Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Sepeninggal Luri, Arjuna AFI Terpuruk dan Sempat Tak Mau Sentuh Anak selama 4 Bulan

Annisa A   |   HaiBunda

Senin, 27 Jun 2022 07:20 WIB

Arjuna Afi Prima
Arjuna AFI dan sang putra/Foto: Instagram @arjuna_afi_prima

Arjuna AFI pernah mengalami patah hati yang berat pada 2009 silam. Sang istri, Luri, meninggalkan Arjuna dan sang putra untuk selama-lamanya.

Tiga belas tahun berlalu, Arjuna AFI mulai bisa berbagi cerita ketika ia menghadapi kepergian sang istri. Luri meninggal dunia beberapa hari usai melahirkan karena eklamsia, Bunda.

Kala itu Luri baru saja melahirkan Rio, anak pertamanya yang sudah dinantikan. Sebelumnya, Luri dan Arjuna menjalin cinta setelah sama-sama melalui perjuangan di kontes menyanyi AFI. Cinta mereka bersemi setelah lulus menjadi akademia.

Luri yang kala itu datang dari Surabaya menambatkan hatinya pada Arjuna. Selang beberapa lama menikah, Tuhan akhirnya mengaruniai mereka seorang anak laki-laki.

Ciri Kandungan Kuat dan SehatCiri Kandungan Kuat dan Sehat/ Foto: HaiBunda/Annisa Shofia

Namun, siapa yang menyangka jika perjuangan Luri untuk hamil dan melahirkan menjadi momen-momen terakhir bersama Arjuna. Kala itu, usia Luri masih begitu muda, yakni 24 tahun.

Disebut Arjuna, ia baru tahu Luri mengandung pada 2008. Saat itu kehamilan Luri sudah berusia 2 bulan.

"Luri hamil tuh 2008, saya pun ketika Luri tiba-tiba sudah mengandung dua bulan," tuturnya, dikutip dari kanal 12 SAHABAT OFFICIAL beberapa waktu lalu, dan HaiBunda sudah diizinkan untuk mengutipnya.

Entah firasat atau sebuah kebetulan, ingatan Arjuna kembali saat kehamilan Luri berusia 6 bulan. Saat itu, Luri tiba-tiba ingin kembali ke kampung kelahirannya.

"Pada akhirnya, dia pengin banget, mungkin sudah feeling juga, dia banget ke Surabaya di umur (kehamilan) 6 bulan," kenangnya.

Setibanya di sana, Arjuna dan Luri menuruti pesan orang tuanya untuk memeriksakan kandungan Luri ke bidan. Di samping itu, diceritakan Arjuna bahwa selama kehamilan tersebut, Luri juga tetap memeriksakan diri ke dokter kandungan di rumah sakit.

Namun, saat mulai pembukaan, ibundanya lebih percaya ke bidan. "Habis itu, pas ke-8 bulan kita cek ke bidan karena mertua saya tuh lebih percaya ke bidan. Diperiksa, sudah pembukaan setengah, disarankan jalan biar pembukaannya meregang terus."

Namun, di tengah usaha mereka untuk menanti bukaan bertambah, secara tiba-tiba Arjuna mendapat telefon dari rumah sakit. Saat itu juga, Luri diminta untuk melakukan tindakan operasi saat itu juga.

"Lalu tiba-tiba ditelpon nomor rumah sakit, Luri disuruh operasi detik itu juga karena air ketubannya sisa sedikit dan keruh. Kalau misalkan enggak dioperasi detik itu juga, anak saya akan meninggal dalam kandungan," ujarnya.

Arjuna lantas membawa Luri ke rumah sakit agar sang istri cepat mendapat tindakan. Saat itu, operasi berjalan lancar dan di hari ketiga mereka sudah kembali ke rumah.

"Ya sudah, operasi berjalan dengan lancar. Tiga hari di rumah sakit kita pulang ke rumah, terus lima setelah melahirkan (di rumah), Luri mengeluh pusing," tuturnya.

Arjuna merasa tak tega melihat istrinya pusing. Ia sempat menawarkan Luri untuk ke rumah sakit namun tawaran tersebut ditolak.

"Diajak ke rumah sakit tapi enggak mau. 'Enggak usah, uangnya Una (Arjuna) simpan saja. Karena memang sisa uang saya sedikit, saat itu belum ada BPJS dan Luri operasi saya harus bayar. Sisa uang saat itu Rp250 ribu di ATM. Itu saking Luri sangat mengerti dengan kondisi saya," katanya

"Katanya,' Sudah, entar (nanti saja diperiksa kenapa pusing). Besok kan mau lepas jahitan (jadi sekalian)."

Luri yang menolak dibawa ke rumah sakit kemudian beristirahat di rumah saja. Arjuna lantas mengenang satu momen manis, saat itu ia dan Luri berbicara soal anak pertama mereka.

"Lucunya, sebelum Luri besoknya masuk rumah sakit, malam itu kita sempat ngobrol. 'Una kita sudah punya anak, nanti kita antar ke sekolah," tuturnya sambil menangis.

Simak kisah selengkapnya di halaman berikut ya, Bunda.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Simak juga cerita Mommy ASF 'Layangan Putus' kehilangan anak kelimanya dalam video di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]




ISTRI ARJUNA MENGALAMI EKLAMSIA

Arjuna AFI

Arjuna dan Luri AFI/Foto: Instagram @arjuna_afi_prima

Malam itu, akhirnya pun mereka memutuskan tidur dan tidak ada firasat buruk terhadap kondisi Luri. Namun, keesokan harinya tanpa diduga kondisi sang istri memburuk, sehingga membuatnya mengalami kejang.

"Paginya dibangunin, 'Una-Una, kita ke rumah sakit sekarang', gitu. Dia bilang pusing, jadi saya panasin air, ambil handuk, terus balik lagi kamar dia sudah kejang-kejang."

Kejang terjadi hingga berkali-kali sampai akhirnya mereka mendapatkan taksi untuk ke rumah sakit. Kejang pertama berlangsung singkat, Luri pun disebut masih sadar dan mampu diajak bicara.

Diingat oleh Arjuna, sang istri menjawab jika ia kedinginan dan meminta untuk dipeluk. Tapi saat dalam pelukan, Luri kejang-kejang lagi.

Saat itu juga, Arjuna meminta kakak iparnya untuk segera memanggil taksi untuk membawa mereka ke rumah sakit.

"Pertama kali kejang-kejang, dia masih sadar diri. Saya tanya kenapa, dia bilang karena dingin, ya sudah saya peluk. Lalu kejang lagi."

"Yang pas kejang kedua sudah sadar, aku nyuruh kakak iparku untuk nyari taksi. Mobil baru datang itu setelah delapan kali kejang," kenangnya.

Kondisi Luri ketika dilarikan ke rumah sakit sudah tak berdaya. Bahkan, tubuh Arjuna sudah bermandikan dengan urine Luri. Sesampai di rumah sakit, Arjuna hanya dapat pasrah dan hanya bisa melihat istrinya kembali kejang dari luar ruangan tindakan.

"Saya saat itu cuman bisa pasrah karena saya enggak bisa masuk, cuma bisa ngeliatin Luri kejang-kejang," tuturnya.

"Siangnya, Luri pindah ruangan. Saya Lihat kondisi Luri di sininya (bawah leher) dibolongin di masukin selang, terus ini (mata) ditutup. Kondisinya sudah benar benar enggak sadarkan diri.

Sebagai suami, Arjuna terus penasaran dengan kondisi sang istri. Dari penjelasan dokter, baru ia ketahui bahwa Luri mengalami eklamsia.

Eklamsia merupakan kejang yang terjadi selama kehamilan atau sesaat setelah melahirkan. Hal ini sangat mungkin terjadi dalam kondisi tekanan darah menjadi tinggi dan kelebihan protein dalam urine selama kehamilan (preeklampsia), Bunda.

Arjuna yang tak paham dengan kondisi tersebut hanya dapat memasrahkan diri dan yakin istrinya bisa kembali normal. Akan tetapi, harapan tersebut jauh dari kenyataan. Usai Salat Magrib, ia dipanggil oleh dokter dan diminta untuk mengumpulkan keluarga.

"Saya di panggil ke ruangan yang dibilang begini, 'Pak, Juna tolong panggil seluruh keluarga karena Ibu Luri sebenarnya sudah enggak ada. Kalau alat-alat dicabut, ia sudah enggak ada'.

"Terus saya cuman bilang, 'Dok saya pengen ketemu istri saya'," tuturnya.

Saat bertemu Luri, Arjuna meluapkan seluruh perasaannya, Bunda. Ia tak percaya dengan situasi yang terjadi, bahkan rela menggantikan posisi Luri demi anak mereka.

"Saat ketemu, saya teriak terus saya cuma bisa jongkok, nyender tembok. 'Kenapa begini? Kenapa kok bisa kayak gini ya Allah? Ini saya baru dikasih rezeki anak, kenapa istri saya seperti ini?', gitu. Terus saya juga teriak, 'Luri, kamu tega kalau ninggalin aku. Kalau memang begitu, harusnya yang mati itu aku, Rio (anak mereka) lebih butuh kamu daripada aku'. Aku sampai kayak gitu."

Batinnya ingin berteriak melihat Luri kesakitan tanpa bisa didampingi. Simak ceritanya selanjutnya di halaman berikutnya.

TERPURUK SEMPAT TAK INGIN SENTUH ANAK

Arjuna AFI

Foto: Instagram @arjuna_afi_prima

Melihat kondisi Luri yang sudah di ujung harapan, ada keajaiban yang terjadi di antaranya dirinya dan Luri, Bunda. Saat itu, Luri mengeluarkan air mata dengan deras dan menggerakkan tangannya. Padahal, saat itu kondisinya sudah koma.

Siapa pun mungkin akan menganggap hal tersebut sebagai secercah harapan. Arjuna pun pengaku bahwa ia bisa lebih tenang dan yakin respons tersebut menjadi tanda Luri bisa sembuh.

"Saya tanya dokter dan yakin Luri bisa sembuh karena bergerak dan pergi Salat Isya. Tapi pas kembali, saya lihat Luri sudah diberi tindakan serius (lagi)."

"Seketika itu, saya enggak ngeluarin air mata sama sekali. Berarti ini sudah memang di ujung jalannya Luri. Saya cuma bilang, 'Luri, aku ikhlas. Tapi tolong tetap dampingi anakmu sampai kapan pun'. Setelah saya ngomong seperti itu, layar komputer itu garis lurus," kenangnya.

Kepergian Luri ke pangkuan Tuhan menjadi luka dalam di hati Arjuna. Tak hanya dengan situasi yang terjadi, namun turut mengubah kehidupannya dan anak mereka.

Arjuna sempat mencoba untuk bunuh diri hingga dua kali. Dan saking marahnya, selama beberapa bulan tak pernah menyentuh anak.

"Pada akhirnya saya.. bukan membenci karena dia anak saya. Untuk memegang, itu saya baru mau karena marah, bukan benci. Empat bulan kalau enggak salah," katanya.

Setelah Luri meninggal, Arjuna baru tahu bahwa Luri sebetulnya dilarang hamil oleh dokter. Hal tersebut sudah disampaikan Luri pada kakak iparnya, namun memutuskan untuk tetap menjaga janinnya.

"Sebelumnya Luri pernah cerita sama kakak saya katanya, 'Aku tuh enggak boleh hamil kata dokter, enggak tahu alasannya tapi aku enggak mau gugurin."

"Luri orang hebat banget," sambung Arjuna.


(anm/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda