kehamilan
Cara Melahirkan Bayi yang Meninggal dalam Kandungan, dari Operasi Caesar hingga Kuret
Kamis, 25 May 2023 19:55 WIB
Saat janin tumbuh di dalam rahim, segala hal dapat terjadi, termasuk meninggal dalam kandungan. Tentu Bunda dan Ayah akan sangat sedih saat mengetahui bahwa Si Kecil telah meninggal sebelum persalinan dimulai.
Jika Bunda hamil berada dalam situasi ini, bidan atau dokter akan memberi tahu tentang berbagai pilihan untuk melahirkan.
Dilansir dari Parents, American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menjelaskan bahwa fenomena lahir mati merupakan salah satu kondisi risiko kehamilan merugikan yang paling umum dan terjadi pada 1 dari 160 persalinan di Amerika Serikat.
Untuk itu, terdapat prosedur khusus saat melahirkan janin dalam kondisi meninggal. Yuk ketahui apa saja. Simak sampai selesai ya.
Bayi meninggal dalam kandungan
Masih bersumber dari ACOG, disebutkan bahwa Pusat Statistik Kesehatan Nasional AS mendefinisikan kematian janin sebagai persalinan janin yang tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti yang ditunjukkan oleh tidak adanya pernapasan, detak jantung, denyut tali pusat, atau gerakan otot sadar yang pasti.
Sementara menurut Marchofdimes, lahir mati adalah ketika bayi meninggal dalam kandungan setelah 20 minggu kehamilan. Sebagian besar kelahiran mati terjadi sebelum orang hamil melahirkan, tetapi sejumlah kecil terjadi selama persalinan dan kelahiran. Stillbirth memengaruhi sekitar 1 dari 160 kehamilan setiap tahun di Amerika Serikat.
Faktor risiko lahir mati
Disebutkan Marchofdimes, faktor yang bisa mempengaruhi lahir mati, di antaranya:
1. Kondisi medis
Mengalami obesitas
Jika Bunda hamil mengalami obesitas, Bunda memiliki kelebihan lemak tubuh dan indeks massa tubuh (juga disebut BMI) adalah 30 atau lebih tinggi. BMI adalah ukuran lemak tubuh berdasarkan tinggi dan berat badan.
Diabetes
Diabetes adalah suatu kondisi di mana tubuh Anda memiliki terlalu banyak gula (disebut glukosa) dalam darah.
Tekanan darah tinggi
Tekanan darah adalah kekuatan darah yang mendorong dinding arteri Bunda hamil. Arteri adalah pembuluh darah yang membawa darah dari jantung ke bagian tubuh lainnya.
Penyalahgunaan zat
Menggunakan zat berbahaya tertentu meningkatkan risiko lahir mati. Misalnya, merokok, minum alkohol atau menggunakan obat-obatan terlarang atau resep obat penghilang rasa sakit, seperti opioid.
2. Kondisi kehamilan dan riwayat kehamilan
- Mengalami komplikasi pada kehamilan sebelumnya, seperti kelahiran premature, preeklamsia atau pembatasan pertumbuhan janin.
- Belum pernah memiliki pengalaman melahirkan sebelumnya.
- Pernah lahir mati pada kehamilan sebelumnya.
- Hamil setelah usia 35 tahun. Menurut (ACOG), penelitian menunjukkan bahwa sejumlah besar bayi lahir mati yang terjadi di antara orang hamil berusia 35 tahun atau lebih terkait dengan kondisi bawaan atau kromosom.
![]() |
Cara melahirkan bayi meninggal dalam kandungan
Mengutip dari My Clevelandclinic, terdapat beberapa pilihan melahirkan janin meninggal. Sebagai berikut:
1. Induksi persalinan
Penyedia layanan kesehatan merekomendasikan persalinan induksi sebagai pilihan terbaik setelah lahir mati. Dengan pertimbangan:
• Memiliki preeklamsia berat (tekanan darah tinggi).
• Mengalami infeksi serius.
• Memiliki kantung ketuban yang pecah (kantong berisi air di sekitar janin).
• Mengalami gangguan pembekuan.
Persalinan diinduksi menggunakan obat yang diberikan dengan salah satu dari lima cara berikut:
• Sebuah tablet dimasukkan ke dalam vagina
• Gel dimasukkan ke dalam vagina
• Obat telan
• Tetesan ke pembuluh darah
• Bohlam Foley atau balon mekanis yang melebarkan serviks
2. Melahirkan alamiah
Menunggu kelahiran terjadi secara alami adalah sebuah pilihan, tetapi seiring berjalannya waktu, tubuh janin dapat memburuk di dalam rahim. Janin mungkin terlihat berbeda dari yang diharapkan. Kerusakan parah juga membuat lebih sulit untuk menentukan penyebab kematian.
3. Operasi caesar
Disarankan bagi Bunda hamil dengan lahir mati untuk mendapat penanganan bedah cesar, manakala:
• Posisi bayi tidak normal (kepala bayi tidak berada di bawah dekat leher rahim).
• Ibu mengalami atau pernah mengalami kelainan plasenta.
• Bayi lebih besar dari ukuran panggul ibu.
• Menjalani operasi caesar di kehamilan sebelumnya.
• Kehamilan kembar.
4. Kuret
Kuretase atau kuret merupakan prosedur yang digunakan untuk mengeluarkan janin mati dari rahim. Biasanya, kuret diawali dengan dilatasi. Yaitu tindakan untuk melebarkan leher rahim atau serviks. Dalam istilah lain, prosedur ini disebut dilatasi dan kuretase (dilation & curettage).
Kuret dapat dilakukan dengan metode pengikisan menggunakan alat berbahan logam, atau penyedotan (suction) menggunakan alat khusus. Dengan kedua metode tersebut, jaringan endometrium dalam rahim (uterus) akan dikeluarkan.
Demikian pilihan tindakan janin meninggal dalam kandungan yang bisa Bunda tentukan, seandainya dalam kondisi tertentu Bunda membutuhkannya. Apapun tindakan yang Bunda pilih, sebaiknya semua atas rekomendasi dokter yang menangani Bunda hamil.
Cara mengurangi risiko bayi meninggal dalam kandungan
- Hindari narkoba, merokok dan minum alkohol.
- Hubungi penyedia layanan kesehatan jika ada pendarahan selama paruh kedua kehamilan.
- Lakukan apa yang disebut "hitungan tendangan" harian. Sekitar 26-28 minggu, biasakan diri dengan gerakan janin. Cari tahu apa yang normal untuk janin. Kemudian, jika mereka berhenti bertingkah normal, hubungi penyedia layanan kesehatan yang menangani.
- Sebelum hamil, berusahalah mencapai berat badan yang sehat. Jika sudah hamil, bicarakan dengan penyedia layanan kesehatan tentang pilihan diet dan olahraga.
- Lindungi diri dari infeksi.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Simak juga yuk video tentang 3 penyebab janin meninggal dalam kandungan:

