
kehamilan
7 Gangguan & Kelainan Plasenta pada Ibu Hamil, Ketahui juga Pencegahannya
HaiBunda
Kamis, 02 Feb 2023 09:55 WIB

Keberadaan plasenta memang penting untuk tumbuh kembang janin di rahim Bunda. Namun, ada beberapa gangguan dan kelainan plasenta yang dapat dialami ibu hamil.
Adapun plasenta merupakan organ yang berkembang di dalam rahim selama kehamilan. Plasenta ini menempel pada lapisan rahim dan tempat terbentuknya tali pusar bayi.
Plasenta dapat memberikan oksigen serta nutrisi untuk janin yang sedang tumbuh melalui tali pusar. Selain itu, plasenta juga memiliki beberapa fungsi lainnya seperti dikutip dari laman Clevelandclinic:
- Menghilangkan limbah berbahaya dan karbon dioksida dari bayi.
- Menghasilkan hormon yang membantu pertumbuhan bayi.
- Memeberikan kekebalan dari ibu ke bayi.
- Membantu melindungi bayi.
Plasenta mulai terbentuk setelah sel telur yang telah dibuahi tertanam di dalam rahim sekitar tujuh hingga 10 hari setelah pembuahan. Kemudian plasenta terus tumbuh sepanjang kehamilan.
Melansir laman PregnancyBirthBaby, plasenta seharusnya menempel pada dinding rahim. Plasenta biasanya menempel di bagian atas, samping, depan, atau belakang. Lokasinya bervariasi tiap bumil serta di setiap kehamilan.
Gangguan dan kelainan plasenta pada ibu hamil
Pada kehamilan, bisa saja plasentanya menempel di bagian samping, atas atau bawah rahim. Jadi plasenta ini berkembang di mana pun telur yang telah dibuahi ditanamkan ke dinding rahim.
Beberapa posisi plasenta adalah:
- Plasenta posterior: Plasenta tumbuh di dinding belakang rahim.
- Plasenta anterior: Plasenta tumbuh di dinding depan rahim yang paling dekat dengan perut.
- Plasenta fundus: Plasenta tumbuh di bagian atas rahim.
- Plasenta lateral: Plasenta tumbuh di dinding kanan atau kiri rahim.
Di mana pun letaknya, plasenta masih dapat bergerak naik hingga sekitar 32 minggu kehamilan. Jika plasenta awalnya menempel di bawah rahim, biasanya bergerak ke atas dan menjauhi leher rahim saat bayi bertambah besar.
Posisi plasenta akan diperiksa pada USG di usia kehamilan 18 minggu.
Apabila bumil mengalami masalah plasenta atau menjalani operasi di rahim di kehamilan sebelumnya, sebaiknya memberitahukan dokter. Karena, plasenta yang mengalami gangguan atau kelainan bisa mengancam jiwa Bunda dan janin.
Ada banyak penyebab bumil mengalami gangguan pada plasenta. Termasuk merokok, minum beralkohol, serta mengonsumsi obat-obatan tertentu selama kehamilan, semuanya ini dapat meningkatkan kemungkinan masalah pada plasenta.
Untuk itu, bumil selalu diingatkan agar selalu mengonsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi obat apa pun, termasuk obat bebas dan suplemen selama hamil.
Ketahui gangguan dan kelainan plasenta selama kehamilan dengan klik halaman berikutnya.
Bunda ingin membeli produk kesehatan dan kebutuhan ibu hamil lainnya langsung aja yuk, Bun klik di sini.
Saksikan juga yuk video tentang serba-serbi solusio plasenta pada ibu hamil.
GANGGUAN DAN KELAINAN PLASENTA
7 Gangguan & Kelainan Plasenta pada Ibu Hamil, Ketahui juga Pencegahannya/Foto: Getty Images/iStockphoto/
Jika bumil mengalami gangguan pada plasenta, biasanya mengalami gejala. Bumil segera konsultasikan ke dokter jika mengalaminya:
- Sakit perut (perut) yang parah atau sakit punggung
- Pendarahan vagina
- Kontraksi
- Trauma apa pun pada perut , misalnya karena jatuh atau kecelakaan mobil
Ada beberapa gangguan dan kelainan plasenta yang dapat dialami bumil:
- Plasenta previa: Plasenta menutupi seluruh atau sebagian serviks. Kadang-kadang disebut plasenta dataran rendah.
Plasenta akreta: Plasenta menempel terlalu dalam ke dinding rahim.
Solusio plasenta: Suatu kondisi selama kehamilan ketika plasenta terpisah dari rahim terlalu dini.
Insufisiensi plasenta: Ketika plasenta tidak memberikan nutrisi atau oksigen yang cukup untuk janin.
Retensi plasenta: Ketika bagian dari plasenta tetap berada di dalam rahim Anda setelah kehamilan.
Intervillositis histiocytic kronis (CHI): Kondisi ini sangat langka dan dapat mempengaruhi plasenta selama kehamilan. Laman Tommys menuliskan pada CHI, sistem kekebalan bumil bereaksi tidak normal terhadap kehamilan dan menyebabkan kerusakan pada plasenta, sehingga meningkatkan risiko keguguran dan lahir mati. Sayangnya, CHI tidak memiliki gejala dan hanya dapat didiagnosis setelah kehamilan.
Vas praevia: Pada sebagian besar kehamilan, pembuluh darah dari tali pusat masuk langsung ke dalam plasenta. Namun pada vasa praevia, pembuluh darah ini tidak dilindungi oleh tali pusar atau jaringan plasenta. Sebaliknya, pembuluh darah masuk ke jalan lahir, di bawah bayi. Pembuluh darah ini sangat halus. Jika robek saat Bunda melahirkan atau saat ketuban pecah, ini dapat menyebabkan kehilangan darah. Bahayanya darah yang hilang berasal dari bayi.
Pencegahan gangguan plasenta pada ibu hamil
Sebagian besar masalah plasenta tidak dapat dicegah secara langsung. Namun, ada beberapa langkah yang dapat bumil lakukan agar hamil dengan sehat:
- Kunjungi penyedia layanan kesehatan secara teratur selama kehamilan.
- Bekerja sama dengan dokter untuk mengelola kondisi kesehatan, seperti tekanan darah tinggi.
- Jangan merokok atau menggunakan narkoba.
- Jika Bunda pernah mengalami masalah plasenta selama kehamilan sebelumnya dan sedang merencanakan kehamilan lagi, bicarakan dengan dokter tentang cara mengurangi risiko mengalami kondisi itu lagi.
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
5 Fungsi Plasenta untuk Perkembangan Janin, Bunda Perlu Tahu

Kehamilan
Catat Bunda, Ini 4 Nutrisi Penting untuk Ibu Hamil 2 Bulan

Kehamilan
10 Ciri-ciri Hamil 1 Bulan yang Perlu Bunda Tahu

Kehamilan
10 Makanan yang Baik Dikonsumsi Ibu Hamil di Trimester 1

Kehamilan
14 Makanan Penyebab Keguguran di Awal Kehamilan


5 Foto
Kehamilan
5 Potret Qurrotuayun Istri Qibil The Changchuters Jalani Trimester 2, Dipuji Makin Cantik
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda