Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Posisi Bayi Sungsang di Akhir Kehamilan? Ketahui Ciri, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Kamis, 29 Dec 2022 07:40 WIB

Ilustrasi Janin
Posisi Bayi Sungsang? Ini Ciri, Penyebab dan Cara Mengatasinya/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Natali_Mis

Posisi bayi sungsang bisa terdeteksi dari pemeriksaan ultrasonografi (USG), Bunda. Posisi bayi sungsang dapat dilahirkan melalui tindakan operasi caesar untuk meminimalkan risiko.

Sungsang adalah posisi bayi yang berubah dalam kandungan, misalnya posisi kepala di atas atau kaki di bawah. Posisi ini menyulitkan bayi keluar melalui jalan lahir pada persalinan normal.

"Pada bayi sungsang, bagian yang ada di rongga panggul ibu adalah bokong atau kaki, hal ini masih normal bisa terjadi sebelum usia kehamilan 36 minggu karena ukuran janin masih jauh lebih kecil dibandingkan rongga perut," tulis dr. Judi Januandi Endju, SpOG, dalam buku Panduan Cerdas Pemeriksaan Kehamilan.

"Pada kehamilan 36 minggu atau lebih, letak dan posisi janin harus normal, yakni kepala di bawah dengan punggung janin pada posisi jam 9 atau 3 (wajah menengok ke sisi kanan atau kiri)," sambungnya.

Jenis posisi sungsang

Dilansir Healthline, posisi sungsang dibagi menjadi tiga jenis tergantung letak janin, yakni:

  • Complete breech: bagian bokong bayi berada di bawah atau jalan lahir dengan kaki terlipat di lutut (seperti bersila). Letak kaki berada di dekat bokong.
  • Frank breech: Di posisi ini, bokong bayi mengarah ke jalan lahir, tetapi kakinya lurus menekuk di depan tubuh mengarah ke dada.
  • Footling breech: Di posisi ini, salah satu kaki bayi mengarah ke bawah menuju jalan lahir.
Baca Juga : Bayi Sungsang

Ciri bayi sungsang

Ciri bayi sungsang biasanya dapat dirasakan ibu hamil atau bumil. Pada bayi sungsang, Bunda akan merasa seperti ada benda keras yang menekan perut bagian atas, serta ada bagian-bagian kecil lembut yang menekan rongga pinggul, hingga ke arah vagina atau dubur.

Bunda juga akan merasa seperti ingin buang air besar (BAB) atau buang air kecil (BAK). Pada kondisi yang jaran terjadi, bumil mungkin akan mengalami perdarahan pada vagina dan merasa sakit di tulang rusuk.

Menurut American Academy of Family Physicians (AAFP), satu-satunya cara untuk mengetahui dengan pasti posisi bayi sungsang adalah dengan melakukan USG. Posisi bayi sungsang biasanya dapat terlihat di usia kehamilan 7 hingga 8 bulan.

Lalu apa penyebab bayi sungsang dan apakah ada cara yang bisa dilakukan untuk mengembalikan posisi bayi dalam kandungan?

Baca halaman berikutnya ya.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Simak juga penyebab janin hanya aktif di sebelah kiri, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

PENYEBAB DAN CARA MENGATASI POSISI BAYI SUNGSANG

Ilustrasi Janin

Posisi Bayi Sungsang? Ini Ciri, Penyebab dan Cara Mengatasinya/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Natali_Mis

Penyebab bayi sungsang

Bayi sungsang bisa terjadi karena dua penyebab, Bunda. Berikut penjelasannya seperti dikutip dari Buku Pintar Ibu Hamil karya Tim Navitri:

1. Kondisi bayi

Ukuran janin yang kecil dibandingkan dengan ruang dalam rahim yang lebar bisa menyebabkan posisinya berubah. Janin menjadi mudah bergerak, sehingga bisa berakhir dengan posisi sungsang.

Tak hanya itu, janin yang besar juga ternyata bisa berada dalam posisi sungsang. Ini kemungkinan disebabkan kepala bayi sulit berputar ke arah bawah atau jalan lahir ketika sebelumnya sudah berada di posisi sungsang.

Banner Demam Berdarah pada Anak

2. Kondisi ibu

Posisi sungsang bisa terjadi karena faktor dari ibu, yakni:

  • Bentuk rahim bumil yang tidak normal
  • Air ketuban yang terlalu banyak atau sedikit
  • Tumor atau mioma dalam rahim
  • Posisi plasenta berada di bawah
  • Bayi terlilit pusar.

Cara mengatasi posisi bayi sungsang

Posisi bayi sungsang dapat dikoreksi oleh dokter, Bunda. Berikut penjelasannya:

1. Koreksi mandiri

Tindakan koreksi ini bisa dilakukan sendiri atau dibantu oleh dokter. Bunda dapat melakukan posisi sujud selama 5 sampai 10 menit dengan frekuensi dua kali sehari.

"Jika posisi tersebut dilakukan dengan baik dan teratur, kemungkinan besar posisi bayi sungsang bisa kembali normal," ujar Tim Navitri.

Posisi bersujud bisa dilakukan untuk mengoreksi posisi bayi sungsang dan cukup aman karena memberikan ruang pada bayi untuk berputar kembali ke posisi normal. Namun, posisi ini kemungkinan bisa membuat Bunda sesak dan tidak nyaman bila dilakukan dalam waktu lama.

2. Koreksi luar

Koreksi luar posisi bayi sungsang dilakukan dengan metode external cephalic version (ECV). Cara ini bisa dilakukan dengan melihat kondisi janin dan usia kehamilan.

"Tindakan koreksi luar sebaiknya dilakukan setelah usai kehamilan 34 minggu. Tindakan ini sendiri sudah jarang dilakukan karena bisa berisiko pada ibu dan bayi," kata Tim Navitri.

Koreksi luar dilakukan degan memutar janin sampai ke posisi yang benar. Tindakan umumnya dilakukan bila ukuran bayi tidak lebih besar dari panggul ibu, tidak ada lilitan tali pusat, tidak ada kondisi plasenta previa, mioma, dan hidrosefalus bayi.

ACOG menjelaskan bahwa metode koreksi luar ini bisa meningkatkan kemungkinan Bunda melahirkan secara normal. Namun, pelaksanaannya enggak boleh sembarangan dan hanya dilakukan oleh dokter berpengalaman.

"Sebelum dan sesudah ECV, denyut jantung bayi akan diperiksa. Jika ada masalah pada ibu dan bayi, tindakan akan segera dihentikan," tulis ACOG di laman resminya.


(ank/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda