kehamilan
Kapan Hidrosefalus pada Janin Terdeteksi? Ketahui juga Ciri-ciri Janin Hidrosefalus
Senin, 06 Mar 2023 10:01 WIB
Hidrosefalus adalah kondisi terjadinya penumpukan cairan di dalam rongga otak yang dapat menyebabkan tekanan pada otak dan kerusakan pada jaringan otak. Kondisi ini dapat terjadi pada janin sejak dalam kandungan dan dapat dideteksi melalui beberapa tes prenatal.
Hidrosefalus pada janin dapat dideteksi melalui pemeriksaan USG selama kehamilan. Biasanya, hidrosefalus pada janin dapat dideteksi pada pemeriksaan USG rutin selama kehamilan, terutama pada pemeriksaan USG trimester kedua (antara 18-22 minggu kehamilan).
Kapan hidrosefalus pada janin terdeteksi?
Selama pemeriksaan USG, dokter akan melihat ukuran kepala janin dan memeriksa ventrikel otak untuk menentukan apakah terdapat hidrosefalus. Jika terdapat hidrosefalus pada janin, dokter akan merujuk ibu hamil untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan seperti MRI atau amniocentesis untuk memastikan diagnosis dan merencanakan perawatan yang tepat.
Deteksi pada trimester kedua dianggap sebagai waktu terbaik untuk mendeteksi hidrosefalus pada janin karena pada saat itu janin sudah cukup besar untuk diperiksa, namun belum terlalu besar sehingga lebih mudah untuk melihat secara rinci.
Selain itu, pada trimester kedua kehamilan, sekitar 18-22 minggu, dokter juga dapat melakukan tes pencitraan lain yang disebut tes pencitraan resonansi magnetik (MRI). Tes MRI ini dapat memberikan gambar yang lebih detail dari otak janin, termasuk cairan di dalam rongga otak, dan dapat membantu dokter dalam membuat diagnosis lebih tepat.
Selain tes pencitraan, dokter juga dapat melakukan tes darah pada ibu hamil untuk mengukur kadar alpha-fetoprotein (AFP) yang dihasilkan oleh janin. Jika kadar AFP tinggi, maka dapat menunjukkan adanya masalah pada perkembangan janin, termasuk kemungkinan hidrosefalus.
Berikut adalah beberapa ciri-ciri janin dengan hidrosefalus:
1. Ukuran kepala yang abnormal
Salah satu ciri-ciri utama janin dengan hidrosefalus adalah ukuran kepala yang abnormal. Kepala janin dengan hidrosefalus dapat terlihat lebih besar dari yang seharusnya pada usia kehamilan tertentu.
2. Ventrikel otak yang membesar
Janin dengan hidrosefalus dapat memiliki ventrikel otak yang membesar, yaitu rongga-rongga di dalam otak yang berisi cairan otak. Jika ventrikel otak membesar, maka dapat menunjukkan adanya penumpukan cairan otak yang abnormal.
3. Kepala yang keras dan besar
Salah satu ciri janin yang mengidap hidrosefalus juga memiliki kepala yang keras dan besar. Ini bisa terlihat pada saat USG.
Hidrosefalus pada janin biasanya dapat dideteksi melalui pemeriksaan USG selama kehamilan. Selama pemeriksaan USG, dokter akan melihat ukuran kepala janin dan memeriksa ventrikel otak untuk menentukan apakah terdapat hidrosefalus.
Selama janin masih di kandungan, memang tidak ada tindakan apa pun yang dapat dilakukan. Dokter biasanya akan mengobservasi keadaan janin, apakah harus dilakukan persalinan dini.
Pengobatan hidrosefalus
Namun ada beberapa jenis perawatan hidrosefalus pada janin yang dapat dilakukan setelah kelahiran. Dilansir dari Cardinal Glennon Children's Hospital, tindakan tersebut di antaranya adalah:
1. Fetal shunt
Fetal shunt adalah tindakan bedah dengan sekat tipis dipasang di dalam rongga otak janin untuk memperbaiki aliran cairan otak. Sekat ini terhubung ke kateter yang kemudian ditanamkan di dalam rongga perut janin.
2. ETV
ETV adalah tindakan bedah endoskopik dengan dokter memasukkan endoskop kecil ke dalam rongga otak janin melalui lubang kecil di tengkorak. Dokter kemudian membuat lubang kecil di dalam rongga otak untuk memperbaiki aliran cairan otak dan mengurangi tekanan pada otak.
3. ETV/CPC
Tindakan ini adalah jenis perawatan yang menggabungkan ETV dengan pembakaran jaringan di dalam rongga otak yang memproduksi cairan otak. Pembakaran jaringan ini disebut choroid plexus cauterization (CPC). Tindakan ini dapat membantu mengurangi produksi cairan otak dan meningkatkan aliran cairan otak.
Setelah tindakan bedah, perawatan jangka panjang akan diperlukan untuk memastikan bahwa kondisi hidrosefalus tidak kambuh dan bayi dapat tumbuh dan berkembang secara normal.
Perawatan jangka panjang ini dapat meliputi penggunaan kateter untuk memperbaiki aliran cairan otak, terapi fisik untuk membantu bayi belajar bergerak dan berbicara, dan terapi bicara untuk membantu bayi belajar berkomunikasi.
Dalam kesimpulannya, hidrosefalus dapat dideteksi pada janin melalui beberapa tes awal seperti USG, MRI, dan tes darah AFP. Tes-tes tersebut dapat membantu dokter dalam membuat diagnosis dini dan menentukan tindakan yang tepat untuk mencegah kerusakan pada otak janin.
Itulah jawaban kapan hidrosefalus pada janin terdeteksi dan ciri-ciri janin yang mengidap hidrosefalus.
Bunda ingin membeli produk kesehatan dan kebutuhan ibu hamil lainnya? Langsung aja yuk, klik di sini.
Saksikan juga video tentang 5 pemeriksaan adanya cacat janin selain USG.

