Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Gejala COVID-19 pada Ibu Hamil dan Tata Laksana Penyembuhannya

dr. Alexander Mukti, Sp.OG   |   HaiBunda

Kamis, 29 Jul 2021 10:40 WIB

Dokter Sisipan
dr. Alexander Mukti, Sp.OG
Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Dokter Spesialis Obstetri & Ginekologi di Eka Hospital Cibubur. Jadwal praktek: Senin, Selasa, Kamis: 08:00-13:00 & 18.00-20:00. Rabu: 10:00-13:00 & 15:00-18.00. Jumat: 10:00-13:00 & 15:00-20:00. Sabtu: 08:00-13:00.
Worried pregnant woman with protective face mask on sofa at home. sick pregnant woman during COVID-19.
Ibu hamil Covid/ Foto: iStockphoto

Ibu hamil termasuk kelompok yang rentan tertular COVID-19. Imun yang relatif lebih rendah ketika hamil, membuat tubuh cepat bereaksi bila ada benda asing masuk ke tubuhnya.

Menghadapi laju penularan COVID-19 varian Delta, Bunda hamil harus lebih waspada. Sebab varian Delta memiliki tingkat penularan lebih cepat dibanding varian Alfa dan Beta.

Data terakhir Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) mencatat, ada sekitar 536.000 ibu hamil yang positif COVID-19 dari bulan April 2020-April 2021. Dari angka itu, sekitar 3 persen menyebabkan kematian pada ibu hamil. Data ini pun menunjukkan 72 persen ibu hamil yang meninggal, tertular di saat usia kehamilan 37 minggu.

Dari total 536.000 ibu hamil, sebanyak 10 persen tanpa gejala. Sedangkan, sebanyak 4,5 persen membutuhkan ruang perawatan ICU di rumah sakit. Hingga kini, data masih terus di-update dan menunggu data peningkatan kasus bulan Mei yang sampai saat ini masih tinggi.

Itu sebabnya, para Bunda yang sedang hamil sebaiknya lebih waspada dengan mengetahui gejala COVID-19, serta risiko yang terjadi saat virus menginfeksi tubuh. Sehingga dapat mempersiapkan persalinan seaman mungkin untuk dirinya dan calon bayi.

Gejala COVID-19 pada ibu hamil

Gejala COVID-19 pada ibu hamil tidak berbeda yang dialami orang pada umumnya. Gejala COVID-19 pada ibu hamil biasanya ditandai dengan terjadinya demam, batuk, dan pilek.

Bunda sebaiknya waspada kalau gejala-gejala ini tidak sembuh selama 2-3 hari setelah minum obat. Dalam kondisi seperti ini Bunda sebaiknya melakukan tes swab PCR.

Sebelum hasil keluar, jangan lupa untuk isolasi mandiri di rumah agar tidak menularkan virus ke anggota keluarga lain.

Beda gejala COVID-19 dengan morning sickness

Ada kalanya gejala COVID-19 pada ibu hamil mirip dengan tanda-tanda kehamilan. Misalnya, Bunda bisa merasakan mual, muntah, sesak napas, hingga demam di awal kehamilan.

Memang sulit membedakan gejala COVID-19 dan tanda kehamilan ini. Tapi, biasanya sekitar 70 persen pasien COVID-19 mengalami gejala anosmia, yakni hilangnya indra penciuman. Tes swab PCR mungkin perlu dilakukan bila ibu mengalami gejala ini lebih dari tiga hari dan curiga terpapar COVID-19.

Klasifikasi gejala COVID-19

Secara umum, klasifikasi gejala COVID-19 adalah tanpa gejala, gejala ringan, sedang, berat, dan kritis. Semua Bunda hamil yang positif COVID-19 dengan kasus tanpa gejala da gejala ringan boleh dirawat di rumah. Tapi, jika mengalami gejala sedang, berat, atau kritis, maka dia harus segera dirawat di rumah sakit.

Simak tanda-tanda yang dirasakan untuk mendapat penanganan yang sesuai:

- Kasus tanpa gejala dan gejala ringan ditandai dengan beberapa gejala seperti, demam, batuk, sakit kepala, anosmia, kelelahan, nyeri otot dan tulang, nyeri tenggorokan, mual dan muntah, pilek, nyeri perut, diare, dan tingkat saturasi oksigen (Spo2) lebih dari 95 persen.

- Gejala sedang ditandai dengan beberapa gejala berikut seperti, demam, batuk, sesak napas, napasnya cepat 20-30 per menit dengan tingkat saturasi oksigen (Spo2) kurang dari 95 persen di udara ruangan.

- Gejala berat ditandai dengan pernapasannya lebih dari 30 kali tarikan per menit sehingga Bunda menjadi sesak napas. Saturasi oksigen juga menunjukkan nilai kurang dari 95 persen di udara ruangan. Pada kondisi ini, Bunda hamil harus segera mendapatkan perawatan di rumah sakit dengan alat bantu pernapasan.

Meskipun tanpa gejala atau hanya ringan, Bunda sebaiknya tetap waspada dan melakukan prosedur sebagai berikut. Baca di halaman selanjutnya!

Simak juga yuk persiapan melahirkan jika di masa pandemi COVID-19 seperti dalam video di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]




RISIKO IBU HAMIL POSITIF COVID-19

Worried pregnant woman with protective face mask on sofa at home. sick pregnant woman during COVID-19.

Ibu hamil Covid/ Foto: iStockphoto

Risiko ibu hamil terkena COVID-19

Penyakit infeksi COVID-19 ini masih termasuk baru di dunia. Hingga kini, kita masih belum tahu risiko dan efek jangka panjang dari seseorang yang pernah kena COVID-19, termasuk pada ibu hamil.

Sampai saat ini, belum ada penelitian yang menyebutkan janin mengalami risiko cacat di organ, seperti penyakit paru-paru atau lahir prematur. Prinsipnya, kalau infeksinya berat, apa pun penyebabnya, secara umum bisa berisiko menyebabkan bayi lahir prematur atau keguguran. Tapi saat ini, kondisi ibu hamil yang terpapar COVID-19 tanpa gejala atau gejala ringan, biasanya relatif lebih terkendali.

Tatalaksana COVID-19 pada ibu hamil

Jika Bunda hamil positif COVID-19 tanpa gejala atau gejala ringan, bisa melakukan isolasi mandiri di rumah. Meski begitu, harus dalam pengawasan dokter terutama jika harus mengonsumsi obat.

Ingat ya! Selama isolasi mandiri, Bunda hamil tidak boleh sembarangan minum obat tanpa resep dokter. Dokter perlu melakukan evaluasi untuk memberikan obat antibiotik atau antivirus dengan dosis yang tepat.

Bunda hamil juga dapat melakukan rontgen kehamilan saat positif COVID-19. tak perlu khawatir karena rontgen aman dilakukan saat hamil karena dosis radiasinya cukup rendah dan tidak berbahaya bagi janin. Di masa pandemi ini, rontgen dada untuk ibu hamil bisa dilakukan untuk mengetahui kondisi paru-paru.

Penting diingat, Bunda juga sebaiknya langsung melakukan tes swab PCR bila mengalami gejala ringan yang tak kunjung sembuh selama tiga hari. Jangan langsung berobat ke Poliklinik agar tidak menularkan virus ke pengunjung rumah sakit lainnya ya!

Jika hasil tes swab PCR positif, segera komunikasikan dengan dokter kandungan. Ikuti langkah dan petunjuk dokter bila Bunda harus isolasi mandiri.

Sementara itu, bila gejala semakin parah dan muncul sesak napas saat isolasi mandiri, Bunda sebaiknya langsung mengupayakan mendapat perawatan ke IGD untuk mendapatkan akses oksigen. Jika memiliki tabung oksigen di rumah bisa digunakan, tapi jangan menunda untuk cari rumah sakit untuk memantau kemajuan kondisi apakah semakin membaik atau memburuk.

Oksigen di rumah itu sifatnya hanya sementara. Bila Bunda sulit mencari rumah sakit, coba hubungi dokter kandungan di mana Bunda konsultasi.

Saat diperbolehkan isolasi mandiri, berikut hal-hal yang harus Bunda hamil lakukan di rumah. Klik di halaman selanjutnya ya!

PANDUAN IBU HAMIL ISOLASI MANDIRI

Worried pregnant woman with protective face mask on sofa at home. sick pregnant woman during COVID-19.

Ibu hamil Covid/ Foto: iStockphoto

Panduan isoman untuk ibu hamil

Selama isolasi mandiri, Bunda harus menjaga konsumsi makanan yang bergizi. Konsumsi multivitamin dan obat-obatan hanya sesuai resep dokter.

Tapi pada umumnya, vitamin kehamilan yang Bunda minum sudah cukup melindungi tubuh. Meski ini semua penting, jangan pernah lupakan protokol kesehatan sebagai upaya pencegahan dan memutus rantai penularan. Ingat ya, bila sudah terkena COVID-19, tidak ada obat atau vitamin yang efektif menangani virus ini.

Persalinan ibu hamil dengan COVID-19

Prosedur persalinan ibu yang positif COVID-19 tergantung dari fasilitas kesehatan di rumah sakit. Jika tersedia ruangan khusus isolasi dengan tekanan negatif, ibu bisa melahirkan dengan normal.

Namun, kebanyakan rumah sakit di Indonesia belum banyak yang memiliki ruangan ini. Ruangan yang memenuhi standar protokol kesehatan dapat meminimalisir risiko penularan virus pada tenaga kesehatan dan bayinya sendiri.

Sementara itu, bayi yang lahir dari ibu positif COVID-19 biasanya akan menjalani tes swab sebanyak 2 kali dengan jeda waktu 1x24 jam. Kalau hasilnya negatif, sebaiknya bayi tidak dijadikan satu ruangan dengan ibu yang positif COVID-19 untuk menghindari risiko penularan. Menyusui memang tetap diperbolehkan saat ibu positif COVID-19, namun butuh protokol kesehatan yang ketat agar bayi tidak tertular.

Persiapan ibu hamil COVID-19 melahirkan

Kunci utama persiapan melahirkan bagi ibu hamil positif COVID-19 adalah mental dan ketenangan. Kedua hal ini bisa didapatkan dari dukungan suami selama persiapan melahirkan.

Biasanya ibu akan menjadi stres bila mengetahui dirinya terpapar virus tepat sebelum melahirkan. Di sinilah peran suami dibutuhkan untuk mendukung dan menenangkan istrinya.

Saat terkena COVID-19, Bunda hamil jangan sampai stres. Selalu hubungi dokter yang memang dipercaya setiap kontrol kehamilan ya. Dokter akan memberikan arahan supaya Bunda bisa tahu apa yang harus dilakukan. Bila Bunda panik, tidak ada solusi yang dapat dilakukan untuk membantu menenangkan diri jelang persalinan.

Jika setelah melahirkan kondisi kesehatan Bunda bagus dan tanpa gejala, atau gejala ringan, maka Bunda bisa melanjutkan isolasi mandiri di rumah. Sementara bila mengalami gejala sedang hingga berat, Bunda perlu menjalani perawatan di rumah sakit.

Cara melindungi diri agar ibu hamil terhindar COVID-19

Ibu hamil dapat melakukan vaksinasi COVID-19 guna melindungi diri. Vaksinasi juga dapat diberikan pada wanita yang sedang menjalani program hamil. Sejauh ini, vaksin COVID-19 tidak memengaruhi program hamil. Kalau Bunda mendapatkan kesempatan untuk vaksin, segera lakukan untuk melindungi diri dan buah hati.

Apakah Bumil yang sudah sembuh COVID-19, boleh vaksin setelah 3 bulan?

Setelah 3 bulan sembuh dari COVID-19, ibu hamil disarankan untuk mendapatkan vaksin. Syaratnya, usia kehamilan di atas 12 minggu dan di bawah 33 minggu.


(rap/rap)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda