kehamilan

Lebih Baik Induksi atau Caesar? Ketahui Risiko, Efek Samping & Cara Memilih yang Tepat

Humidatun Nisa'   |   HaiBunda

Senin, 05 Jun 2023 17:55 WIB

Jakarta -

Banyak di antara Bunda hamil yang menginginkan kelahiran secara alamiah. Namun karena satu lain hal, dengan pertimbangan medis tertentu, kemudian menjadi kendala untuk bisa melahirkan secara normal. 

Di antara tindakan untuk membantu proses melahirkan terdapat induksi dan caesar. Keduanya tentu saja mempunyai risiko dan efek samping yang berbeda. Yuk ketahui lebih lanjut tentang risiko, efek samping dan cara memilihnya dengan tepat.

Simak sampai selesai, Bunda. 


Perbedaan induksi dan caesar

Persalinan membutuhkan persiapan yang matang sejak jauh-jauh hari. Termasuk pilihan untuk melahirkan secara normal atau melalui operasi caesar.

Hal ini penting diputuskan sejak beberapa bulan sebelum melahirkan, berdasarkan catatan medis dan saran dokter kandungan yang menangani Bunda. Nah, jika dari awal Bunda berencana melewati proses persalinan alami atau normal, harus mengetahui tahapan yang harus dilalui serta risiko-risiko yang mungkin menyertai proses persalinan.

Salah satu hal yang penting diketahui para Bunda yang ingin melahirkan normal adalah kondisi bukaan tidak bertambah. Dalam kondisi seperti ini, Bunda harus segera memutuskan apakah harus dilakukan proses induksi atau tidak. 

Bukaan tidak bertambah tentu akan membuat persalinan menjadi lebih lama, sedangkan kondisi janin dan air ketuban harus ikut dipertimbangkan. Sedangkan induksi sendiri kerap menjadi momok menakutkan bagi para Bunda sebelum melahirkan karena rasa sakit yang luar biasa.

Mengutip dari Mayo Clinic, induksi merupakan upaya medis untuk mendorong rahim agar berkontraksi sebelum persalinan dimulai dengan sendirinya secara normal.

Penyedia layanan kesehatan mungkin merekomendasikan induksi persalinan karena berbagai alasan, terutama bila ada kekhawatiran terhadap kesehatan ibu atau bayi. Faktor penting dalam memprediksi apakah induksi akan berhasil adalah seberapa lunak dan melebarnya serviks (pematangan serviks). Usia kehamilan bayi yang dikonfirmasi dengan ultrasonografi awal dan teratur juga penting.

Jika penyedia layanan kesehatan merekomendasikan induksi persalinan, biasanya karena manfaatnya lebih besar daripada risikonya.

Nah, biasanya jika induksi tidak berhasil menambah bukaan melahirkan, petugas kesehatan akan menyarankan untuk melanjutkan proses persalinan melalui operasi caesar. 

Menurut Babycenter, melahirkan caesar termasuk operasi besar di daerah perut dan panggul Bunda. Komplikasi jarang terjadi pada operasi caesar pertama, terlebih jika sudah direncanakan dan kondisi Bunda sehat juga bugar. 

LazadaLazada/ Foto: Lazada

Risiko dan efek samping

  • Induksi

Induksi biasanya dilakukan dengan beberapa cara. Di antaranya mematangkan leher rahim, memecahkan selaput ketuban, selaput pada leher rahim dan memasukkan obat – obatan tertentu melalui infus. 

Proses induksi akan membuat persalinan lebih berisiko:

  1. Biasanya lebih sakit dan memerlukan alat bantu
  2. Obat yang digunakan dapat mempengaruhi janin, sehingga membutuhkan monitoring detak jantung janin secara berkala.
  3. Lebih berisiko infeksi pada ibu dan janin
  4. Bisa terjadi perdarahan
  5. Apabila induksi gagal atau detak jantung janin melemah, diperlukan penanganan segera melalui caesar. 
  • Operasi caesar

Sementara untuk risiko operasi caesar, dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Rasa sakit

Konon, rasa sakit setelah operasi caesar bisa lebih sakit daripada melahirkan secara normal. Setelah operasi, Bunda juga membutuhkan waktu pemulihan lebih lama dibanding melahirkan secara normal. Sakit dari luka di perut akan Bunda rasakan dalam beberapa hari. Satu dari 10 perempuan merasakan ketidaknyamanan ini hingga beberapa bulan setelah operasi.

2. Perdarahan

Pada operasi caesar, Bunda akan kehilangan lebih banyak darah dibanding dengan melahirkan normal. Sebagian besar perdarahan terjadi saat operasi dan akan ditangani oleh dokter. Jika terjadi perdarahan berat, Bunda kemungkinan butuh melakukan transfusi darah. 

3. Infeksi

Berdasarkan penelitian, sekitar 1 dari 12 perempuan mengalami infeksi setelah menjalani operasi caesar. Biasanya, sebelum operasi, Bunda akan diberi antibiotik dosis tunggal untuk mengurangi risiko terjadinya infeksi. Tiga infeksi utama yang mungkin terjadi yakni infeksi pada luka, infeksi lapisan rahim dan infeksi saluran kemih.

4. Gumpalan darah

Setiap operasi diyakini meningkatkan kemungkinan Bunda mengalami gumpalan darah. Kondisi ini terbilang serius, tapi tergantung di mana gumpalan itu terjadi. Kalau gumpalan mengendap di paru-paru (pulmonary embolism), bisa mengancam jiwa. Tanda-tandanya termasuk batuk atau sesak napas, serta sakit dan bengkak di betis.

5. Adhesi

Operasi caesar memiliki risiko terjadinya adhesi atau perlengketan, yakni pita jaringan bekas luka yang bisa membuat organ-organ di perut menempel satu sama lain, atau ke dinding bagian dalam perut.

Adhesi bisa menimbulkan rasa sakit karena membatasi pergerakan organ dalam. Meskipun jarang, kondisi ini bisa menyebabkan penyumbatan usus dan masalah kesuburan jika menekan atau menghalangi organ di sekitarnya.

6. Efek anastesi

Sebagian besar operasi caesar dilakukan dengan epidural atau bius tulang belakang (spinal) agar perut Bunda mati rasa. Ini lebih aman daripada menggunakan anastesi umum.

Setelah epidural atau spinal, Bunda kemungkinan akan merasakan sakit kepala parah. Menurut penelitian, ini dialami oleh 100 dari 500 perempuan yang mendapat lebih dari satu jenis anastesi jelang melahirkan. Efek lainnya adalah kerusakan saraf, tapi jarang terjadi dan biasanya hanya berlangsung selama beberapa hari atau minggu.

Jika Bunda hamil masih bertanya manakah yang lebih baik antara induksi dengan operasi caesar, bisa Bunda komunikasikan pada tenaga medis yang menangani Bunda. Manakah yang lebih tepat? Tentu saja sesuai dengan kondisi Bunda masing-masing. 

Bunda ingin membeli produk kesehatan dan kebutuhan ibu hamil lainnya? Langsung aja yuk, klik di sini.

Simak juga video tentang kehamilan di bawah ini:

 

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT