kehamilan
7 Tips Melahirkan Normal Tanpa Jahitan, Bunda Perlu Tahu
Senin, 27 Dec 2021 19:45 WIB
Kebanyakan Bunda menginginkan melahirkan normal karena minim risiko. Namun, melahirkan normal juga bisa menyebabkan robekan vagina atau perineum, Bunda.
Menurut dr.Fredrico Patria, Sp.OG., melahirkan normal dimulai dari rasa mulas yang dirasakan Bunda sampai keluarnya bayi dengan kondisi kepala dulu melalui vagina dalam keadaan hidup tanpa alat bantu. Lama persalinan normal setidaknya kurang dari 24 jam.
Persalinan normal membutuhkan tiga faktor penting, yakni kekuatan ibu saat mengejan, keadaan jalan lahir, dan keadaan janin. Ketiganya saling berkaitan dan menjadi faktor penentu dalam persalinan normal.
"Ketiga faktor harus dalam keadaan baik, sehingga bayi dapat dilahirkan dengan normal," kata Fredrico dalam buku Dahsyatnya Hamil Sehat & Normal.
Kekuatan mengejan dapat membuat janin terdorong ke bawah dan memasuki rongga panggul. Saat kepala bayi memasuki ruang panggul, posisi kepala sedikit menekuk sehingga dagu menjadi dekat dengan dada janin.
Posisi ini dapat memudahkan kepada janin lolos melalui jalan lahir, Bunda. Setelah kepala keluar, bagian tubuh janin yang lain akan mengikuti, mulai dari bahu, badan, dan kedua kaki.
perineum, yakni daerah di antara vagina dan anus.
Selama persalinan normal, daerah perineum akan meregang untuk jalan bayi keluar. Namun, perineum kemungkinan masih bisa robek bila ukuran bayi terlalu besar.
Robekan perineum juga dapat terjadi karena prosedur episiotomi. Prosedur ini dilakukan dengan menggunting kulit dan otot daerah perineum dengan tujuan memperbesar jalan lahir sebelum persalinan.
"Prosedur ini banyak ditakuti para ibu hamil karena terbayang rasa sakitnya. Selain itu, irisan yang dibuat lebih besar dari yang diperlukan. Akibatnya banyak muncul keluhan seperti pendarahan berlebih, rasa tidak enak di bekas luka, serta rasa nyeri saat berhubungan seksuak," ujar Fredrico.
Perineum robek saat melahirkan normal
Dilansir Parents, perineum robek atau robekan vagina adalah laserasi pada perineum yang terjadi saat bayi didorong keluar. Selain menggunakan episiotomi, robekan dapat terjadi secara spontan saat melahirkan.
"Selama melahirkan normal, vagina harus meregang cukup untuk memungkinkan bayi keluar," kata Sherry Ross, MD, seorang obgyn dan ahli kesehatan wanita di Pusat Kesehatan Providence Saint John di Santa Monica, California.
"Diharapkan vagina akan cukup meregang tanpa robek, tapi sering juga terjadi robekan," sambungnya.
Kemungkinan perineum robek cukup tinggi pada Bunda yang baru pertama kali melahirkan. Setidaknya 95 persen bisa mengalami robekan selama persalinan normal karena jaringan yang kurang fleksibel atau lentur.
Faktor lain juga dapat berkontribusi terhadap kemungkinan terjadinya robekan. Berikut faktor-faktor tersebut:
- Berat badan Bunda berlebih saat hamil.
- Kelahiran cepat, sehingga tubuh memiliki waktu sedikit untuk adaptasi jelang melahirkan.
- Posisi bayi menghadap ke atas, sehingga memberikan tekanan ekstra pada bagian vagina.
- Persalinan lama yang menyebabkan pembengkakan vagina bisa meningkatkan risiko terjadinya robekan.
Tindakan utama untuk mengatasi robekan perineum dalam dengan dijahit. Butuh waktu beberapa minggu bagi luka jahitan untuk benar-benar sembuh.
![]() |
Tips melahirkan normal tanpa jahitan
Robekan perineum bisa dicegah, sehingga Bunda dapat melahirkan normal tanpa jahitan lho. Melansir dari berbagai sumber, berikut 7 tips melahirkan normal tanpa jahitan:
1. Rajin melakukan latihan kegel
Selama hamil, Bunda bisa rutin melakukan senam kegel ya. Senam kegel membantu menguatkan otot yang mendukung kandung kemih, rahim, dan usus. Mengutip WebMD, memperkuat otot-otot ini selama kehamilan dapat menambah kemampuan untuk mengendalikannya dalam persiapan melahirkan.
Otot-otot panggul yang kuat bisa mencegah robeknya perineum saat melahirkan normal. Seman ini juga dapat mengurangi risiko urinasi seperti inkontinensia setelah persalinan.
Latihan senam kegel dapat dilakukan dengan seperti saat Bunda menahan urine saat sedang buang air kecil, lalu dilepaskan perlahan. Cara lain dengan memasukkan jari dalam vagina, lalu lakukan gerakan menahan buang air kecil. Apabila jari terasa seperti terjepit, artinya otot akan segera digerakkan dan dilatih
Saat itu, gerakkan otot selama 3 sampai 10 detik dan lemaskan. Bernapaslah secara normal dan jangan sampai kaki, bokong, dan otot perut bergerak selama melakukan senam ini.
2. Memerhatikan posisi melahirkan
Posisi melahirkan saat mendorong janin memiliki pengaruh besar terhadap kemungkinan perineum robek, Bunda. Beberapa posisi yang direkomendasikan adalah berbaring, posisi litotomi (berbaring dengan kaki terangkat) atau posisi setengah berbaring.
Namun, posisi terbaik melahirkan normal tanpa jahitan adalah posisi yang Bunda anggap nyaman. Bunda bebas bergerak selama persalinan untuk menemukan posisi yang membantu mereka mengatasi kontraksi. Coba konsultasikan ke dokter perihal posisi melahirkan ini ya.
3. Mengatur napas selama melahirkan
Kebanyakan wanita memiliki respons alami untuk mengejan selama kontraksi. Pada kondisi ini, Bunda sebaiknya tidak perlu mendorong dengan seluruh tubuh sambil menahan napas untuk melahirkan.
Hal tersebut hanya akan mengurangi oksigen untuk Bunda dan bayi, serta bisa bikin otot-otot menegangkan. Ingatlah bahwa bayi harus keluar, bukan ditahan. Jadi, Bunda perlu mengatur napas saat kontraksi.
Saat kepala bayi terdorong ke dasar panggul, perineum mulai meregang. Tubuh memberi sinyal ke otak untuk berhenti, memperlambat, dan membiarkan perineum meregang untuk mengeluarkan kepala bayi. Seringkali tahap ini menjadi intens dan Bunda merasa perlu mengejan untuk cepat mengeluarkan bayi. Padahal, di tahap ini, Bunda perlu bersabar dan mengatur napas dengan benar.
4. Kompres hangat daerah perineum
Selama kala dua persalinan, Bunda bisa mengompres hangat daerah perineum untuk mengurangi robekan yang parah. Rasa hangat dapat meningkatkan aliran darah ke area tersebut.
Beberapa wanita menggunakan cara ini untuk membuat tubuh rileks dan nyaman selama melahirkan normal. Kompres bisa dilakukan dengan bantuan perawat yang membantu persalinan.
5. Pijat daerah perineum
Pijat daerah perineum dapat dilakukan 4 sampai 6 minggu sebelum persalinan, Bunda. Cara ini dilakukan untuk mengurangi risiko robekan dan dapat melahirkan tanpa jahitan.
Pijat perineum juga dapat membantu Bunda mengenal tubuh sendiri, sehingga yakin dengan kemampuan untuk meregangkannya saat melahirkan. Nah, jika Bunda merasa enggak nyaman, maka jangan dipaksakan untuk pijat perineum ya.
Meskipun tindakan ini bisa mengurangi risiko trauma perineum, tampaknya penurunan risiko mungkin disebabkan oleh kemungkinan wanita akan menjalani episiotomi atau tidak. Para peneliti tidak yakin mengapa hal ini terjadi, tetapi satu teori menyatakan bahwa wanita yang memilih pijat perineum lebih termotivasi untuk menghindari episiotomi.
6. Mengontrol dorongan saat melahirkan
Bunda perlu mempersiapkan dan mengontrol dorongan saat melahirkan agar tidak terjadi robekan. Setidaknya, cara ini dapat dilakukan selama kala dua persalinan.
Mendorong bayi keluar dengan lembut dan perlahan dapat memberikan waktu pada jaringan untuk meregang dan memberi jalan bayi untuk lahir. Coba tanyakan cara ini pada dokter atau bidan yang menangani persalinan ya, Bunda.
7. Tetap tenang selama proses persalinan
Kunci utama keberhasilan melahirkan tanpa jahitan adalah tenang. Bunda perlu tetap tenang selama persalinan agar otot-otot bisa meregang dengan baik.
Selama proses persalinan, Bunda bisa meminta dukungan dari keluarga atau menyewa doula agar merasa tenang. "Memiliki doula dapat menumbuhkan rasa percaya diri, mengelola perasaan selama persalinan, dan dapat memengaruhi cara melahirkan," kata Renee Adair, founder Australian Doula College, dikutip dari Kidspot.
Simak juga 30 daftar barang yang wajib dibawa jelang persalinan, dalam video berikut:
(ank/som)
