Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Ini Kondisi Sperma yang Menyebabkan Bunda Sulit Hamil, Kenali dan Atasi Yuk

Amira Salsabila   |   HaiBunda

Sabtu, 19 Mar 2022 20:16 WIB

A sample of donor sperm and a doctors prescription
Ilustrasi uji sperma/Foto: Getty Images/iStockphoto/LightFieldStudios

Jakarta - Saat menjalani program hamil, Bunda dan Ayah tentu akan sama-sama berusaha menyiapkan kondisi terbaik agar tercipta kehamilan yang sehat ya?

Dengan tubuh yang sehat, tentu potensi kehamilan akan semakin besar. Selain Bunda yang harus menyiapkan diri menjalani kehamilan, Ayah tentu juga perlu menjaga kesehatannya agar bisa menghasilkan sperma yang sehat.

Memang, seperti apa sajakah kualitas sperma yang menyebabkan proses pembuahan terhambat?

Infertilitas pria dapat disebabkan produksi sperma yang rendah, fungsi sperma yang tidak normal atau penyumbatan yang mencegah pengiriman sperma. Penyakit, cedera, masalah kesehatan kronis, pilihan gaya hidup, dan faktor lain yang dapat menyebabkan infertilitas pria.

Infertilitas pada pria mungkin satu-satunya alasan pasangan tidak dapat hamil. Oleh karena itu, sangat penting bagi pria dan wanita untuk menjalani tes kesuburan lebih awal.

Lalu, Bagaimana kondisi sperma pria yang membuat Bunda tidak bisa hamil? Simak penjelasannya, berikut ini, ya Bunda.

Mengenal oligospermia

Melansir dari laman Healthline, oligospermia adalah masalah kesuburan pria yang ditandai dengan jumlah sperma yang rendah. Aspek lain dari kesehatan seksual pria dengan kondisi ini adalah tipikal.

Ini termasuk kemampuan untuk mendapatkan dan mempertahankan ereksi, serta menghasilkan ejakulasi saat orgasme.

Jumlah sperma yang rendah berarti bahwa cairan atau air mani yang pria ejakulasikan selama orgasme mengandung lebih sedikit sperma daripada biasanya yakni jika pria memiliki kurang dari 15 juta sperma per mililiter air mani.

Memiliki jumlah sperma yang rendah dapat mengurangi kemungkinan salah satu sperma akan membuahi sel telur Bunda yang mengakibatkan kehamilan. Meskipun demikian, banyak pria yang memiliki jumlah sperma rendah masih bisa menjadi ayah seorang anak.

Gejala oligospermia

Melansir dari laman Mayo Clinic, pada beberapa pria, masalah mendasar seperti kelainan kromosom bawaan, ketidakseimbangan hormon, pelebaran pembuluh darah testis atau kondisi yang menghalangi jalannya sperma dapat menyebabkan tanda dan gejala.

Berikut ini adalah beberapa tanda yang mungkin menjadi gejala sperma pria rendah:

1. Masalah dengan fungsi seksual, misalnya, dorongan seks yang rendah atau kesulitan mempertahankan ereksi atau disfungsi ereksi.

2. Nyeri, bengkak, atau ada benjolan di area testis.

3. Penurunan rambut wajah, tubuh, atau tanda-tanda lain dari kelainan kromosom atau hormon.

Banner Hidup Indra KenzBanner Hidup Indra Kenz/ Foto: HaiBunda/Novita Rizki

Faktor penyebab oligospermia

Ada banyak penyebab rendahnya jumlah sperma mulai dari faktor lingkungan, seperti polusi industri dan faktor gaya hidup termasuk merokok dan berat badan hingga penyebab medis seperti ketidakseimbangan hormon dan infeksi.

Dirangkum dari laman E TIMES, berikut ini adalah beberapa penyebab umum jumlah sperma rendah yang perlu diperhatikan pria:

1. Usia

Sama seperti wanita, risiko jumlah sperma yang rendah dan ketidaksuburan meningkat seiring bertambahnya usia. Terjadi penurunan produksi kadar testosteron pasca 30 tahun, yang juga diketahui memengaruhi produksi sperma.

Selain itu, kemungkinan mengalami disfungsi ereksi meningkat tiga kali lipat pada pria berusia antara 40 hingga 70 tahun, yang pada gilirannya dapat menyebabkan jumlah sperma yang rendah dan infertilitas.

2. Obesitas

Obesitas telah dikaitkan dengan peningkatan azoospermia atau oligozoopermia. Pria gemuk 3 kali lebih mungkin menunjukkan penurunan kualitas air mani dibandingkan pria dengan berat badan normal.

Obesitas secara negatif memengaruhi potensi reproduksi pria dengan mengurangi kualitas sperma. Selain itu, juga mengubah struktur fisik dan molekul sel germinal di testis, yang pada akhirnya memengaruhi kematangan dan fungsi sel sperma.

3. Merokok

Asap rokok mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia dan spesies oksigen reaktif, yang merusak fungsi sperma, menurunkan jumlah sel sperma dan akhirnya menyebabkan infertilitas pria. Merokok tidak hanya menyebabkan penurunan kualitas sperma, tetapi juga memengaruhi kuantitas sperma bergantung pada dosis.

Lanjut ke halaman berikutnya yuk Bunda.

Saksikan juga yuk video tentang 7cara tingkatkan kualitas sperma di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]




PENGOBATAN OLIGOSPERMIA

Portrait of young 35s just married couple in love posing photo shooting seated on couch in modern studio apartments, concept of capture happy moment, harmonic relationships, care and sincere feelings

Ilustrasi suami istri/Foto: iStockphoto

4. Alkohol

Asupan alkohol yang berlebihan tidak hanya berbahaya bagi motilitas sperma, tetapi juga memengaruhi morfologi dengan cara yang bergantung pada dosis. Asupan alkohol kronis memiliki efek merugikan pada kualitas air mani dan kadar hormon reproduksi pria.

5. Stres

Stres tidak hanya memengaruhi secara emosional dan fisik, tetapi juga dapat memengaruhi secara seksual. Efek stres pada seks tidak banyak diketahui. Ketika stres, tubuh melepaskan kortisol, hormon stres, yang ditemukan dapat menekan kadar testoteron dan memengaruhi kualitas sperma.

6. Masalah kesehatan

Mulai dari infeksi hingga masalah ejakulasi, ada beberapa masalah kesehatan yang dapat mengganggu produksi sperma. Infeksi yang dapat memengaruhi jumlah dan produksi sperma termasuk infeksi menular seksual, seperti gonore atau HIV.

Lalu, bagaimana cara mengatasi sperma pria yang rendah? Yuk, simak di halaman selanjutnya, ya Bunda.

Cara mengatasi oligospermia

Pengobatan oligospermia atau jumlah sperma yang rendah bervariasi, tergantung pada penyebab yang dialaminya. Dirangkum dari laman Legacy, berikut ini adalah beberapa pengobatan oligospermia berdasarkan penyebab yang dialami:

1. Jika penyebabnya adalah varikokel, mungkin perlu melakukan pembedahan untuk menutup pembuluh darah yang membesar untuk mengarahkan aliran darah ke testis.

2. Jika penyebabnya adalah ketidakseimbangan hormon, mungkin memerlukan perawatan hormon untuk mengembalikan keseimbangan yang sehat dan meningkatkan produksi sperma.

3. Jika memiliki infeksi bakteri atau virus, mungkin memerlukan serangkaian pengobatan, seperti antibiotik untuk membersihkan infeksi dan peradangan. Bergantung pada seberapa jauh infeksi itu, obat mungkin tidak membantu meningkatkan jumlah sperma, tetapi dapat mencegah penurunan jumlah sperma yang lebih besar.

4. Dalam kebanyakan kasus, ketika memiliki kasus oligospermia idiopatik, mungkin dapat meningkatkan jumlah sperma dengan melakukan perubahan gaya hidup, misalnya seperti berhenti merokok, membatasi asupan alkohol, mengurangi stres, berolahraga secara teratur, makan makanan yang sehat, dan meningkatkan asupan vitamin serta kalsium.

Nah, inilah beberapa hal yang mungkin dapat dilakukan sebagai pengobatan, jika pasangan Bunda mengalami oligospermia.


(pri/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda