
kehamilan
Alat Kontrasepsi Spermisida, Ketahui Fungsi & Cara Kerja dalam Mencegah Kehamilan
HaiBunda
Selasa, 25 Oct 2022 07:00 WIB

Bunda pernah mendengar alat kontrasepsi spermisida? Alat kontrasepsi ini disebut cukup efektif dalam mencegah kehamilan lho.
Nama spermisida memang cukup asing bila dibandingkan dengan kontrasepsi lainnya. Biasanya, Bunda menemukan spermisida di produk kondom atau pelumas gel merek tertentu.
Apa itu spermisida?
Spermisida merupakan alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam vagina sebelum melakukan berhubungan seksual. Jenis kontrasepsi ini dijual dalam beberapa bentuk, seperti kondom spermisida.
Spermisida umumnya mengandung nonoxynol-9. Melansir dari Very Well Family, alat kontrasepsi ini disebut bisa mencegah kehamilan sekitar 71 persen.
"Spermisida tidak mencegah infeksi menular seksual (IMS). Beberapa wanita dapat mengalami efek samping yang tidak nyaman dari penggunaan spermisida, termasuk peradangan dan iritasi vagina," kata Dawn Stacey, PhD, LMHC, seorang konselor kesehatan mental yang ahli di bidang kesehatan seksual dan alat kontrasepsi.
Hal yang sama juga disampaikan American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG). Menurut ACOG, spermisida tidak seefektif metode pencegahan kehamilan lainnya, seperti implan, KB suntik, atau IUD.
Setidaknya, ada 18 hingga 28 dari 100 wanita yang akan hamil bila menggunakan metode kontrasepsi ini. Jika metode ini rusak saat berhubungan seksual, Bunda mungkin perlu mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi darurat.
![]() |
Kelebihan dan fungsi spermisida
Seperti alat kontrasepsi lainnya, spermisida memiliki beberapa fungsi dalam mencegah kehamilan. Alat kontrasepsi ini bahkan memiliki kelebihan, Bunda. Berikut fungsi dan kelebihan spermisida:
1. Mencegah sperma bertemu ke sel telur
Spermisida bekerja dengan cara membunuh sperma, sehingga tidak dapat membuahi sel telur. Dilansir Cleveland Clinic, spermisida dapat menghalangi pintu masuk ke leher rahim untuk menghentikan sperma berenang ke sel telur.
Meski tidak sepenuhnya 'membunuh' sperma, alat kontrasepsi ini mengandung bahan kimia yang bisa menghentikan sperma mencapai sel telur.
2. Tidak mengandung hormon
Spermisida dapat menjadi pilihan Bunda yang tidak menggunakan alat kontrasepsi hormonal. Sebab, spermisida termasuk jenis kontrasepsi non-hormonal.
Penggunaan spermisida tidak akan memengaruhi hormon Bunda. Efek samping hormonal dari penggunaan kontrasepsi ini juga minim.
"Spermisida tidak berpengaruh pada hormon alami di tubuh," tulis ACOG dalam laman resminya.
3. Mudah digunakan
Spermisida mudah digunakan, Bunda. Selain itu, harga spermisida juga relatif murah dan Bunda tidak perlu konsultasi dulu ke dokter terkait penggunaan kontrasepsi ini.
Meski begitu, penggunaannya tetap perlu hati-hati karena bisa menyebabkan iritasi pada vagina. Beberapa orang juga mungkin mengalami alergi terhadap bahan kimia spermisida.
4. Dapat berfungsi ganda
Spermisida bisa berfungsi ganda sebagai pelumas. Pelumas atau lubricant adalah produk yang dapat meningkatkan kenikmatan seksual.
Dalam ulasan di laman Brown University dijelaskan bahwa spermisida berbeda dengan pelumas. Spermisida dapat mencegah kehamilan, sementara pelumas tidak. Beberapa pelumas memiliki bentuk mirip spermisida, tetap tidak menawarkan perlindungan. Tapi, ada spermisida yang dijual dalam bentuk gel yang dapat digunakan sebagai pelumas.
Baca halaman berikutnya untuk mengetahui 6 jenis spermisida ya, Bunda.
Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.
Simak juga pilihan KB yang aman dan tak bikin gemuk, dalam video berikut:
JENIS DAN CARA KERJA SPERMISIDA DALAM MENCEGAH KEHAMILAN
Alat Kontrasepsi Spermisida, Ketahui Fungsi & Cara Kerja dalam Mencegah Kehamilan/ Foto: Getty Images/iStockphoto/
Jenis spermisida
Spermisida dijual dalam beberapa bentuk atau jenis, Bunda. Berikut 6 jenis spermisida:
1. Kondom spermisida
Dikutip dari Healthline, kondom spermisida adalah kondom yang dilapisi spermisida. Fungsi utamanya adalah mencegah kehamilan dan membantu melindungi dari IMS.
Efektivitas kondom spermisida
Penggunaan kondom spermisida yang benar, tepat waktu, dan tepat, efektif dalam mencegah kehamilan sampai 99 persen. Namun, efektivitas dapat menurun hingga 70 persen dengan penggunaan yang kurang tepat, misalnya lupa menggunakan kondom sampai air mani atau ejakulasi masuk ke dalam vagina.
2. Film kontrasepsi spermisida
Film kontrasepsi atau Vaginal Contraceptive Film (VCF) merupakan alat kontrasepsi berbentuk lembaran film tipis berukuran 5x5 cm. Bentuk film ini mirip dengan kertas lilin, Bunda.
Saat dimasukkan ke dalam vagina, lembaran tipis (film kontrasepsi) akan larut dan membentuk gel kental setelah bercampur dengan cairan vagina. Alat kontrasepsi ini biasanya perlu ditempatkan setidaknya 15 menit sebelum penetrasi agar bekerja optimal.
Efektivitas film kontrasepsi spermisida
Efektivitas film kontrasepsi untuk mencegah kehamilan tergantung dari merek produk. Ada merek yang mengklaim efektivitasnya mencapai 94 persen bila digunakan dengan benar.
3. Jelly spermisida
Jelly spermisida adalah kontrasepsi dalam bentuk padat dan pekat. Alat kontrasepsi ini biasanya dijual di dalam tabung atau tempat seperti salep.
Jelly spermisida umumnya digunakan dengan kontrasepsi diafragma atau cervical cap. Cara penggunaannya adalah dimasukkan ke dalam vagina, sedekat mungkin dengan serviks.
Alat kotrasepsi ini sering disertakan aplikator untuk memudahkan penggunanya. Kebanyakan jelly spermisida dapat bertahan selama satu jam.
4. Gel dan krim kontrasepsi
Gel dan krim kontrasepsi ini hampir sama dengan jelly spermisida, Bunda. Gel spermisida dapat memberikan efek seperti pelumas.
Gel dan krim bekerja paling baik bila digunakan tepat sebelum berhubungan seks. Sebagian besar tidak boleh dimasukkan lebih dari 15 menit sebelum berhubungan seks.
Kontrasepsi ini juga hanya dapat bertahan hingga satu jam. Sementara itu, tingkat efektivitasnya bervariasi berdasarkan merek produk dan penggunaan yang tepat.
5. Supositoria spermisida
Supositoria spermisida memiliki bentuk padat seperti peluru. Saat dimasukkan ke dalam vagina, kontrasepsi ini dapat larut menjadi seperti busa. Alat kontrasepsi supositoria cenderung tetap efektif selama satu jam setelah digunakan.
Supositoria spermisida harus dimasukkan ke dalam vagina sedekat mungkin dengan serviks. Kemudian, Bunda dapat menunggu 10 hingga 15 menit agar larut menjadi zat berbusa.
6. Spons spermisida
Spons ini terbuat dari busa poliuretan yang mengandung spermisida. Alat KB ini memiliki bentuk yang lembut dengan diameter sekitar 5 cm.
Spons spermisida memiliki lingkaran nilon yang menempel di bagian bawah untuk dilepas. Sebelum berhubungan seks, Bunda dapat membasahi spons dengan air dan masukkan ke dalam. Bunda juga disarankan untuk menunggu setidaknya enam jam sebelum melepas spons atau setelah berhubungan seksual.
Cara kerja dan efektivitas
Spons spermisida bekerja untuk mencegah kehamilan dengan menghalangi leher rahim dan membunuh sperma. Planned Parenthood mengatakan mereka sekitar 91 hingga 80 persen efektif dengan penggunaan tepat, dan 88 hingga 76 persen efektif dengan penggunaan yang biasa.
![]() |
Cara Menggunakan Spermisida
Sebelum menggunakan spermisida, Bunda hendaknya memahami dulu cara pakainya. Sebab, penggunaan yang kurang tepat bisa memengaruhi efektivitasnya.
Paling penting adalah mengikuti petunjuk di kemasan. Instruksi penggunaan mungkin akan bervariasi menyesuaikan jenis dan merek yang digunakan.
Berikut pedoman singkat tentang cara menggunakan spermisida sebagai alat kontrasepsi mencegah kehamilan:
- Bunda dapat memasukkan spermisida ke dalam vagina
- Spermisida harus dimasukkan setidaknya 10 hingga 15 menit sebelum berhubungan seks agar efektif.
- Kebanyakan spermisida hanya efektif selama 60 menit.
- Bunda dapat menggunakan spermisida kembali setiap kali berhubungan seks atau melewati waktu efektivitas.
- Setelah berhubungan seks, spermisida harus tetap di tempatnya selama minimal 6 jam untuk memastikan sperma benar-benar terbunuh.
- Jangan mencuci atau membilas vagina selama waktu ini.
Apakah Spermisida aman?
Spermisida memang dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi dalam mencegah kehamilan. Namun, penggunaan spermisida tetap berisiko, Bunda.
Menurut ACOG, spermisida yang mengandung nonoxynol-9 tidak dapat memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual seperti, infeksi human immunodeficiency virus (HIV).
Penggunaan spermisida dapat meningkatkan risiko tertular HIV dari pasangan yang terinfeksi bila digunakan berkali-kali dalam sehari. Spermisida hanya boleh digunakan jika Bunda hanya memiliki satu pasangan seksual dan pasangan suami istri berisiko rendah terinfeksi HIV.
Penggunaan spermisida juga dikaitkan dengan peningkatan infeksi saluran kemih (ISK). Beberapa wanita bahkan bisa mengalami iritasi dan merasa nyeri selama penggunaan.
Sebelum Bunda menggunakan spermisida untuk alat kontrasepsi, sebaiknya pahami dulu risikonya ya. Penggunaan bersama alat kontrasepsi lain mungkin diperlukan agar lebih efektif dalam mencegah kehamilan.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Mengenal Spermisida, Alat Kontrasepsi untuk Membunuh Sperma

Kehamilan
Viral Koyo KB Bisa Cegah Kehamilan, Kenali Cara Kerjanya Bun

Kehamilan
17 Makanan Bantu Tingkatkan Kesuburan saat Jalani Program Hamil

Kehamilan
10 Persiapan Sebelum Jalani Program Hamil

Kehamilan
Saat Program Hamil, Dukungan untuk Suami Juga Penting Diberikan


5 Foto
Kehamilan
5 Gambar Test Pack Positif Hamil, Tak Selalu Muncul Dua Garis Lho
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda