kehamilan
Mengapa Air Ketuban Membantu Proses Kelahiran Bayi?
Selasa, 21 Mar 2023 10:50 WIB
Saat hamil, janin di dalam rahim Bunda akan dikelilingi cairan yang dikenal dengan air ketuban. Semuanya itu dalam kantong ketuban. Mengapa air ketuban ini membantu proses kelahiran bayi?
Seperti yang Bunda ketahui, air ketuban bisa membantu proses kelahiran bayi karena keluarnya cairan ketuban bisa menjadi penanda awal persalinan segera terjadi dan bayi akan segera lahir.
Dalam kebanyakan kasus, pecahnya kantong ketuban hanyalah awal dari permulaan persalinan dalam 24 jam ke depan.
Air ketuban membantu proses kelahiran bayi
Saat janin berada di dalam rahim, ada di dalam kantong ketuban, sebuah kantong yang terbentuk dari dua selaput, amnion dan korion.
Air ketuban memiliki beberapa fungsi penting yang membantu mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi. Dan umumnya air ketuban terbentuk pada beberapa minggu pertama kehamilan.
Baca Juga : Amniotic Fluid |
Awalnya, cairan terdiri dari air yang diproduksi oleh ibunya. Namun, sekitar usia kehamilan 20 minggu, ini sepenuhnya digantikan oleh urine janin, karena janin menelan dan mengeluarkan cairan.
Cairan ketuban juga mengandung komponen vital, seperti nutrisi, hormon, dan antibodi penangkal infeksi.
Melansir laman Pregnancy Birthbaby, jumlah cairan ketuban akan meningkat selama kehamilan dan diperkirakan mencapai jumlah (volume) tertinggi di awal trimester ketiga. Namun, jumlah air ketuban bervariasi dari orang ke orang dan di setiap kehamilan.
Pada sejumlah kecil kehamilan, jumlah cairan di sekitar janin bisa lebih banyak atau lebih sedikit dari yang diharapkan. Ini mungkin karena komplikasi kehamilan dan kadang-kadang dapat menunjukkan bahwa ada masalah, meskipun dalam beberapa kasus penyebabnya mungkin tidak selalu ditemukan.
Fungsi air ketuban
Air ketuban ini warnanya bening atau kuning muda dan tidak berbau. Janin berlatih menelan dan bernapas dengan meminum cairan ketuban.
Valinda Nwadike, Dokter Spesialis Kebidanan dan Ginekologi mengatakan bahwa tingkat cairan ketuban paling tinggi sekitar usia 36 minggu kehamilan, berukuran sekitar 1 liter. Tingkat ini menurun saat kelahiran semakin dekat.
"Saat air ketuban pecah, kantong ketuban robek. Cairan ketuban yang terkandung di dalam kantong kemudian mulai bocor melalui serviks dan vagina," jelas Nwadike dikutip dari MedicalNewsToday.
Air ketuban biasanya pecah menjelang akhir tahap pertama persalinan. Menurut Today's Parent, hanya sekitar 15 persen air yang pecah saat persalinan. Ketika ini terjadi, inilah saatnya untuk menghubungi penyedia layanan kesehatan karena persalinan mungkin akan segera terjadi.
Berikut ini beberapa fungsi dari air ketuban:
- Melindungi janin: Cairan melindungi janin dari tekanan luar, bertindak sebagai peredam kejut.
- Kontrol suhu: Cairan melindungi janin, menjaganya tetap hangat dan mempertahankan suhu normal.
- Pengendalian infeksi: Cairan ketuban mengandung antibodi.
- Perkembangan sistem paru-paru dan pencernaan: Dengan bernapas dan menelan cairan ketuban, janin berlatih menggunakan otot-otot sistem ini saat mereka tumbuh.
- Perkembangan otot dan tulang: Saat janin mengapung di dalam kantong ketuban, ia memiliki kebebasan untuk bergerak, memberikan kesempatan pada otot dan tulang untuk berkembang dengan baik.
- Pelumasan: Cairan ketuban mencegah bagian tubuh seperti jari tangan dan kaki tumbuh bersama; anyaman dapat terjadi jika kadar cairan ketuban rendah.
- Penopang tali pusat: Cairan di dalam rahim mencegah tali pusat terkompresi. Tali ini mengangkut makanan dan oksigen dari plasenta ke janin yang sedang tumbuh.
Ibu hamil bisa mengalami kebocoran cairan ketuban, simak penjelasannya di halaman berikutnya.
Bunda ingin membeli produk kesehatan dan kebutuhan ibu hamil lainnya? Langsung aja yuk, klik di sini.
Simak juga video tentang 5 tanda ketuban pecah: