Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Keguguran Akibat Janin Tidak Berkembang, Apa Saja yang Perlu Diwaspadai?

Kinan   |   HaiBunda

Jumat, 03 Sep 2021 12:50 WIB

ilustrasi keguguran
Ilustrasi keguguran karena janin tidak berkembang/ Foto: iStock

Janin tidak berkembang alias blighted ovum merupakan kondisi kehamilan yang perlu diwaspadai, Bunda. Biasanya, ini terjadi pada tahap awal, di mana sel telur yang telah dibuahi tidak dapat berkembang menjadi embrio setelah menempel pada dinding rahim. 

Dilansir Healthline, janin tidak berkembang menjadi salah satu penyebab utama keguguran.

Apa itu keguguran akibat janin tidak berkembang?

Blighted ovum terjadi pada tahap awal dalam proses perkembangan embrio. Sel telur yang dibuahi sperma akan mulai memproduksi sel-sel baru dengan cepat, bahkan hanya dalam waktu beberapa jam. 

Pada kehamilan normal, sel telur yang telah dibuahi akan tumbuh dari gumpalan sel menjadi embrio pada hari ke-10 perkembangan. Embrio kemudian akan 'menanamkan' dirinya ke dalam dinding rahim. 

Hal ini memicu pelepasan hormon kehamilan tingkat tinggi dalam tubuh dan plasenta mulai berkembang untuk janin. Janin kemudian akan terus tumbuh selama beberapa pekan ke depan. Nantinya di sekitar minggu ke-6 kehamilan, Si Kecil akan mulai terlihat pada pemeriksaan ultrasound atau USG.

Lain halnya ketika kasus janin tidak berkembang terjadi. Sel telur yang telah dibuahi tidak dapat berkembang menjadi embrio, tetapi tetap 'menanamkan' dirinya ke dalam rahim.

Ada pula kasus blighted ovum lain di mana sel telur yang dibuahi berhasil tumbuh menjadi embrio, namun berhenti berkembang beberapa hari kemudian.

Penyebab keguguran akibat janin tidak berkembang

Ada beberapa faktor penyebab janin tidak berkembang. Dari penelitian yang dilakukan pada wanita dengan blighted ovum, disimpulkan bahwa sebagian besar keguguran janin tidak berkembang disebabkan oleh kromosom abnormal.

Sel telur atau embrio yang dibuahi mungkin kehilangan kromosom atau berkembang terlalu banyak, yang kemudian mengganggu proses normal perkembangan. 

Dalam kasus yang jarang terjadi, mutasi genetik juga bisa menjadi penyebab blighted ovum, khususnya untuk embrio yang berhenti berkembang setelah menempel pada rahim.

Tanda dan gejala janin tidak berkembang

Meskipun embrio tidak berkembang dengan baik atau telah berhenti sama sekali, wanita mungkin dapat tetap mengalami gejala awal kehamilan. Ini karena tubuh sudah mengenali ada sesuatu yang menempel pada rahim.

Sampai embrio dikeluarkan dari tubuh, hormon masih diproduksi dan tes kehamilan dapat memberikan hasil positif. Jika mengalami kondisi ini, Bunda mungkin juga tetap dapat mengalami keluhan umum hamil seperti morning sickness dan nyeri payudara.

Namun, beberapa tanda mungkin mengindikasikan seorang wanita mengalami blighted ovum atau keguguran akibat janin tidak berkembang, yaitu:

  • Pendarahan berat yang tidak normal
  • Kram perut yang parah
  • USG menunjukkan ada kantung ketuban, tetapi tidak memiliki embrio di dalamnya

Pengobatan untuk keguguran akibat janin tidak berkembang

Setelah didiagnosis dengan blighted ovum, ada beberapa perawatan berbeda yang dapat dilakukan. Pemilihannya bergantung pada bagaimana tubuh bereaksi terhadap sel telur atau embrio yang 'menempel'.

Sebagian wanita mungkin tidak memerlukan pengobatan sama sekali, karena tubuh sudah mampu mengenali bahwa tidak ada perkembangan dan mengeluarkan embrio dengan cara keguguran secara alami,

Jika blighted ovum didiagnosis tetapi tubuh terus memperlihatkan tanda-tanda hamil dan hormon tetap diproduksi, dokter mungkin akan menunggu beberapa hari untuk melihat apakah tubuh mampu mengeluarkan embrio. Jika tidak ada perkembangan, tindakan pembedahan dapat dilakukan. 

Hasil test pack positif saat janin tidak berkembang, kok bisa?

Blighted ovum dapat terjadi sebelum Bunda menyadari sedang hamil. Yang sering terjadi pada kasus ini adalah plasenta akan terus berkembang setelah keguguran.

Ini disebut kehamilan anembrionik, yakni ketika tubuh tidak beradaptasi dengan keguguran dan terus mempersiapkan diri untuk bayi. Nah, kondisi inilah yang sering menyebabkan tes kehamilan positif palsu.

Bisakah hamil kembali setelah keguguran akibat janin tidak berkembang?

Mengalami satu kali kondisi janin tidak berkembang biasanya tidak perlu dikhawatirkan. Studi menunjukkan Bunda kemungkinan akan memiliki kehamilan yang normal dan sehat di masa depan, bahkan segera setelah riwayat kasus blighted ovum.

Dalam sebuah penelitian yang melibatkan wanita dengan keguguran dini, sekitar 80 persen mampu memiliki kehamilan yang sehat dalam waktu 5 tahun ke depan.

Jika Bunda mengalami kasus janin tidak berkembang atau pernah keguguran lebih dari sekali, mungkin ada masalah mendasar yang berbeda, seperti ketidakseimbangan hormon atau mutasi genetik. Segera lakukan konsultasi dengan dokter untuk mengidentifikasi kemungkinan penyebab komplikasi dalam perkembangan kehamilan ya, Bunda.

[Gambas:Video Haibunda]



(som/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda