KEHAMILAN
5 Tips agar Bumil Tetap Sehat dan Aman saat Traveling di Masa Pandemi
Amira Salsabila | HaiBunda
Jumat, 03 Dec 2021 20:39 WIBJakarta - Bagi Bunda yang tengah merencanakan perjalanan liburan saat mengandung Si Kecil, pastinya ada rasa ragu ya apakah perjalanan nanti akan mengganggu kehamilan.
Apalagi bepergian terkadang dapat melelahkan dan kebanyakan ibu hamil menghindari perjalanan jarak jauh selama kehamilan karena mengkhawatirkan keamanan yang berada dalam kandungan. Apalagi kini pandemi COVID-19 masih berlangsung.
Jika Bunda sedang mengandung Si Kecil dan ingin melakukan perjalanan jauh, lebih baik berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Pertimbangkan standar perawatan medis di tempat tujuan yang Bunda pilih.
Bunda sebaiknya bawa catatan medis Agar dapat memberikan informasi yang relavan kepada dokter jika memerlukan perhatian medis yang mendesak.
Apa saja risiko bumil bila traveling
“Bepergian selama kehamilan menjadi kekhawatiran banyak ibu hamil, tetapi jika kehamilan tidak memiliki komplikasi, tidak ada alasan mengapa Bunda tidak dapat bepergian dengan aman selama mengambil tindakan pencegahan yang tepat,” kata Sarah Reynolds, Konsultan Ahli Kandungan dan Ginekologi di Bedford Hospital NHS Trust, dikutip NHS.
Namun bagi ibu hamil yang berisiko mengalami komplikasi disarankan untuk tidak bepergian. Berikut ini beberapa kondisi yang termasuk komplikasi:
- Masalah serviks, seperti leher rahim tidak kompeten
- Pendarahan vagina
- Diabetes gestasional
- Hipertensi
- Pre-eklampsia
- Kelainan plasenta
- Keguguran sebelumnya
- Kehamilan ektopik sebelumnya
- Persalinan prematur sebelumnya
Bunda yang akan traveling dalam jarak jauh dengan mobil, bus, kereta api, dan pesawat juga harus berhati-hati. Lama tak bergerak selama perjalanan dapat meningkatkan risiko pembentukan gumpalan di pembuluh darah dalam kaki, yang dikenal sebagai deep vein thrombosis (DVT).
Deep Vein Thrombosis (DVT) adalah suatu kondisi gumpalan darah terbentuk di pembuluh darah, biasanya terjadi pada kaki. DVT dapat menyebabkan kondisi berbahaya yang disebut emboli paru. Penelitian menunjukkan bahwa semua jenis perjalanan yang berlangsung selama 4 jam atau lebih dengan mobil, bus, kereta api, atau pesawat, dapat meningkatkan risiko DVT.
Berikut ini langkah-langkah yang dapat mengurangi DVT :
- Minum banyak cairan tanpa kafein
- Kenakan pakaian yang longgar
- Berjalan dan lakukan peregangan secara berkala
- Stoking khusus yang menekan kaki, baik di bawah lutut atau panjang penuh, juga bisa dipakai untuk membantu mencegah pembentukan gumpalan darah.
Kapan waktu yang tepat untuk bumil bisa traveling?
“Waktu yang ideal untuk bepergian adalah pada trimester kedua, yaitu antara usia kehamilan 14 dan 28 minggu,” kata Dr Jennifer Feige, dokter obgyn di University of Utah Health, dikutip dari Healthcare.
Beberapa ibu hamil memilih untuk tidak bepergian pada trimester pertama karena mual dan merasa sangat lelah selama tahap awal ini. Selain itu, pada trimester pertama juga dapat membawa risiko keguguran, pendarahan vagina, dan kram.
Pada trimester ketiga, ada peningkatan risiko tidak hanya dengan pendarahan atau kebocoran cairan. Bunda juga mungkin merasa terlalu lelah dan tidak nyaman untuk menikmati perjalanan. Selain itu, perlu diketahui bahwa ibu hamil di atas 35 minggu tidak disarankan untuk terbang lebih dari 5 jam, lho Bun.
Lalu, bagaimana cara mengurangi risiko keguguran jika Bunda ingin melakukan perjalanan jarak jauh saat mengandung Si Kecil? Simak di halaman selanjutnya, ya.
Simak juga video tentang gerakan mencegah pegal saat bumil jalan-jalan di bawah ini ya.

MINIMALKAN RISIKO KEGUGURAN BILA BUMIL TRAVELING