Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

7 Fungsi Air Ketuban, Salah Satunya Cegah Perlengketan Jemari Bayi

Nanie Wardhani   |   HaiBunda

Selasa, 16 Nov 2021 17:15 WIB

Ilustrasi janin atau air ketuban
Ilustrasi air ketuban/ Foto: Getty Images/iStockphoto/ Natalia Riabchenko

Jika Bunda sudah pernah atau mungkin sedang hamil, tentu sudah pernah dengar yang namanya air ketuban. Air ketuban adalah cairan bening berwarna kuning yang ditemukan dalam 12 hari pertama setelah pembuahan di dalam kantung ketuban. Air ketuban mengelilingi bayi yang sedang tumbuh di dalam rahim, Bunda.

Air ketuban memiliki banyak fungsi penting dan vital untuk perkembangan janin yang sehat. Namun, jika jumlah cairan ketuban di dalam rahim terlalu sedikit atau terlalu banyak, komplikasi juga bisa terjadi.

Ketika bayi berada di dalam rahim, ia terletak di dalam kantung ketuban, sebuah kantong yang terdiri dari dua selaput, amnion, dan korion. Janin tumbuh dan berkembang di dalam kantung ini, dikelilingi oleh cairan ketuban.

Awalnya, cairan terdiri dari air yang diproduksi oleh bunda. Namun, sekitar usia kehamilan 20 minggu, ini sepenuhnya digantikan oleh urine janin, saat janin menelan dan mengeluarkan cairan.

Air ketuban juga mengandung komponen vital, seperti nutrisi, hormon, dan antibodi penangkal infeksi. Bila cairan ketuban berwarna hijau atau cokelat, ini menandakan bahwa bayi telah mengeluarkan mekonium sebelum lahir. Mekonium adalah istilah untuk buang air besar yang pertama.

Mekonium dalam cairan bisa menjadi masalah, Bunda. Ini dapat menyebabkan masalah pernapasan yang disebut sindrom aspirasi mekonium yang terjadi ketika mekonium memasuki paru-paru. Dalam beberapa kasus, bayi akan memerlukan perawatan setelah mereka lahir.

Fungsi air ketuban

Dilansir dari Medical News Today, berikut adalah beberapa fungsi dari air ketuban, di antaranya bertanggung jawab untuk:

  • Melindungi janin: Cairan melindungi bayi dari tekanan luar, bertindak sebagai peredam kejut.
  • Kontrol suhu: Cairan melindungi bayi, menjaganya tetap hangat dan mempertahankan suhu yang teratur.
  • Pengendalian infeksi: Cairan ketuban mengandung antibodi.
  • Perkembangan paru-paru dan sistem pencernaan: Dengan bernapas dan menelan cairan ketuban, bayi berlatih menggunakan otot-otot sistem ini saat mereka tumbuh.
  • Perkembangan otot dan tulang: Saat bayi mengapung di dalam kantung ketuban, ia memiliki kebebasan untuk bergerak, memberi kesempatan pada otot dan tulang untuk berkembang dengan baik.
  • Pelumasan: Cairan ketuban mencegah bagian tubuh seperti jari tangan dan kaki tumbuh bersama; perlengketan dapat terjadi jika kadar cairan ketuban rendah.
  • Dukungan tali pusat: Cairan di dalam rahim mencegah tali pusat tertekan. Tali pusat ini mengangkut makanan dan oksigen dari plasenta ke janin yang sedang tumbuh.

Biasanya, tingkat cairan ketuban berada pada titik tertinggi sekitar 36 kehamilan, sekitar 1 liter. Tingkat ini menurun saat kelahiran semakin dekat. Saat ketuban pecah, kantung ketuban robek. Cairan ketuban yang terkandung di dalam kantung kemudian mulai bocor keluar melalui serviks dan vagina Bunda.

Ketuban biasanya pecah menjelang akhir kala satu persalinan. Menurut Today's Parent, hanya sekitar 15 persen ketuban pecah saat awal persalinan. Ketika ini terjadi, inilah saatnya untuk menghubungi penyedia layanan kesehatan karena persalinan mungkin sudah dekat.

Dikutip dari Very Well Health, perkembangan cairan ketuban dibagi menjadi dua tahap:

Awal kehamilan: Pada periode dari pembuahan hingga delapan minggu, cairan ketuban sebagian besar terdiri dari air dari Bunda. Pada 10 minggu, janin menghasilkan urin, yang memasuki kantung ketuban.

Akhir kehamilan: Pada trimester kedua dan ketiga, kantung ketuban mengembang dan cairan ketuban terutama terdiri dari urine janin. Bersamaan dengan ini, sekresi paru-paru dari janin, serta sekresi gastrointestinal dan ekskresi dari tali pusat dan permukaan plasenta, juga berkontribusi terhadap kandungan cairan ketuban.

Cairan ketuban terdiri dari 98 persen air dan elektrolit, bersama dengan peptida, karbohidrat, dan molekul pemberi sinyal. Sisanya 2 persen terdiri dari lipid dan hormon.

Komplikasi

Komplikasi yang berkaitan dengan cairan ketuban dapat terjadi ketika terlalu banyak atau terlalu sedikit cairan.

Oligohidramnion

Oligohidramnion terjadi ketika ada terlalu sedikit cairan ketuban di sekitar janin selama kehamilan. Ini terjadi pada sekitar 4 persen kehamilan.

Rata-rata, orang hamil memiliki sekitar 0,5 liter hingga 1 liter (500 hingga 1000 mL) cairan ketuban. Terlalu sedikit cairan ketuban dapat menyebabkan masalah dengan perkembangan janin serta komplikasi kehamilan.

Polihidramnion

Juga disebut hidramnion, berlawanan dari oligohidramnion, polihidramnion terjadi ketika ada terlalu banyak cairan ketuban di sekitar janin. Ketika ini terjadi, rahim jauh lebih besar dari biasanya.

Ini adalah kondisi langka yang terjadi pada sekitar 1 persen kehamilan.

Demikian informasi singkat mengenai air ketuban dan fungsinya bagi bayi yang sedang Bunda kandung. Semoga bermanfaat ya Bunda.

[Gambas:Video Haibunda]



 

(som/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda