Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Berapa Berat Plasenta dan Air Ketuban Normal Selama Kehamilan?

Humidatun Nisa'   |   HaiBunda

Senin, 17 Apr 2023 19:47 WIB

USG untuk mengetahui cairan ketuban dan plasenta selama kehamilan
Berapa Berat Plasenta dan Air Ketuban Normal Selama Kehamilan?/ Foto: Getty Images/PonyWang

Kenaikan berat badan karena kehamilan merupakan pertanda bagus. Selain menjadi salah satu indikasi bahwa Bunda mendapati perkembangan kehamilan yang normal, juga membuktikan Si Kecil mampu tumbuh cukup baik di dalam rahim. 

Melansir Marchofdimes, melonjaknya berat badan Bunda dari bulan ke bulan, disebabkan muatan Bunda yang kian bertambah ya. Misalnya saja saat usia kandungan 20 minggu, volume air ketuban adalah sekitar 400 mililiter. Tentu saja berat Bunda bertambah kan. 

Lantas berapa ya berat plasenta dan air ketuban normal pada Bunda hamil? Yuk simak terus, Bunda. 

Air ketuban

Cairan ketuban adalah zat seperti air yang mengelilingi janin di dalam rahim ibu hamil. Janin tumbuh di dalam kantung ketuban yang berisi cairan, yang terbentuk pada kehamilan 12 hari.

Ketika air ketuban pecah, ini akan menjadi tanda bahwa bunda akan melahirkan. Namun, jauh sebelum hal itu terjadi penting memahami berapa volume air ketuban normal selama kehamilan.

Manfaat air ketuban

Cairan ketuban diperlukan untuk menjaga kehamilan tetap sehat, dan membantu janin bersiap hidup di dunia luar. Selain itu, cairan ketuban juga berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi janin dari gerakan yang dilakukan bundanya.

Cara mengukur air ketuban

Para dokter kandungan akan mengukur cairan ketuban menggunakan ultrasound (USG). Pada saat kontrol kandungan dengan USG, mereka akan mengukur kantung cairan ketuban di area tertentu untuk menghitung volumenya.

Berat plasenta dan air ketuban normal selama kehamilan

Mayo Clinic menjelaskan, tidak ada berat badan ideal selama kehamilan karena hal ini bisa berbeda-beda pada setiap wanita hamil. Pertambahan berat badan akan dikatakan tepat selama kehamilan bergantung pada berbagai faktor, termasuk berat badan sebelum hamil dan indeks massa tubuh (BMI).  

Meski begitu, terdapat standar penambahan berat tertentu untuk memudahkan pemantauan perkembangan Bunda hamil dan janin yang dikandungnya, Bunda. Pada usia kehamilan 34-36 minggu, volume air ketuban mencapai puncaknya yaitu sekitar 800 mililiter. Lalu, hingga hari persalinan atau sekitar minggu ke 40, air ketuban akan berkurang hingga hanya sekitar 600 mililiter.

Lantas bagaimana dengan plasenta? Sebagai salah satu organ yang berperan menyuplai oksigen dan nutrisi bagi Si Kecil dalam kandungan, berapa ukuran normalnya ya?  Menurut Mayo Clinic, menjelang persalinan, secara umum diameter plasenta ialah berkisar 22 cm, ketebalannya berkisar antara 2 hingga 2,5 cm, dan beratnya berkisar 470 gram, Bunda. 

Dengan masing-masing berat ini, maka Bunda hamil memang sudah seharusnya mengalami kenaikan berat badan ya. Pertambahan berat badan yang stabil lebih penting pada trimester kedua dan ketiga - terutama jika Bunda memulai dengan berat badan yang sehat atau kekurangan berat badan. 

Menurut pedoman, Bunda akan mendapatkan sekitar 0,5 kilogram dalam setiap minggu sampai melahirkan. Bagi orang yang kelebihan berat badan atau obesitas, pedoman tersebut diterjemahkan menjadi kenaikan berat badan sekitar 0,2 kilogram seminggu pada trimester kedua dan ketiga, Bunda.

Setelah mengetahui jumlah air ketuban dan plasenta yang normal, waspadai juga bahaya air ketuban yang terlalu sedikit atau sebaliknya, Bunda.

Air ketuban terlalu sedikit atau oligohidramnion 

Air ketuban memang harus dijaga agar tidak menjadi terlalu sedikit, Bunda. Air ketuban yang terlalu sedikit disebut oligohidramnion.

Melansir dari Clevandclinic, oligohidramnion terjadi ketika air ketuban lebih rendah darai seharusnya selama kehamilan. Cairan ketuban berfungsi melindungi bayi di dalam rahim dari infeksi dan kompresi tali pusat.

Tak hanya itu saja, cairan ketuban juga berfungsi membantu mengembangkan sistem pencernaan dan pernapasan bayi, serta mengatur suhu di dalam rahim.

Air ketuban yang terlalu sedikit akan menyebabkan masalah kesehatan pada bayi. Serta dapat memengaruhi perkembangannya atau menyebabkan komplikasi saat persalinan.

Namun, perlu diketahui juga bahwa cairan ketuban ini akan meningkat hingga puncaknya pada usia kehamilan 36 minggu. Setelah itu, kadar cairan ketuban akan mulai menurun hingga saatnya melahirkan.

Cairan ketuban yang terlalu banyak pun tidak diperbolehkan selama kehamilan. Simak bahayanya untuk janin dan bundanya selama kehamilan hingga masa persalinan.

Polihidramnion

Polihidramnion biasanya hanya terjadi sekitar 1-2 persen pada kehamilan. Kondisi ini bisa terjadi diakibatkan oleh penumpukan cairan ketuban secara bertahap selama trimester kedua kehamilan.

Dilansir Mayo Clinic, saat ibu hamil mengalami polihidramnion, biasanya akan menyebabkan sesak napas, persalinan prematur, dan berbagai masalah kesehatan lain. Dalam hal ini, ibu hamil harus dipantau oleh dokter untuk mencegah terjadinya komplikasi.

Polihidramnion yang ringan biasanya akan hilang dengan sendirinya, namun pada kasus yang lebih berat memerlukan penanganan intensif, Bunda. Penting untuk memahami gejala air ketuban yang menumpuk dalam ulasan berikut ini.

Gejala

  1. Sesak napas atau ketidakmampuan bernapas
  2. Pembengkakan atau kontraksi rahim
  3. Malposisi janin
  4. Kontraksi rahim

Penyebab

  1. Cacar lahir yang memengaruhi saluran pencernaan bayi atau sistem saraf pusat
  2. Diabetes ibu
  3. Transfusi kembar, di mana salah satu janin kembar menerima terlalu banyak darah dan yang lainnya terlalu sedikit.
  4. Kurangnya sel darah merah pada bayi
  5. Ketidakcocokan darah antara ibu dan bayi
  6. Infeksi selama kehamilan.

Mengingat pentingnya kenaikan berat badan selama hamil, sangat disarankan agar Bunda menerapkan pola hidup atau diet sehat yang tidak asal menambah berat ya. Namun, harus tetap mengedepankan kandungan nutrisi setiap makanan yang dikonsumsi. Sebab setiap makanan yang Bunda konsumsi juga menjadi asupan penting bagi tumbuh kembang Si Kecil hingga besar nanti. 

Tips menambah berat badan untuk kehamilan

Melansir Cdc Gov, berikut adalah cara untuk menambah berat badan Bunda hamil sesuai kebutuhan:

1. Ketahui kebutuhan kalori Bunda

Secara umum, trimester pertama tidak membutuhkan kalori ekstra. Biasanya, wanita membutuhkan sekitar 340 kalori tambahan per hari selama trimester kedua dan sekitar 450 kalori tambahan per hari selama trimester ketiga. 

2. Tetap berolahraga walau ringan

Kehamilan mungkin semakin menambah kemalasan bergerak. Tetapi untuk kesehatan Bunda dan janin, sebaiknya Bunda tetap melakukan aktifitas olahraga secara teratur. Sekalipun olahraga ringan. Jangan berolahraga berat yang justru membahayakan ya.

3. Makan diet seimbang

Ibu hamil sebaiknya menyeleksi makanan dengan menu yang terdiri dari biji-bijian, sayuran, buah-buahan, produk susu rendah lemak, dan protein tanpa lemak

Sebagian besar makanan aman dikonsumsi selama kehamilan, tetapi Bunda harus berhati-hati dengan atau menghindari makanan tertentu. Konsultasi dengan tenaga medis yang sudah menangani Bunda mengenai makanan apa saja yang sebaiknya ditingkatkan konsumsinya dan mana yang harus dihindari. 

Batasi tambahan gula dan lemak padat yang ditemukan dalam makanan seperti minuman ringan, makanan penutup, gorengan, susu murni, dan daging berlemak.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Simak informasi lain mengenai air ketuban dalam video di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]



 

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda