kehamilan
Kisah Bunda Dua Kali Alami Preeklamsia, Bengkak Seluruh Tubuh dan Tak Sadarkan Diri
Senin, 30 Jan 2023 19:25 WIB
Preeklamsia merupakan tekanan darah tinggi yang terjadi saat hamil. Kondisi ini dapat dialami siapa pun bahkan ibu hamil atau bumil yang tekanan darahnya normal di awal kehamilan.
Kondisi preeklamsia serupa pernah dialami Bunda Dewi. Tak sekali, Bunda Dewi pernah dua kali didiagnosis mengalami preeklamsia jelang melahirkan anak kedua dan ketiganya beberapa tahun lalu.
Kisah Bunda Dewi ini bermula saat ia mengalami perdarahan yang tak kunjung henti ketika hamil anak kedua. Memasuki usia kehamilan tiga bulan, Dewi didiagnosis hamil anggur dan dokter memintanya untuk menghentikan kehamilan.
"Dari awal kehamilan anak kedua itu saya keluar perdarahan. Sampai di dokter pertama itu dibilang hamil anggur, jadi harus dikeluarkan bayinya," kata Dewi saat dihubungi HaiBunda, Senin (30/1/23).
Dewi tak hanya berpangku tangan dengan keputusan dokter. Atas saran dari teman, ia memeriksakan kondisi kehamilannya di dokter lain untuk mencari second opinion. Hasilnya, kehamilan kedua Dewi dapat dipertahankan dengan melakukan berbagai upaya.
"Lalu saya dapat saran dari teman untuk mencari second opinion. Coba ke dokter lain ternyata dapat dipertahankan pakai obat penguat, bed rest, dan lainnya," ujar Dewi.
Perjuangan Bunda Dewi untuk mempertahankan kehamilannya tak mudah. Setelah perdarahan, ia mengalami bengkak di seluruh tubuh.
Ia lalu kontrol ke dokter dan diminta untuk menjaga pola makan. Saat kontrol, tekanan darah atau tensi Bunda tiga anak ini masih normal.
"Saya lupa kapan, tapi semua badan bengkak. Kalau kata orang zaman dulu ini karena kebanyakan makan garam. Lalu saya kontrol dokter dan tekanan darah normal. Jadi saya kurangin garam, tapi tetap saja bengkak dan ditensi tetap normal," ungkap Dewi.
Preeklamsia terjadi jelang persalinan
Bengkak di tubuh Dewi tak kunjung mereda bahkan setelah ia mengurangi asupan garam. Ia pun kembali kontrol ke dokter karena merasa tak nyaman. Setelah dirujuk ke rumah sakit, Dewi baru tahu dirinya mengalami preeklamsia.
Tekanan darah sistolik Dewi saat diperiksa di trimester akhir mencapai 200 mmHg. Saat itu, kondisinya sudah cukup mengkhawatirkan. Selain bengkak, Dewi juga mengalami sakit kepala berat.
"Puncaknya ketika mau melahirkan, waktu itu saya tidak tahu mau melahirkan. Itu kaki saya tambah bengkak sampai enggak bisa pakai ukuran sepatu saya, kepala pusing banget," katanya.
"Lalu saya dirujuk ke rumah sakit, diperiksa ternyata tensi sistolik sekitar 190 atau 200 (mmHg). Pihak rumah sakit bilang, 'Ini ibu preeklamsia'."
Saat itu juga, Dewi diminta untuk melahirkan anaknya melalui operasi caesar. Ia harus melahirkan lebih cepat dua minggu agar bayi dalam kandungannya tak mengalami keracunan.
"Jadi pas menjelang melahirkan, tensi darah naik, dan akhirnya harus saat itu juga melahirkan caesar," ujarnya.
Proses persalinan Bunda Dewi memang berjalan baik. Namun, ia justru mengalami kritis usai melahirkan anak keduanya. Seperti apa ceritanya?
Baca halaman berikutnya ya.
Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.
Simak juga cara agar preeklamsia tidak terulang di kehamilan kedua, dalam video berikut:

