Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Pentingnya Support System agar Bunda dan Ayah Senantiasa Pede pasca Kelahiran Si Kecil

Khesedtov Bana   |   HaiBunda

Kamis, 16 Jun 2022 09:50 WIB

In the Hospital Midwife Gives Newborn Baby to a Mother to Hold, Supportive Father Lovingly Hugging Baby and Wife. Happy Family in the Modern Delivery Ward.
Pentingnya Support System agar Bunda dan Ayah Senantiasa Pede pasca Kelahiran Si Kecil /Foto: iStock

Setelah melahirkan, ada banyak sekali perubahan yang harus Bunda alami, secara fisik maupun psikis. Perubahan ini kerap kali tidak disadari oleh pasangan dan malah menjadi pergulatan bagi Bunda sendiri.

Padahal perubahan tanggung jawab secara emosional dan finansial menjadi tugas Bunda dan Ayah. Perubahan-perubahan ini bisa menjadi pencetus Bunda dan Ayah alami stres lho. Tak sedikit pula ibu baru yang harus alami postpartum depression dan baby blues.

Menurut psikolog klinis dewasa dari Tiga Generasi, Alfath Hanifah Megawati atau yang akrab disapa Ega, setidaknya ada beberapa perubahan yang dialami oleh Bunda pasca melahirkan. 

Selain kondisi fisik yang belum pulih sepenuhnya karena hormon yang belum stabil,  Bunda secara pribadi akan merasakan bertambahnya beban dalam mengurus anak, mengalami kelelahan lantaran kurang tidur atau makan yang tidak teratur.

Semua itu tentu akan membuat Bunda kurang fokus dalam melakukan hal lain seperti merawat diri hingga menjaga kualitas hubungan dengan pasangan.

Tak hanya perubahan bagi Bunda, Ega menerangkan suami juga akan merasakan perubahan pada kebutuhan finansial menjadi tanggung jawab baru yang dapat memicu stress.

Suami juga perlu penyesuaian sebagai support system dalam mengasuh anak. Perasaan kasihan terhadap istri, merasa lelah atau tertekan pada situasi dan tanggung jawab yang bertambah, bahkan merasa terasing menjadi tantangan emosional yang harus dihadapi suami.

Perubahan-perubahan yang kerap kali disepelekan ini bisa memengaruhi hubungan intim pasangan suami - istri. Menurunnya gairah seks, hingga ketidakterbukaan antara satu sama lain dapat merubah hubungan jika berjalan dalam jangka panjang.

“Proses penyesuaian ini jika tidak dibarengin dengan kemampuan komunikasi yang baik, keterbukaan, dan empati akan berdampak negatif bagi relasi suami istri. Salah satunya dalam hubungan seksual. Istri yang kelelahan dan terfokus pada anak, bisa mengalami penurunan gairah seks. Demikian dengan suami, juga bisa mengalami penurunan gairah seks atau tetap punya gairah seks tapi tidak terbuka kepada istrinya perihal gairah ini,” terang Ega saat dihubungi HaiBunda pada (07/06).

Dengan kehadiran buah hati, membuat seluruh fokus prioritas Bunda secara otomatis diberikan untuk Si Kecil. Hal ini membuat Bunda menjadi mengesampingkan hal-hal lainnya, seperti memberi waktu bagi diri sendiri untuk sekedar menikmati makan atau istirahat.

Simak pentingnya support system baik untuk Bunda maupun Ayah setelah kehadiran Si Kecil di halaman selanjutnya.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Saksikan juga yuk video tentang 6 drama hidup yang mungkin akan dihadapi pasca melahirkan.

[Gambas:Video Haibunda]




PENTINGNYA SUPPORT SOCIAL UNTUK BUNDA DAN AYAH

Three hands of the same family - father, mother and baby stay together. Close-up. The concept of family unity, protection, support, prosperity, love and parental happiness.

Pentingnya Support System agar Bunda dan Ayah Senantiasa Pede pasca Kelahiran Si Kecil /Foto: iStock

Tak hanya itu saja, perubahan setelah melahirkan nyatanya dapat memengaruhi kepercayaan diri seorang wanita. Melansir dari laman Bellybelly.com, terdapat studi yang mengungkapkan bahwa pengalaman wanita terhadap peran rumah tangga dan dukungan sosial selama tahun pertama setelah melahirkan sangatlah berbeda dengan apa yang sebetulnya dibutuhkan.

Hasilnya, setelah melahirkan sebagian besar Bunda mengalami krisis kepercayaan diri. Lalu bagaimana cara untuk mengatasinya? 

Menurut, Ega cara menjaga kepercayaan diri Bunda setelah melahirkan adalah dengan mengetahui kewajiban dan hak saat menjalani fase penyesuaian. 

“Mengurus anak sebagai member baru adalah kewajiban. Tapi kita perlu melihat hak kita dan pasangan kita. Keterbukaan pada pasangan akan kebutuhan satu sama lain akan memberikan ruang untuk bisa merasa diterima. Penerimaan berdampak pada kepercayaan diri seseorang,” jelasnya.

Dalam proses ini, peran suami sebagai seorang support system menjadi sangat penting untuk memberi Bunda waktu sendiri dan kesempatan untuk merawat diri, serta melakukan hal yang Bunda sukai.

“Dan, menjadi ibu bukan berarti tidak bisa merawat diri ya. Support system jadi penting bagi ibu bisa meluangkan waktu untuk merawat dirinya sendiri dan mengelola emosinya,” tambah Ega.

Sayangnya, dalam beberapa kasus absennya peran suami yang seharusnya menjadi support system utama bagi Bunda 

Sayangnya, tak sedikit pula absensi peran suami sebagai support system utama harus Bunda alami.  Ega selanjutnya menerangkan bagaimana Bunda bisa mendapatkan sistem pendukung jika suami tidak memiliki peran yang cukup.

“Support system bisa didapat dr orang-orang sekitar, walaupun seharus suami (sebagai pasangan dan bapak dari anak) menjadi primary support system ya. Maka dari itu, penting sekali mempersiapkan diri dan pasangan sebelum menikah dan mempunyai anak,” terang Ega.

Hubungan sebelum menikah, hingga sesudah menikah memang harus dijaga dan terus mencari cara agar komunikasi bisa tetap berlangsung dengan baik. Membicarakan support system, Ega kemudian menjelaskan dukungan secara sosial yang bisa Bunda cari, terbagi menjadi 4 tipe, yaitu:

1. Emotional support

Mendengarkan, memberi sentuhan fisik, mendapatkan empati, perhatian, dsb.

2. Esteem support

Mendapatkan dukungan, apresiasi, keyakinan bahwa tantangan bisa dilalui, mengingatkan kelebihan kita,  dsb.

3. Informational support

Memberikan informasi, pengetahuan, tips, saran, arahan, dsb. Informational support bisa Bunda dapatkan dari  sumber, seperti buku, media sosial, komunitas, pertemanan.

4. Tangible support

Memberikan aksi untuk meringankan beban, memberikan solusi atau ruang untuk berdiskusi. “Mungkin tidak semua jenis support ini bisa diberikan oleh suami. Tapi, kita tetap bisa berdiskusi mengenai kebutuhan kita di support yang mana bersama suami dan bagaimana. Belajar bersama untuk saling melengkapi dan menerima kekurangan diri/pasangan,” tutup Ega.


(pri/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda