Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Cara Mendeteksi Kanker Serviks Melalui Darah Haid, Apa Bisa? Ini Faktanya

Melly Febrida   |   HaiBunda

Minggu, 09 Jul 2023 07:40 WIB

An Asian girl is indoors in a hospital room. She is wearing casual clothing. An Asian female doctor wearing medical clothing is checking her heartbeat with a stethoscope.
Cara Mendeteksi Kanker Serviks Melalui Darah Haid, Apa Bisa? Ini Faktanya/Foto: iStock

Ada beberapa tes skrining kanker serviks yang tersedia. Salah satu cara untuk mendeteksi kanker serviks melalui darah haid, apa bisa? Ini faktanya, Bunda.

Kanker serviks merupakan kanker yang paling umum di antara wanita dan menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 95 persen dari semua kasus kanker serviks disebabkan oleh HPV. Ada beberapa jenis HPV. Beberapa jenis dapat menyebabkan masalah kesehatan. Jika tidak diobati, beberapa jenis HPV dapat menyebabkan kanker, termasuk kanker serviks.

Skrining untuk HPV adalah langkah penting untuk mencegah kanker serviks, atau menemukannya lebih awal. Sayangnya, mendiagnosis HPV bisa menjadi tantangan, karena banyak orang tidak memiliki gejala.

Untuk mendeteksi HPV atau kanker serviks, dokter menggunakan tes umum namun invasif yang disebut papsmear. Papsmear biasanya dilakukan dalam pemeriksaan ginekologi, dan bisa terasa tidak nyaman atau menyakitkan.

Untuk itu, dalam mendeteksi kanker serviks ini dibutuhkan skrining yang mudah, noninvasif, dan hemat waktu.

Cara mendeteksi kanker serviks

Skrining kanker serviks dengan tes human papillomavirus deoxyribonucleic acid (HPV DNA) adalah teknik yang paling efektif untuk menurunkan insiden dan mortalitas yang terkait dengan kanker serviks bila dibandingkan dengan metode skrining lainnya. 

Selain itu, sejumlah kecil penelitian telah melaporkan bahwa darah menstruasi (haid) dapat digunakan untuk mendeteksi HPV untuk skrining kanker serviks. 

LAZADA

Nick Blackmer yang merupakan peneliti di sebuah penerbit cetak mengatakan bahwa sebuah studi menunjukkan tes dengan darah haid dari pembalut bisa menjadi cara yang akurat untuk mendeteksi risiko tinggi HPV dan mencegah kanker serviks.

"Meskipun hal ini dapat sangat meningkatkan aksesibilitas pengujian HPV, kemungkinan tidak akan menggantikan Pap smear karena pemeriksaan fisik dapat mendeteksi masalah kesehatan lain selain HPV," jelas Blackmer dilansir Verywellhealth.

Pap smear rutin menjadi salah satu cara mengecek serviks yang tidak nyaman, tetapi mungkin ada cara yang lebih mudah dan bebas rasa sakit untuk mengidentifikasi human papillomavirus (HPV) penyebab kanker. Papsmear cair diperoleh dengan mengikis bagian luar serviks dan saluran endoserviks.

Ketahui seperti apa deteksi kanker serviks dengan darah haid dengan klik halaman berikutnya.

Bunda ingin membeli produk kesehatan dan kebutuhan ibu hamil lainnya? Langsung aja yuk, klik di sini.


DARAH HAID UNTUK DETEKSI KANKER SERVIKS

ilustrasi pembalut

Cara Mendeteksi Kanker Serviks Melalui Darah Haid, Apa Bisa? Ini Faktanya/Foto: Getty Images/iStockphoto/Boyloso

Sebuah studi yang dilakukan para peneliti di China, yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Network Open, menemukan bahwa darah menstruasi dari pembalut dapat menjadi alternatif yang layak dan akurat untuk skrining HPV dan kanker serviks.

Para peneliti mengumpulkan 137 pembalut dari 120 wanita pramenopause dan telah didiagnosis dengan HPV risiko tinggi. Artinya virus tersebut berpeluang lebih tinggi berkembang menjadi kanker serviks.

Peneliti menuliskan bahwa mendeteksi HPV melalui darah menstruasi bisa menjadi pendekatan yang nyaman dan non-invasif. Untuk teknisnya, responden harus mengumpulkan pembalut dari hari kedua menstruasi karena biasanya saat itulah orang paling banyak mengeluarkan darah.

Liburan sekolah

Dalam laman Healthnews dituliskan, para partisipan penelitian mengumpulkan sampel dengan menggunakan bantalan menstruasi yang dimodifikasi yang disebut Q-pad. Q-pad dikembangkan perusahaan riset bioteknologi, Qvin. Bantalannya terbuat dari kapas organik dan berisi strip pengujian yang dapat dilepas.

Peserta studi menggunakan Q-pad pada hari kedua siklus menstruasi, atau hari dengan aliran paling deras. Setelah pembalut basah, peserta melepas strip tes dan mengirimkannya ke laboratorium untuk analisis HPV.

Menurut penelitian, tidak ada peserta yang merasa tidak nyaman menggunakan Q-pad.

Menurut penelitian, 94 persen peserta mengatakan lebih suka menggunakan bantalan menstruasi yang dimodifikasi untuk menyaring HPV jika itu adalah pilihan yang tersedia.

Kanker serviks dapat disembuhkan jika terdeteksi pada stadium dini. Tingkat kelangsungan hidup lima tahun secara keseluruhan untuk kanker serviks adalah sekitar 66%, tetapi persentasenya meningkat pesat hingga 90% jika diobati saat kanker masih terlokalisasi.

Melalui analisis DNA darah menstruasi, para peneliti dapat secara efektif mengidentifikasi HPV risiko tinggi pada 94,2 persen pasien. 

"Metode ini memiliki akurasi yang lebih tinggi daripada pengujian serviks dalam mendeteksi infeksi HPV dengan banyak strain," jelas Blackmer.

Studi mencatat bahwa survei sebelumnya kepada orang-orang yang terlambat skrining menemukan bahwa 29 persen takut dengan stigma pemeriksaan ginekologi dan 14% takut akan rasa sakit. 

Tara Scott, MD, direktur medis kedokteran integratif di Summa Health System, mengatakan bahwa metode baru mendeteksi dengan darah haid dapat memungkinkan lebih banyak orang untuk mengakses skrining.

“Masyarakat yang tidak memiliki akses perawatan, perempuan yang terlalu sibuk untuk datang, perempuan penyandang disabilitas—mental dan fisik—bisa lebih sering diperiksa,” ujarnya.

Baca Juga : Serviks

Papsmear masih dibutuhkan

Penelitian ini memang sangat penting untuk mendeteksi HPV secara luas. Namun Scott mengatakan tidak mungkin jadi menghilangkan pap smear dalam waktu dekat karena masalah kesehatan lain bisa dideteksi.

HPV adalah penyebab utama displasia serviks tetapi ada juga jenis kanker serviks lain yang tidak terkait dengannya.

“Bagian dari Pap smear adalah pemeriksaan panggul—melihat secara visual vulva, vagina, dan leher rahim untuk mencari kelainan bersamaan dengan palpasi rahim, ovarium, dan panggul. Ini tetap penting," ujar Scott.

Untuk penelitian deteksi dengan darah haid, Scott mencatat ukuran sampel 120 orang itu relatif kecil. Sehingga diperlukan penelitian yang lebih besar untuk memvalidasi hasilnya. 

“Kanker serviks mematikan,” katanya. “Deteksi dan pengobatan dini telah terbukti sangat berhasil, sehingga memperluas cara deteksi HPV sangatlah besar.”

Scott menyarankan agar wanita yang memiliki serviks untuk melakukan tes rutin setiap tiga tahun atau seberapa sering dokter merekomendasikan. Ini untuk memastikan deteksi dini dan pengobatan HPV risiko tinggi, yang dapat menyebabkan kanker serviks.

Simak juga video tentang penyebab dan cara cegah kanker serviks:

[Gambas:Video Haibunda]




(pri/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda