Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Kelebihan & Kekurangan IUD Spiral, Aman Cegah Kehamilan Tapi Bikin Kram Haid?

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Selasa, 25 Oct 2022 17:25 WIB

IUD
IUD Spiral, Ketahui Kelebihan dan Efek Samping Penggunaan untuk Cegah Kehamilan/ Foto: Getty Images/iStockphoto

IUD spiral merupakan salah satu jenis alat kontrasepsi yang dapat menunda dan mencegah kehamilan, Bunda. IUD ini cukup populer di kalangan Bunda yang sedang berencana menunda kehamilan setelah melahirkan.

Menurut Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Paruh Waktu di RS Hermina Jatinegara, dr. Adila Rossa Amanda Malik, Sp.OG, IUD menjadi kontrasepsi andalan para Bunda karena less maintenance. Kontrasepsi ini juga aman digunakan dalam jangka waktu lama.

"Penggunaan IUD tidak harus diingat setiap hari, dapat digunakan dalam jangka waktu lama (5 sampai 10 tahun), dan kontrol bisa dilakukan setahun sekali," kata Adila kepada HaiBunda, belum lama ini.

Apa itu IUD Spiral?

IUD (intrauterine device) dikenal juga dengan nama KB spiral atau IUD spiral. IUD berbentuk T kecil dengan panjang sekitar 2-3 cm dan diameter 0.5 cm. Alat ini memiliki lengan lentur yang saat dipasang di dalam rahim akan tertutup, Bunda.

IUD Spiral bekerja dengan cara menghambat sperma masuk saluran sel telur. Alat KB ini juga bisa menghadang kemampuan sperma untuk melakukan pembuahan.

"IUD bekerja dengan cara membuat peradangan lokal di sekitar dinding dalam rahim, sehingga apabila sudah ada embrio tidak akan bisa ditanam dan mencegah kehamilan. IUD juga menyebabkan produksi lendir lebih banyak, sehingga sperma tidak bisa naik ke atas dan bertemu sel telur," ujar Adila.

Holding an IUD birth control copper coil device in hand, used for contraception - side viewIlustrasi IUD Spiral/ Foto: Getty Images/iStockphoto/flocu

Efek samping IUD Spiral

Penggunaan KB IUD Spiral memiliki efek samping bagi penggunaannya dan pasangan (suami). Dikutip dari berbagai sumber, berikut efek sampingnya:

Efek samping IUD Spiral bagi wanita atau istri

  • Perubahan siklus haid, seperti haid lebih lama atau lebih banyak
  • Menyebabkan kram dan nyeri saat haid
  • Muncul flek di luar siklus haid
  • Berisiko menyebabkan keputihan

Efek samping IUD Spiral bagi suami

Satu-satunya efek samping IUD Spiral pada suami adalah mengganggu hubungan seksual. Biasanya, benang IUD yang disisakan di mulut rahim dapat mengganggu saat berhubungan seksual, Bunda.

Sebenarnya, tidak semua pria dapat merasakan benang IUD ini ya. Tapi, bila terganggu, sebaiknya segera dikonsultasikan ke dokter.

"Tindakan yang dapat dilakukan adalah benang bisa dipendekkan atau dimasukkan ke dalam rahim," ujar Adila.

Kelebihan dan kekurangan IUD Spiral

Ada beberapa kelebihan dan kekurangan dari IUD spiral sebagai pilihan kontrasepsi Bunda. Sebelum menggunakan IUD, Bunda perlu memahami dulu kelebihan dan kekuranganya ya.

Kelebihan IUD Spiral

Berikut kelebihan IUD spiral menurut Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr. Lestari Mustika Rini, Sp.OG dan melansir dari laman Monitoring Berkualitas (MONIKA) BKKBN:

  • IUD efektif mencegah kehamilan hingga 99 persen.
  • Dapat segera efektif sebagai alat kontrasepsi setelah pemasangan.
  • Aman untuk ibu menyusui karena tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
  • Dapat digunakan dalam jangka waktu lama.
  • IUD tidak berinteraksi dengan obat-obatan seperti obat tuberculosis (TBC) dan epilepsi.
  • Harga IUD cukup terjangkau.
  • IUD jenis non-hormonal tidak mengandung hormon, sehingga tidak membuat gemuk, memengaruhi libido atau perubahan mood.
  • Mengurangi risiko kanker serviks dan kanker dinding Rahim.
  • Mudah dilepas kapanpun ketika Bunda ingin hamil lagi.
  • Kesuburan langsung dapat kembali lagi setelah IUD dilepas.

Kekurangan IUD Spiral

Berikut kekurangan IUD Spiral dibandingkan dengan alat kontrasepsi lainnya:

  • Risiko hamil bisa meningkat bila IUD bergeser sampai ke posisi bawah.
  • Tidak direkomendasikan untuk digunakan oleh wanita yang mengidap Infeksi Menular Seksual (IMS), seperti Klamidia, Sifilis (Raja singa), Herpes Genital, Gonorhea (Kencing nanah), Scabies (kudis), dan lain-lain.
  • Tidak melindungi terhadap penularan HIV/IMS.

Sebelum menggunakan IUD Spriral, IMS yang diidap mesti diobati karena bisa menyebabkan infeksi rongga rahim. Selain itu, KB IUD Spiral ini juga tidak bisa mencegah IMS atau penyakit menular seksual.

"Perlu diingat bahwa penggunaan KB IUD tidak bisa mencegah Penyakit Menular Seksual," kata dokter Lestari Mustika Rini atau akrab disapa Tika ini kepada HaiBunda, beberapa waktu lalu.

Ada dua jenis KB IUS Spiral yang dapat digunakan untuk mencegah kehamilan. 

Jenis atau tipe KB IUD Spiral

Ada dua jenis KB IUD Spiral untuk mencegah kehamilan. Simak penjelasannya berikut ini ya, Bunda:

IUD hormonal

IUD hormonal tidak dilapisi bahan tembaga seperti IUD non-hormonal. KB ini berisi hormon progesteron sintetik yang dikeluarkan dalam dosis kecil setiap harinya, yaitu levonorgestrel.

Berikut cara kerja IUD hormonal dalam mencegah kehamilan:

  • Menghambat ovulasi karena sperma tidak bisa bertemu dengan sel telur.
  • Membuat dinding rahim menjadi tipis untuk mencegah proses implantasi.
  • Menebalkan dinding serviks agar sperma tidak dapat memasuki rahim.

"Lama penggunaan KB IUD hormonal ini terbatas antara 3 hingga 5 tahun. Jika digunakan lebih dari 5 tahun, efektivitasnya tentu akan berkurang dan peluang untuk hamil bisa meningkat (walau masih terdapat IUD di dalam rahim)," ujar Tika.

Melansir dari Medical News Today, berikut 4 tipe IUD hormonal beserta lama pemakaiannya:

  1. IUD Mirena dapat mencegah kehamilan hingga 6 tahun
  2. IUD Kyleena dapat bekerja hingga 5 tahun
  3. IUD Liletta bekerja selama 4 tahun
  4. IUD Skyla mencegah kehamilan hingga 3 tahun

IUD non-hormon atau tembaga (chopper)

IUD Spiral tembaga (chopper) tidak menggunakan hormon dalam mencegah kehamilan. KB berbentuk T ini berlapis tembaga yang memiliki fungsi untuk mencegah kehamilan dengan cara melepaskan zat tembaga (chopper) di dalam rahim.

"Kandungan zat tembaga ini akan memberikan reaksi di dalam rahim dengan cara merusak sel sperma yang masuk sehingga mencegah bertemunya sel sperma dengan sel telur agar tidak terjadi pembuahan," kata Tika.

"Selain itu, zat tembaga ini juga memberikan reaksi pada dinding rahim agar sel telur lebih sulit menempel ke dinding rahim sehingga tidak terjadi implantasi. Oleh karena itu, diharapkan tidak akan terjadi kehamilan," sambungnya.

IUD Spiral non-hormonal ini dapat digunakan selama 5 hingga 10 tahun, namun bagi pasangan suami istri yang masih ingin mengharapkan keturunan, sebaiknya jangan terlalu lama untuk melepasnya.

Di Amerika Serikat, nama merek IUD non-hormonal yang cukup terkenal adalah ParaGard. IUD ParaGard dapat bekerja segera untuk mencegah kehamilan.

Dokter biasanya menggunakan IUD ParaGard sebagai kontrasepsi darurat bila diperlukan. Tipe IUD ini dapat mencegah kehamilan hingga 10 tahun, bahkan lebih lama lagi.

IUDIlustrasi IUD Spiral/ Foto: Getty Images/iStockphoto

Pemasangan IUD Spiral

Berikut cara pemasangan IUD Spiral menurut ulasan MONIKA BKKBN:

  1. Tenaga kesehatan atau dokter yang terlatih dapat memasang IUD ke dalam rahim melalui vagina tanpa pembiusan. Benang IUD akan menggantung sampai saluran vagina, namun tidak keluar dari vagina.
  2. Pemasangan sebaiknya dilakukan pada saat siklus menstruasi (pertengahan atau saat akhir periode) karena pada saat itu mulut rahim lebih terbuka, sehingga mudah dipasang.
  3. Setelah prosedur pemasangan, petugas kesehatan akan memberikan informasi atau kartu mengenai jenis IUD, tanggal pemasangan, tanggal kontrol, dan tanggal pelepasan.
  4. Bunda yang menggunakan IUD Spiral perlu melakukan kontrol kembali sebulan setelah pemasangan.

Perlu diketahui, IUD juga dapat dipasang segera setelah bersalin atau keguguran. Jika sudah lewat dari 48 jam setelah melahirkan, maka IUD dapat dipasang di atas empat minggu setelah melahirkan atau keguguran.

Komunikasikan dengan dokter atau tenaga kesehatan bila Bunda memutuskan untuk mencabut IUD ya.

Tanda-tanda IUD bermaalah dapat dibaca di halaman berikutnya ya, Bunda.

Simak cerita Aliya Rajasa yang tak cocok mengenakan KB IUD dalam video di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]



TANDA-TANDA IUD SPIRAL BERMASALAH

IUD Intra Uterine Device written in notebook on white table

IUD Spiral, Ketahui Kelebihan dan Efek Samping Penggunaan untuk Cegah Kehamilan/ Foto: Getty Images/iStockphoto/chrupka

Tanda-tanda IUD Spiral bermasalah

Bunda perlu melakukan kontrol sebelum setelah pemasangan IUD Spiral ya. Selanjutnya, kotrol rutin diperlukan setahun sekali untuk memastikan alat kontrasepsi ini tidak bergeser.

Meski begitu, kontrol ke dokter mungkin diperlukan bila Bunda mengalami tanda-tanda IUS Spiral bermasalah nih. Dilansir beberapa sumber, berikut 7 tanda IUD bermasalah:

  1. Tidak dapat merasakan dan menemukan benang IUD menggantung di leher rahim.
  2. Benang IUD yang menggantung terasa seperti lebih pendek atau lebih panjang dari biasanya.
  3. Bunda merasakan bagian plastik yang keras dari IUD menyembul keluar.
  4. Suami merasakan bagian plastik yag keras dari IUD saat berhubungan seksual.
  5. Bunda merasa sakit luar biasa selama 3-6 bulan setelah pemasangan IUD.
  6. Mengalami pendarahan hebat atau tidak normal.
  7. Mengalami kram parah, keputihan yang tidak normal, hingga demam.

Demikian informasi IUD spiral. Semoga membantu Bunda!

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Simak rekomendasi kondom yang aman untuk cegah kehamilan di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]





(ank/rap)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda