KEHAMILAN
Gejala COVID-19 pada Ibu Hamil dan Tata Laksana Penyembuhannya
dr. Alexander Mukti, Sp.OG | HaiBunda
Kamis, 29 Jul 2021 10:40 WIBIbu hamil termasuk kelompok yang rentan tertular COVID-19. Imun yang relatif lebih rendah ketika hamil, membuat tubuh cepat bereaksi bila ada benda asing masuk ke tubuhnya.
Menghadapi laju penularan COVID-19 varian Delta, Bunda hamil harus lebih waspada. Sebab varian Delta memiliki tingkat penularan lebih cepat dibanding varian Alfa dan Beta.
Data terakhir Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) mencatat, ada sekitar 536.000 ibu hamil yang positif COVID-19 dari bulan April 2020-April 2021. Dari angka itu, sekitar 3 persen menyebabkan kematian pada ibu hamil. Data ini pun menunjukkan 72 persen ibu hamil yang meninggal, tertular di saat usia kehamilan 37 minggu.
Dari total 536.000 ibu hamil, sebanyak 10 persen tanpa gejala. Sedangkan, sebanyak 4,5 persen membutuhkan ruang perawatan ICU di rumah sakit. Hingga kini, data masih terus di-update dan menunggu data peningkatan kasus bulan Mei yang sampai saat ini masih tinggi.
Itu sebabnya, para Bunda yang sedang hamil sebaiknya lebih waspada dengan mengetahui gejala COVID-19, serta risiko yang terjadi saat virus menginfeksi tubuh. Sehingga dapat mempersiapkan persalinan seaman mungkin untuk dirinya dan calon bayi.
Gejala COVID-19 pada ibu hamil
Gejala COVID-19 pada ibu hamil tidak berbeda yang dialami orang pada umumnya. Gejala COVID-19 pada ibu hamil biasanya ditandai dengan terjadinya demam, batuk, dan pilek.
Bunda sebaiknya waspada kalau gejala-gejala ini tidak sembuh selama 2-3 hari setelah minum obat. Dalam kondisi seperti ini Bunda sebaiknya melakukan tes swab PCR.
Sebelum hasil keluar, jangan lupa untuk isolasi mandiri di rumah agar tidak menularkan virus ke anggota keluarga lain.
Beda gejala COVID-19 dengan morning sickness
Ada kalanya gejala COVID-19 pada ibu hamil mirip dengan tanda-tanda kehamilan. Misalnya, Bunda bisa merasakan mual, muntah, sesak napas, hingga demam di awal kehamilan.
Memang sulit membedakan gejala COVID-19 dan tanda kehamilan ini. Tapi, biasanya sekitar 70 persen pasien COVID-19 mengalami gejala anosmia, yakni hilangnya indra penciuman. Tes swab PCR mungkin perlu dilakukan bila ibu mengalami gejala ini lebih dari tiga hari dan curiga terpapar COVID-19.
Klasifikasi gejala COVID-19
Secara umum, klasifikasi gejala COVID-19 adalah tanpa gejala, gejala ringan, sedang, berat, dan kritis. Semua Bunda hamil yang positif COVID-19 dengan kasus tanpa gejala da gejala ringan boleh dirawat di rumah. Tapi, jika mengalami gejala sedang, berat, atau kritis, maka dia harus segera dirawat di rumah sakit.
Simak tanda-tanda yang dirasakan untuk mendapat penanganan yang sesuai:
- Kasus tanpa gejala dan gejala ringan ditandai dengan beberapa gejala seperti, demam, batuk, sakit kepala, anosmia, kelelahan, nyeri otot dan tulang, nyeri tenggorokan, mual dan muntah, pilek, nyeri perut, diare, dan tingkat saturasi oksigen (Spo2) lebih dari 95 persen.
- Gejala sedang ditandai dengan beberapa gejala berikut seperti, demam, batuk, sesak napas, napasnya cepat 20-30 per menit dengan tingkat saturasi oksigen (Spo2) kurang dari 95 persen di udara ruangan.
- Gejala berat ditandai dengan pernapasannya lebih dari 30 kali tarikan per menit sehingga Bunda menjadi sesak napas. Saturasi oksigen juga menunjukkan nilai kurang dari 95 persen di udara ruangan. Pada kondisi ini, Bunda hamil harus segera mendapatkan perawatan di rumah sakit dengan alat bantu pernapasan.
Meskipun tanpa gejala atau hanya ringan, Bunda sebaiknya tetap waspada dan melakukan prosedur sebagai berikut. Baca di halaman selanjutnya!
Simak juga yuk persiapan melahirkan jika di masa pandemi COVID-19 seperti dalam video di bawah ini:

RISIKO IBU HAMIL POSITIF COVID-19