Dea Ananda Tak Percaya Hamil, Tunda Test Pack & Terharu Dengar Detak Jantung Bayinya

Dea Ananda Hamil Anak Pertama/ Foto: Instagram @dea_ananda

Dea Ananda dan suaminya, Ariel, tengah menanti kehadiran anak pertama. Saat ini, Dea Ananda sedang hamil 20 minggu atau sudah masuk trimester 2 nih, Bunda.

Kehadiran sang buah hati begitu ditunggu pasangan yang menikah tahun 2009 ini. Dea dan Ariel memang berencana punya momongan sejak mengikuti program bayi tabung tahun 2020 lalu.

Kabar kehamilan Dea Ananda pertama kali dibagikannya di Instagram pada akhir tahun lalu. Dea berbagi kisah tentang suka dukanya menjalani bayi tabung, Bunda.

Mantan personel Trio Kwek Kwek ini sempat tak percaya saat dirinya dinyatakan positif hamil lho. Ia bahkan memutuskan untuk mengundur waktu cek kehamilannya dengan test pack.

Foto: HaiBunda/Novita Rizki

"Abis embrio transfer ada two week waiting, abis nunggu dokter minta cek test pack. Tapi karena kita deg-degan, kita mundurin besok-besok," kata Dea kepada HaiBunda, baru-baru ini.

"Besoknya dicek, ternyata garisnya positif, tapi kita enggak heboh, enggak percaya gitu. Aku kasih ke dia (Ariel). Sampai kita WhatsApp ke dokter, dokter bilang jelas banget, besok disuruh datang," sambungnya.

Meski sudah ke dokter, Dea dan Ariel masih belum percaya dengan kehamilan ini. Keduanya memang tak berharap banyak, karena kerap mendengar cerita tentang pasangan yang gagal bayi tabung saat mencoba pertama kalinya.

Keduanya baru yakin saat mendengar detak jantung sang buah hati, Bunda. Bagi Ariel, ini menjadi pengalaman baru yang tak terlupakan.

"Baru percaya aku hamil itu pas minggu di mana kita bisa dengar denyut jantung, sebelumnya sempat denial gitu, gue kenapa ya? Karena kita less expectation, mengingat kita suka dengar tentang bayi tabung lebih dari sekali," ujar Dea.

"Iya, bisa dengar detak jantung pertama itu new experience sih yang bikin kita 'wow beneran?'," timpal Ariel.

Momen tersebut ternyata sangat membekas untuk Ariel. Dea mengaku, suaminya sampai meneteskan air mata karena terharu dan bahagia mendengar detak jantung sang buah hati.

"Ya terharu lah, video diulang-ulang terus, sampai kamar lihat videonya, terus dia netes air matanya, terharu," ungkap Dea.

Perjuangan Dea Ananda untuk bisa mendapatkan momongan memang tak mudah. Ia sampai harus menjalani beberapa prosedur medis karena mengalami masalah di organ reproduksi. Seperti apa ceritanya?

Baca halaman berikutnya ya.

Simak juga 5 tips dari dokter obgyn agar Bunda cepat hamil, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

SEMPAT JALANI AKUPUNTUR SAAT PROSES BAYI TABUNG

Foto: Instagram @dea_ananda

Sebelum mulai program bayi tabung, Dea Ananda menjalani beberapa tindakan medis karena mengalami polycystic ovary syndrome (PCOS), endometriosis, dan hidrosalping. Kondisi medis ini baru ditemukan ketika dia menjalani pemeriksaan laparoskopi, Bunda.

"Aku ketemu dokter, terus disaranin laparoskopi, tapi sebelumnya diperiksa ada PCOS. Kemudian laparoskopi lagi karena dicurigai ada hidrosalping, itu kayak penyumbatan di tuba kiri dan kanan. Akhirnya aku laparoskopi dulu, terus dioperasi diangkat tubanya kiri dan kanan," kata Dea Ananda.

"Habis itu di laparoskopi lagi, ketahuan di dalamnya ternyata ada endometriosis, jadi diangkat juga. Setelah semuanya bersih," sambungnya.

Setelah dinyatakan sehat, Dea enggak langsung menjalani program bayi tabung. Sebab, suaminya, Ariel, mesti menjalani analisa sperma karena kualitasnya kurang baik.

Ariel pun disarankan untuk menurunkan berat badan dan menjalani pola hidup sehat oleh dokter. Sekitar tiga bulan, kondisinya baru dinyatakan baik dan siap menjalani bayi tabung.

Dea Ananda laluu menjalani prosedur ovum pick up pada tahap awal proses bayi tabung. Setelah itu, dia harus menunggu selama beberapa bulan karena rahimnya tak kunjung siap untuk transfer embrio, Bunda.

Dea pun menjalani akupuntur untuk memperbaiki kondisi rahimnya. Barulah setelah ini, Dea Ananda melakukan transfer embrio dan hamil anak pertama.

"Dokter saranin akuputur. Akhirnya aku akupuntur untuk memperbaiki ketebalan dinding rahimnya selama dua bulan sampai rahim bagus. Ada pengingkatan, akhirnya dinyatakan boleh embrio transfer," ungkap wanita 35 tahun ini.