Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

8 Penyebab Hidrosefalus pada Bayi dalam Kandungan & Cara Mencegahnya, Bumil Perlu Tahu

Melly Febrida   |   HaiBunda

Senin, 31 Jul 2023 17:24 WIB

Ilustrasi ibu hamil ke dokter kandungan cek USG
8 Penyebab Hidrosefalus pada Bayi dalam Kandungan & Cara Mencegahnya, Bumil Perlu Tahu/Foto: Getty Images/iStockphoto/SerhiiBobyk
Jakarta -

Hidrosefalus atau dikenal dengan air di otak dapat didiagnosis sejak kehamilan. Namun, apa yang menjadi penyebab pada bagi dalam kandungan dan bagaimana cara mencegahnya? 

Pada anak yang mengalami hidrosefalus akan terjadi penumpukan cairan serebrospinal (CSF) di dalam otak. Ini dapat menyebabkan otak membesar dan tengkorak menjadi tidak normal. 

Penumpukan CSF dalam sistem ventrikel otak bisa diakibatkan kurangnya penyerapan, penyumbatan aliran, atau produksi CSF yang berlebihan. Ini berpotensi menyebabkan peningkatan tekanan di kepala dan perluasan tulang tengkorak. Hidrosefalus terjadi pada sekitar 1 dari setiap 1.000 kelahiran.

Penyebab hidrosefalus pada bayi dalam kandungan 

Diagnosa hidrosefalus sejak dalam kandungan ini dapat dilakukan dengan USG (sonogram). Selama skrining ultrasound, teknisi mungkin melihat kantong cairan di otak yang sedang berkembang, menunjukkan ventrikel yang membesar dan kemungkinan adanya hidrosefalus.

Namun, penting untuk dicatat bahwa tidak semua kasus hidrosefalus dapat didiagnosis selama kehamilan. Dalam beberapa kasus, mungkin tidak terdeteksi sampai setelah lahir.

Baca Juga : Hidrosefalus

Hidrosefalus dapat dideteksi sedini bagian akhir trimester pertama. Diagnosis telah dibuat sejak 13 minggu. Sekitar 20 hingga 24 minggu, pelebaran abnormal ventrikel lebih jelas terdeteksi.

Kebanyakan dokter kandungan melakukan evaluasi otak dan struktur kranial yang menjadi bagian dari pemeriksaan ultrasonografi rutin dari perawatan prenatala. Namun, terkadang hidrosefalus tidak berkembang hingga trimester ketiga. Ini mungkin yang membuat tidak terdiagnosis hingga akhir kehamilan.

Dalam kasus khusus tertentu, pencitraan resonansi magnetik janin (MRI) dapat dilakukan, terutama bila anatomi abnormal diamati dengan ultrasonografi. MRI memberikan gambar otak yang lebih detail.

Selain tes pencitraan, dokter juga dapat melakukan tes darah pada ibu hamil untuk mengukur kadar alpha-fetoprotein (AFP) yang dihasilkan janin. Jika kadar AFP tinggi, maka dapat menunjukkan adanya masalah pada perkembangan janin, termasuk kemungkinan hidrosefalus.

Melansir laman njpediatricneurosurgery, ada beberapa alasan bayi mengembangkan hidrosefalus. Beberapa bayi terlahir dengan hidrosefalus, sedangkan yang lain baru mengalaminya setelah lahir. 

Jika hidrosefalus didiagnosis selama kehamilan, penting untuk dilakukan pemantauan ketat terhadap kehamilan. Ini mungkin termasuk perawatan prenatal reguler dan USG untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi. 

Penyebab hidrosefalus

Penyebab paling umum hidrosefalus pada bayi antara lain:

Bawaan lahir

Hidrosefalus dapat muncul saat lahir dan disebabkan malformasi atau cacat pada otak atau sumsum tulang belakang. Ini bisa karena faktor genetik atau masalah yang terjadi selama perkembangan janin.

Acquired

Hidroseflus juga dapat berkembang setelah lahir sebagai akibat dari infeksi, cedera, atau tumor. Ini dikenal sebagai hidrosefalus yang didapat.

Hidrosefalus yang berkembang pada anak-anak dan orang dewasa (hidrosefalus yang didapat) biasanya disebabkan oleh cedera atau penyakit.

Idiopatik

Dalam beberapa kasus, penyebab hidrosefalus tidak diketahui. Ini dikenal sebagai hidrosefalus idiopatik.

Untuk penyebab hidrosefalus lainnya seperti lansir laman NHS:

  1. Kondisi kesehatan tertentu, seperti spina bifida.
  2. Dapat berkembang pada bayi yang lahir prematur, sebelum minggu ke 37 kehamilan. 
  3. Mutasi kromosom X – ini dikenal sebagai hidrosefalus terkait-X.
  4. Kelainan genetik langka – seperti malformasi Dandy Walker.
  5. Kista arachnoid – kantung berisi cairan yang terletak di antara otak atau sumsum tulang belakang dan membran arachnoid.
  6. Pendarahan di dalam otak – misalnya, jika darah bocor di permukaan otak (perdarahan subarachnoid).
  7. Bekuan darah di otak (trombosis vena).
  8. Cedera kepala.
Banner Vitamin Terbaik

Pencegahan dan pengobatan

Hidrosefalus disebabkan berbagai faktor, banyak di antaranya tidak dapat dicegah. Namun, perawatan prenatal secara teratur dan deteksi dini dapat membantu meminimalkan risiko komplikasi.

Untuk pengobatannya tergantung pada penyebab kondisi dan tingkat keparahan gejalanya. Meskipun dokter dapat mendiagnosis hidrosefalus di dalam rahim, pengobatan umumnya tidak dimulai sampai bayi lahir seperti dilansir WebMD.

Perawatan yang paling umum meliputi:

1. Sistem Shunt

Shunt adalah tabung kecil yang dimasukkan ke otak untuk mengalirkan kelebihan CSF ke bagian lain dari tubuh, seperti ke dalam rongga perut atau ke jantung. Shunt adalah pengobatan umum untuk hidrosefalus dan dapat membantu mengurangi gejala kondisi tersebut.

2. Ventrikulostomi Ketiga Endoskopi (ETV)

ETV adalah prosedur yang membuat lubang di dasar ventrikel ketiga untuk memungkinkan CSF mengalir secara alami ke tempat-tempat di kepala di mana ia dapat ditarik kembali ke aliran darah dengan cara normal. Prosedur ini kurang invasif dibandingkan shunt dan dalam beberapa kasus merupakan teknik perawatan yang lebih disukai.

3. ETV dengan Choroid Plexus Cauterization (CPC)

CPC adalah teknik endoskopi untuk membuat prosedur ETV lebih mungkin bekerja secara efektif untuk bayi yang sangat muda.

Ini termasuk operasi ETV standar, tetapi menambahkan proses penggunaan energi elektronik untuk mengecilkan yang disebut pleksus koroid yang menghasilkan CSF.

Bunda ingin membeli produk kesehatan dan kebutuhan ibu hamil lainnya? Langsung aja yuk, klik di sini.

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda