HaiBunda

KEHAMILAN

7 Perubahan Sikap dan Psikologis Suami saat Istri Hamil

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Rabu, 26 Apr 2023 17:45 WIB
7 Perubahan Sikap dan Psikologis Suami saat Istri Hamil/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Akacin Phonsawat
Jakarta -

Psikologis suami saat istri hamil dapat berubah lho, Bunda. Perubahan ini bisa mengarah ke hal yang positif atau negatif.

Faktanya, kehamilan memang tak hanya mengubah kehidupan seorang calon Bunda, tapi juga calon Ayah. Padahal di waktu bersamaan, peran suami diharapkan menjadi support system utama untuk istrinya yang sedang hamil.

Perubahan sikap dan psikologis suami saat istri hamil

Perubahan sikap dan psikologis yang dialami suami saat istri hamil juga perlu diketahui. Jangan sampai perubahan ini berdampak pada hubungan suami istri dan memengaruhi kehamilan.


Nah, melansir dari beberapa sumber, berikut 7 perubahan sikap dan psikologis suami saat istri hamil:

1. Lebih sadar akan bertanggung jawab

Begitu realitas adanya bayi terbantu, calon ayah akan lebih sadar akan tanggung jawab pribadi yang tinggi. Mereka merasakan tanggung jawab sekaligus campuran perasaan lain untuk calon anaknya, Bunda.

"Misalnya, mereka lebih memikirkan untuk mengambil peran yang lebih besar dalam mengatur persalinan, perawatan kesehatan setelah melahirkan, mengatur rumah tangga, dan mengamankan keuangan," kata Psikiater Grant Hilary Brenner MD, DFAPA., dilansir Psychology Today.

2. Mudah cemas

Perubahan psikologis yang dapat dialami calon ayah juga melibatkan perasaannya. Calon ayah bisa menjadi mudah cemas dan depresi.

Dikutip dari laman Pregnancy Birth & Baby, 1 dari 10 ayah baru mengalami depresi selama kehamilan atau setelah istrinya melahirkan. Depresi dan gangguan kecemasan pada pria belum tentu akibat istrinya mengalami perasaan yang sama, Bunda.

Beberapa penyebab depresi dan cemas pada ayah dapat karena kurangnya dukungan sosial dan emosional atau stres karena hubungan dengan istri yang berubah selama kehamilan.

Ilustrasi Suami Istri/ Foto: Getty Images/iStockphoto

3. Mengalami sindrom Couvade

Sindrom Couvade atau kehamilan simpatik terjadi ketika Ayah mengalami gejala yang sangat mirip dengan tanda kehamilan yang dialami istrinya. Beberapa tandanya adalah sembelit, perut terasa kembung, mual dan muntah, berat badan naik, hingga perubahan suasana hati.

Tanda kehamilan simpatik biasanya dimulai pada akhir trimester pertama dan semakin sering terjadi hingga trimester ketiga. Menurut penulis buku The Everything Pregnancy Fitness Book, Robin Elise Weiss, PhD, MPH, beberapa pria lebih rentan mengalami kehamilan simpatik.

"Terkadang, pasangan suami istri yang mengalami ini bahkan tidak menyadarinya. Mereka menganggap itu semua normal atau berpikir bahwa itu tidak berhubungan dengan kehamilan sama sekali," kata Weiss, mengutip Very Well Family.

4. Menjadi lebih fokus pada keluarga

Hormon testosteron berperan panting dalam terbentuknya sikap seorang pria sebelum menjadi Ayah. Secara umum, hormon inilah yang memengaruhi seorang pria dalam berperilaku, Bunda.

Menurut beberapa penelitian, kadar hormon testosteron suami akan turun menjelang persalinan istrinya. Turunnya hormon ini dapat membantu seorang calon Ayah menunjukkan empati dan kasih sayang yang lebih besar pada keluarganya.

5. Jadi lebih perhatian

Studi dari University of Michigan tahun 2014 menemukan bahwa kadar testoteron yang rendah pada calon ayah cukup memengaruhi kepribadiannya. Kadar hormon yang menurun selama istri hamil membuat suami berubah menjadi sosok yang lebih memerhatikan keluarga.

Ada alasan kenapa testoteron yang turun dapat mengubah sikap seorang pria, Bunda. Penulis penelitian Robin Edelstein mengatakan bahwa alasannya bisa karena ia membayangkan dirinya sebagai seorang ayah dan melihat istrinya sebagai calon orang tua.

"Perubahan ini bisa menjadi merupakan fungsi dari perubahan psikologis yang dialami pria saat mempersiapkan diri menjadi ayah, perubahan dalam hubungan asmara, atau bahkan perubahan fisik yang dialaminya bersama istri yang sedang hamil," kata Edelstein, mengutip laman University of Michigan.

6. Jadi lebih semangat bekerja

Kesadaran diri akan tanggung jawab membuat calon ayah lebih semangat bekerja. Tak cuma sebagai suami, ia berpikir nantinya akan menjadi kepala keluarga yang diandalkan istri dan anaknya.

Meski tak semua pria, banyak di antaranya juga ikut memikirkan detail soal kebutuhan bayi setelah lahir. Mereka bekerja keras untuk memenuhi semuanya dengan lebih giat lagi bekerja.

7. Overprotektif

Sifat overprotektif biasanya dikaitkan dengan hal yang negatif. Tapi dalam kehamilan, sikap ini bisa merupakan bentuk dukungan dan tanggung jawab suami pada istri dan calon anaknya.

Salah satu contoh sikap overprotektif dapat terlihat dari larangan-larangan yang dilontarkan suami pada istrinya. Pada kondisi tertentu, suami bisa cenderung suka mengatur karena ingin yang terbaik untuk istri dan calon anaknya.

Sikap overprotektif yang mengarah ke hal positif memang baik. Tapi, jangan berlebihan dan kelewat batas ya. Alih-alih melarang, sikap overprotektif bisa ditunjukkan dengan juga membantu istri yang sedang hamil.

Ilustrasi Suami Istri/ Foto: Getty Images/iStockphoto

Bentuk dukungan suami untuk istri yang hamil

Semua perubahan positif yang dialami calon Ayah dapat diubah menjadi bentuk dukungan untuk istri yang sedang hamil. Suami bisa lebih fokus dengan hubungannya dengan istri dan jadi pendengar yang baik.

"Fokus kehamilan utamanya adalah kebutuhan praktis. Selama kehamilan, orang mungkin tidak fokus pada hubungannya dengan pasangan, atau mendukung satu sama lain secara emosional sebanyak yang mereka bisa," kata Pam Pilkington, seorang Psikolog Perinatal di Centre for Perinatal Psychology di Melbourne, Australia, seperti dilansir The New York Times.

Dalam istilah praktis, dukungan ini bisa berupa keterbukaan suami tentang bagaimana perasaannya dan istri. Suami yang akan menjadi calon ayah harus bisa mendengar dan menerima perubahan tubuh yang dialami Bunda selama hamil.

Suami juga diharapkan bisa menggantikan peran istri sementara selama kehamilan. Cobalah kelola sikap overprotektif, perhatian, dan tanggung jawab yang meningkat dengan melakukan tindakan nyata.

Berikut 5 dukungan yang dapat dilakukan suami saat istrinya hamil:

  1. Mengerjakan tugas rumah, seperti memasak dan membersihkan rumah
  2. Mendampingi istri saat kontrol kehamilan
  3. Menjaga anak saat Bunda tak enak badan
  4. Menjadi pendengar yang baik
  5. Menyiapkan kebutuhan selama kehamilan dan jelang persalinan.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!



(ank/pri)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Cerita Artis Shezy Idris Jadi Single Parent, Kini Jualan Donat & Baju Demi Anak

Mom's Life Amira Salsabila

Ternyata Ini Alasan Seseorang Jadi Target Gigitan Nyamuk

Mom's Life Tim HaiBunda

Cerita Miskah Shafa Jalani Sidang S1 secara Daring karena Kehamilan Sudah Dekat HPL

Kehamilan Amrikh Palupi

7 Tanaman Pembawa Hoki di Dapur Menurut Feng Shui

Mom's Life Ajeng Pratiwi & Sandra Odilifia

Makan Telur Setiap Hari Bikin Kolesterol Tinggi, Mitos atau Fakta?

Mom's Life Pritadanes

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Cerita Miskah Shafa Jalani Sidang S1 secara Daring karena Kehamilan Sudah Dekat HPL

Ternyata Ini Alasan Seseorang Jadi Target Gigitan Nyamuk

7 Tanaman Pembawa Hoki di Dapur Menurut Feng Shui

5 Potret Teuku Wisnu Ajak Shireen Sungkar Pulang Kampung ke Aceh, Rumah Lama Jadi Sorotan

Makan Telur Setiap Hari Bikin Kolesterol Tinggi, Mitos atau Fakta?

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK