Kehamilan Minggu ke-6: Masih Bolehkah Melakukan Hubungan Seksual?

New parents enjoying pregnancy touching belly at home

Ilustrasi suami istri/Foto: iStock

Jakarta - Di usia kehamilan 6 minggu ini mungkin Bunda bertanya-tanya apakah boleh melakukan hubungan seksual bersama suami tercinta. Rasanya ingin tapi Bunda khawatir? Daripada ragu apakah berbahaya untuk janin atau enggak, simak penjelasan berikut ini ya Bunda.

Dikutip dari Web MD seks adalah bagian kehamilan yang alami dan normal. jika Bunda memiliki kehamilan yang normal, gerakan penetrasi dan hubungan intim tidak akan membahayakan Si Kecil yang dilindungi oleh perut dan dinding otot rahim. Si Kecil juga dilindungi oleh cairan kantong ketuban.

Jadi berhubungan seks saat hamil 6 minggu dapat dilakukan selama Bunda memiliki kehamilan yang sehat. Namun, jika ragu mengenai kondisi kesehatan kehamilan Bunda, ada baiknya berkonsultasi dulu ke dokter sebelum melakukan hubungan seksual.

Apakah normal mengalami kram selama atau setelah orgasme?

Jangan khawatir, Bunda. Dilansir dari What To Expect terasa sedikit kram saat Bunda mencapai klimaks bukanlah pertanda ada yang salah. Ketidaknyamanan yang tidak berbahaya ini disebabkan peningkatan aliran darah ke daerah panggul selama kehamilan, dikombinasikan dengan kemacetan yang biasa terjadi pada organ seksual saat berhubungan seks, dan kontraksi normal rahim setelah berhubungan seks.

Kontraksi rahim dapat berlangsung hingga setengah jam setelah berhubungan. Selain itu kecemasan dan stres juga bisa memicu rasa sakit dan kram. Bunda bisa meminta suami untuk memijat- punggung bawah dengan lembut agar otot-otot Bunda menjadi rileks.

Banner Tips Merawat Tanaman Hias Indoor/ Foto: HaiBunda/Mia

Apa posisi seks terbaik selama kehamilan?

Dikutip dari Mayoclinic selama Bunda merasa nyaman, sebagian besar posisi seksual diperbolehkan selama kehamilan. Seks oral juga aman selama kehamilan. Saat kehamilan Bunda berlanjut, bereksperimen lah untuk menemukan yang terbaik selagi itu membuat kesenangan dan kenyamanan bersama.

Apakah kondom diperlukan?

Memiliki infeksi menular seksual selama kehamilan dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius bagi Bunda dan Si Kecil. Hindari semua bentuk seks - vagina, oral dan anal - jika pasangan memiliki infeksi menular seksual aktif atau baru didiagnosis.

Lalu pada kondisi seperti apa saja kah sekiranya Bunda tidak disarankan untuk berhubungan seksual saat hamil? Bunda bisa simak lengkapnya di halaman berikut ya.

Simak juga video tentang 4 manfaat melakukan hubungan seks saat hamil di bawah ini ya:

[Gambas:Video Haibunda]

KONDISI KEHAMILAN YANG TIDAK DISARANKAN UNTUK BERHUBUNGAN SEKSUAL

Ilustrasi suami istri/Foto: iStock

Jika merasa khawatir, sebelum melakukan hubungan seks sebaiknya Bunda berkonsultasi dulu dengan dokter kandungan. Seperti dilansir dari Web MD, dokter mungkin menyarankan Bunda untuk tidak berhubungan seks jika Bunda memiliki salah satu dari jenis kehamilan berisiko tinggi berikut;

Bunda berisiko mengalami keguguran atau riwayat keguguran sebelumnya
Bunda berisiko mengalami persalinan prematur (kontraksi sebelum 37 minggu kehamilan)
Bunda mengalami pendarahan vagina, keputihan, atau kram tanpa penyebab yang diketahui
Kantong ketuban Bunda mengeluarkan cairan atau ketuban pecah
Leher rahim Bunda telah terbuka terlalu dini pada kehamilan
Plasenta terlalu rendah di dalam rahim (plasenta previa)
Bunda sedang hamil anak kembar, kembar tiga, atau kembar dengan jumlah lainnya

Ingatlah bahwa jika dokter mengatakan 'jangan berhubungan seks', itu mungkin termasuk apa pun yang melibatkan orgasme atau gairah seksual, bukan hanya hubungan seksual. Diskusikan lebih dalam tentang hal ini agar Bunda mengerti maksudnya apa saja yang memang benar-benar tidak dibolehkan dan apa saja yang masih dibolehkan.

Jadi kesimpulan dari penjelasan di atas Bunda memang harus menanyakan tentang hal ini kepada dokter terlebih dahulu. Jika Bunda merasa kandungan Bunda tidak termasuk kandungan beresiko tinggi dan dokter kandungan menyetujui niat Bunda dan suami, Bunda diperbolehkan berhubungan seksual sesuai dengan posisi yang disarankan dokter. Sekian Bunda informasi kali ini. Semoga bisa menjawab rasa penasaran Bunda ya.