tahun 2018. Perilaku konsumsi makanan dengan kandungan garam tinggi 1 kali atau lebih per hari meningkat menjadi 29,7 persen.

Diet Dash untuk cegah dan kendalikan hipertensi

Di antara perubahan gaya hidup yang sangat penting dilakukan adalah perbaikan pola makan. Diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) merupakan pola makan untuk pencegahan dan pengendalian hipertensi. Menurut penelitian oleh Jiang et al. dalam Journal of Human Nutrition and Dietetics, Diet DASH merupakan strategi pola makan yang efektif untuk memperbaiki dampak klinis akibat hipertensi pada kehamilan.

Bunda juga bisa menyimak tips para artis kembali langsing setelah melahirkan dalam video di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]




PRINSIP DASAR DIET DASH

Ilustrasi ibu hamil makan pisang

Diet DASH untuk cegah hiipertensi ibu hamil/ Foto: Getty Images/SanyaSM

Ada 7 prinsip dasar Diet DASH, yaitu:

1. Batasi asupan natrium antara 1500 mg dan 2300 mg per hari.
2. Batasi konsumsi lemak trans, lemak jenuh dan kolesterol
3. Tingkatkan asupan buah, sayur dan produk susu rendah lemak.
4. Tingkatkan asupan serat dengan memilihi pangan whole grain.
5. Batasi asupan gula dan produk olahannya.
6. Hindari konsumsi alkohol.
7. Lakukan olahraga intensitas sedang minimal 30 menit per hari seperti bersepeda atau aerobik.

Pengaturan komposisi zat gizi makro dalam Diet DASH per hari adalah karbohidrat sebanyak 55 persen, protein 18 persen, lemak 27 persen, lemak jenuh 6 persen, serat 30 gram dan kolesterol maksimal 150 mg.

Untuk mineral yang ditekankan dalam diet DASH adalah mineral-mineral yang sangat berpengaruh terhadap tekanan darah yaitu, asupan sodium paling banyak per hari 2300 mg, kalium dibutuhkan 4700 mg, kalsium 1250 mg dan magnesium 500 mg per hari.

Dalam membatasi asupan garam, selain harus membatasi garam dapur, juga harus membatasi sumber-sumber natrium lainnya seperti monosodium glutamate (MSG) dan natrium benzoate misalnya pada makanan-makanan instan, kecap dan makanan-makanan yang diawetkan lainnya.

Dalam Diet DASH, konsumsi susu rendah lemak menjadi pilihan karena produk susu sebagai sumber kalsium namun pilih yang mengandung lemak rendah. Untuk sumber protein rendah lemak pilih ikan, ayam tanpa kulit dan kacang-kacangan. Batasi konsumsi daging merah, minyak goreng, keju, mentega, margarin untuk membatasi asupan lemak jenuh, lemak trans dan kolesterol.

Di samping itu, kalium penting untuk pengontrolan tekanan darah di tingkat sel, di antara makanan dan minuman tinggi kalium yang dapat menjadi pilihan adalah kentang, ubi jalar, pisang, alpukat, bayam, air kelapa, yogurt rendah lemak, semangka.


(rap/rap)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda