KEHAMILAN
Perdarahan saat Hamil: Penyebab, Cara Mengatasinya & Bedanya saat Haid
Annisa Karnesyia | HaiBunda
Selasa, 29 Nov 2022 07:30 WIBPerdarahan saat hamil sering kali sulit dibedakan dengan darah haid. Terutama bila terjadi di awal kehamilan, Bunda.
Perdarahan di awal kehamilan adalah salah satu tanda Bunda sedang mengandung janin. Tapi, terkadang perdarahan ini sering tidak disadari karena mirip tanda haid.
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), perdarahan vagina selama kehamilan dapat disebabkan banyak hal. Ada yang serius, ada pula yang tidak membutuhkan penanganan.
Perdarahan saat hamil
Perdarahan juga dapat terjadi di awal dan akhir kehamilan. Tapi, perdarahan lebih sering terjadi di awal kehamilan.
"Perdarahan di awal kehamilan sering terjadi. Dalam kebanyakan kasus, ini tidak berarti menandakan masalah serius," tulis ACOG, dikutip dari laman resminya.
Melansir dari beberapa sumber, berikut 7 penyebab pendarahan saat hamil, mulai dari yang ringan hingga berat:
1. Perdarahan implantasi
ACOG menjelaskan, perdarahan di trimester pertama terjadi pada 15 sampai 25 dari 100 kehamilan. Perdarahan ringan atau bercak dapat terjadi mulai dari 1 hingga 2 minggu setelah pembuahan, yakni ketika sel telur yang telah dibuahi tertanam di lapisan rahim.
Perdarahan implantasi umumnya dapat dibedakan dari darah haid. Waktu terjadinya juga sebelum siklus haid dimulai.
2. Polip serviks
Dikutip dari Healthline, sekitar 2 sampai 5 persen wanita memiliki polip, yakni pertumbuhan seperti benjolan di serviks. Polip serviks biasanya bersifat jinak atau tidak menyebabkan kanker.
Namun, kondisi polip di serviks bisa meradang atau iritasi dan menyebabkan perdarahan. Beberapa wanita mungkin tidak memiliki gejala lain sama sekali.
3. Seks saat hamil
Berhubungan seks saat hamil juga dapat memicu perdarahan. Tubuh Bunda akan mengalami perubahan yang signifikan selama kehamilan.
Hal tersebut bisa membuat leher rahim menjadi lebih sensitif. Perdarahan mungkin terjadi ketika leher rahim terluka akibat penetrasi saat berhubungan seks.
"Keluarnya darah setelah berhubungan seks adalah respons normal terhadap perubahan serviks, terutama dalam beberapa bulan pertama kehamilan," kata spesialis obstetri dan ginekologi, Valinda Riggins Nwadike, MD, MPH.
4. Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi tidak menempel di dalam rahim, tapi menempel di tempat lain, biasanya di salah satu saluran tuba. Jika tuba fallopi pecah, dapat terjadi perdarahan internal.
Kehilangan darah yang banyak ini bisa berakibat fatal. Bunda bisa mengalami nyeri, syok, pingsan, atau bahkan kematian.
Terkadang perdarahan vagina adalah satu-satunya tanda kehamilan ektopik. Gejala lain yang dapat menyertai adalah nyeri perut dan nyeri panggul. Gejala dapat terjadi bahkan sebelum Bunda mengetahui sedang hamil.
5. Keguguran
Perdarahan yang hebat di trimester pertama mungkin terkait dengan keguguran. Terutama bila disertai nyeri di perut bagian bawah, nyeri tumpul di punggung bawah, kram hebat, serta keluarnya gumpalan darah.
Menurut ACOG, keguguran dini terjadi selama 13 minggu pertama kehamilan. Kondisi ini terjadi pada sekitar 10 dari 100 kehamilan yang diketahui. Namun, sekitar setengah dari wanita yang mengalami keguguran tidak mengalami perdarahan sebelumnya.
Baca halaman berikutnya untuk mengetahui penyebab lainnya serta beda perdarahan hamil dan haid.
Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.
Simak juga 7 buah yang dapat mencegah perdarahan saat hamil, dalam video berikut:
(ank/pri)
PENYEBAB, CARA MENGATASI, DAN BEDA PERDARAHAN HAMIL DENGAN HAID