Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Beda Nyeri Haid Normal dan Tanda Sakit Endometriosis, Bunda Perlu Tahu

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Minggu, 20 Jun 2021 18:55 WIB

Nyeri Haid
Beda Nyeri Haid yang Normal dan Tanda Endometriosis, Bunda Perlu Tahu/ Foto: iStock

Bunda sering mengalami nyeri di area perut bawah ketika haid? Kondisi ini memang wajar dialami dalam siklus haid ya.

Namun, ada lho tanda-tanda nyeri yang perlu diwaspadai ketika haid. Tanda ini bisa menjadi cara kita mendeteksi adanya penyakit endometriosis.

Endometriosis adalah penyakit kronis yang diidap oleh 70 juta perempuan di seluruh dunia. Prevalensi endometriosis sekitar 10 sampai 15 persen terjadi pada perempuan usia reproduksi.

Endometriosis adalah jaringan mirip pelapis dinding rahim (endometrium) yang tumbuh di luar rongga rahim dan dapat memicu reaksi menahun. Ini merupakan sebuah penyakit yang kronik sistemik.

Nyeri haid dan nyeri sebagai tanda endometriosis berbeda ya, Bunda. Budi Wiweko mengatakan bahwa tanda endometriosis bisa terjadi sebelum, sepanjang, dan setelah haid selesai.

"Haid secara alami akan mengalami nyeri, tapi kalau normal hanya satu sampai dua hari saja dan kuncinya tidak mengganggu aktivitas," kata Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, SpOG (K), MPH, Wakil Direktur Indonesia Medical Education and Research Institute (IMERI) Universitas Indonesia, dalam Virtual Press Conference dengan tema 'Peluncuran Kampanye Endometriosis untuk Mempercepat Diagnosa dan Meningkatkan Kualitas Hidup Pasien', via Zoom, Senin (14/6/21).

"Kalau tanda endometriosis, umumnya terjadi sebelum haid, saat haid makin nyeri, dan sesudah haid. Ini akan mengganggu aktivitas dan rutinitas atau tidak bisa melakukan aktivitas normal, seperti bekerja dan sekolah," sambungnya.

Selain itu, nyeri pada tanda endometriosis bersifat siklik. Artinya, nyeri ini tidak akan timbul di sembarangan waktu, tapi hanya terkait dengan siklus haid.

Dalam kesempatan ini, Spesialis Kebidanan dan Kandungan, Konsultan Fertilitas, Endokrinologi, dan Reproduksi, Dr. dr. Andon Hestiantoro, Sp.OG(K), mengatakan bahwa nyeri endometriosis juga dapat terjadi saat berhubungan seksual. Selain itu, nyeri terasa ketika Bunda buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAK).

"Nyerinya sangat siklik, berkaitan dengan organ sekitar. Saat ini sudah ada alat diagnosis untuk deteksi, dengan USG dan bisa dilengkapi MRI untuk mengenali apakah ada lesi atau bibit endometriosis yang masih kecil di sekitar rongga rahim dan ovarium," ujarnya.

Endometriosis sebenarnya bisa dicegah lho, Bunda. Bagaimana caranya ya? Baca halaman berikutnya ya.

Simak juga ciri hamil dilihat dari perubahan kulit, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]


CARA MENCEGAH ENDPMETRIOSIS: MAKAN BERGIZI

Nyeri Haid

Beda Nyeri Haid yang Normal dan Tanda Endometriosis, Bunda Perlu Tahu/ Foto: iStock

Endometriosis dapat disebabkan faktor genetik dan lingkungan. Faktor genetik ini bisa timbul bila dipicu faktor lingkungan, seperti terpapar dioksin.

Dioksin merupakan senyawa yang diproduksi dari pembakaran sampah. Kandungan dioksin yang masuk ke tubuh bisa 'menyalakan' gen untuk menyebabkan penyakit endometriosis.

"Pasien yang memiliki bakat atau gen untuk terkena endometriosis, bisa termenifestasi kalau gaya hidup atau lingkungan tidak mendukung atau justru mendukung agar gen tersebut 'nyala'. Lingkungan tercemar dari proses pembakaran kendaraan bermotor dan menghasilkan dioksin, bisa masuk ke tubuh wanita yang punya bakat terkena endometriosis," ujar Budi.

Bunda bisa mencegah endometriosis dengan menjauhi lingkungan berbahaya ini ya. Selain itu, jangan lupa menjaga pola makan dan hidup sehat.

Dr. dr. Andon mengatakan bahwa banyak wanita kurang paparan sinar matahari, kurang olahraga, dan menerapkan pola makan tinggi kalori. Alhasil, tubuhnya dapat memicu reaksi inflamasi, sehingga daya tahan tubuh turun.

Kata kunci untuk mencegah endometriosis adalah lemak. Lemak dapat memicu stres oksidatif, yang memicu inflamasi.

"Makanan pro inflamasi, seperti daging merah, sosis, atau makanan diproses itu salah satu pemicunya. Ada yang bilang gluten dan penggunaan gula pasir berlebihan, ditambah kopi, bisa juga memicu endometriosis," ujar Andon.

"Untuk itu penting konsumsi makanan, seperti kacang-kacangan, minyak ikan yang ada omega 3 karena minyak ini mengandung vitamin D. Selain itu konsumsi makanan cukup serat yang bisa mencegah terjadinya endometriosis," sambungnya.


(ank/rap)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda