Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

4 Dampak Buruk Polusi Udara bagi Ibu Hamil & Janin, Bisa Tingkatkan Risiko Autisme

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Selasa, 22 Aug 2023 11:52 WIB

Ilustrasi Ibu Hamil dan Polusi Udara
Ketahui Efek Buruk Polusi Udara bagi Ibu Hamil dan Janin/ Foto: Getty Images/iStockphoto/torwai

Polusi udara yang terjadi di Jakarta membawa kekhawatiran di masyarakat. Tak cuma berdampak pada kesehatan, efek buruk polusi juga bisa dirasakan ibu hamil dan janin, Bunda.

Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLHK Sigit Reliantoro mengatakan bahwa pencemaran udara Jakarta meningkat sejak Juni karena dipengaruhi angin dari wilayah timur. Selain itu, polusi udara juga terjadi karena sumber emisi dari transportasi hingga industri energi.

"Jadi kalau dari segi bahan bakar yang digunakan di DKI Jakarta itu bahan bakar itu adalah sumber emisi, itu adalah dari batu bara 0,42 persen, dari minyak itu 49 persen, dan dari gas itu 51 persen," kata Sigit, dikutip dari detiknews (15/8/23).

"Kalau dilihat dari sektor-sektornya maka transportasi itu 44 persen, industri 31 persen industri energi, manufaktur 10 persen, perumahan 14 persen dan komersial 1 persen. Ini lebih didetailkan lagi oleh kajian tersebut bahwa kalau SO2 (sulfur) memang berasal dari PLTU, manufacturing. Jadi manufacturing, pembangkit tenaga listrik dari industri manufacturing 61,96 persen," sambungnya.

Meningkatnya polusi udara di Jakarta membuat pemerintah mengambil tindakan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerapkan uji coba kebijakan untuk bekerja di rumah atau work from home (WFH) bagi 50 persen ASN.

Bahaya polusi udara

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), polusi udara adalah pencemaran lingkungan di dalam atau ruangan karena bahan kimia, fisik, atau biologi apa pun yang mengubah karakteristik alami atmosfer. Sumber umum polusi adalah kebakaran hutan, emisi kendaraan bermotor dan fasilitas industri, serta sisa pembakaran rumah tangga.

"Polutan yang menjadi perhatian utama kesehatan masyarakat adalah partikel, termasuk karbon monoksida, ozon, nitrogen dioksida, dan sulfur dioksida. Polusi udara luar dan dalam ruangan menyebabkan penyakit pernapasan dan penyakit lainnya serta merupakan sumber dari morbiditas dan mortalitas," tulis WHO dalam laman resminya.

Ya, polusi udara menjadi salah satu ancaman kesehatan yang nyata saat ini. Dampak polusi udara yang paling parah bisa dialami ibu hamil, anak-anak, dan bayi.

Menurut American Pregnancy Association (APA), penelitian selalu mengungkap data tentang dampak serius polusi udara pada ibu hamil dan janinnya. Efek buruk bahkan bisa dialami perempuan usia subur yang ingin program hamil.

Lalu apa saja efek buruk polusi udara bagi ibu hamil dan janin?

Selengkapnya dapat dibaca di halaman berikutnya ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!


EFEK BURUK POLUSI UDARA BAGI IBU HAMIL DAN JANIN

Ilustrasi Ibu Hamil dan Polusi Udara

Ketahui Efek Buruk Polusi Udara bagi Ibu Hamil dan Janin/ Foto: Getty Images/iStockphoto/torwai

Efek buruk polusi udara bagi ibu hamil dan janin

Berikut 4 efek buruk polusi udara bagi ibu hamil dan janin, seperti dijelaskan APA:

1. Berat bayi lahir rendah

Efek buruk polusi udara dapar menyebabkan berat bayi lahir rendah. Kehamilan yang ideal adalah melahirkan bayi dengan berat 2,7 hingga 5 kilogram (kg) pada usia kehamilan 38 sampai 40 minggu. Bayi yang lahir dengan berap di bawah 2,4 kg dianggal berat lahirnya rendah.

Menurut data, satu dari setiap 12 bayi di Amerika lahir dengan berat badan yang kurang. Penyebabnya bisa karena berbagai alasan. Namun, paparan polusi udara saat hamil diduga menjadi penyebabnya, Bunda.

2. Kelahiran prematur

Menurut sebuah studi yang dilakukan The Stockholm Environment Institute (SEI) di University of York, hampir 3 juta bayi lahir prematur setiap tahun karena polusi udara. Sementara sekitar 18 persen dari semua kelahiran prematur ini telah dikaitkan dengan paparan partikel polusi.

"Anak yang lahir prematur memiliki risiko mengalami gangguan saraf dan cacat fisik permanen," tulis APA.

Banner 7 Jenis Daun untuk Masker

3. Meningkatkan risiko anak autisme

Sebuah studi di Harvard mengungkapkan bahwa perempuuan yang terpapar polusi partikel tinggi selama trimester ketiga, dua kali lebih mungkin melahirkan anak autis, terutama bila mereka tinggal di dekat jalan raya di mana paparan partikelnya tinggi.

Meski begitu, penting untuk dicatat bahwa penelitian ini menemukan bahwa perempuan yang terpapar pada tingkat berbahaya yang sama dari partikel di awal kehamilan tidak mengalami peningkatan risiko memiliki anak autis.

4. Memperburuk asma pada bumil

Polusi udara dapat memperburuk sakit asma pada ibu hamil. Asma dapat menyebabkan preeklamsia, yakni kondisi di mana tekanan darah meningkat sementara fungsi hati dan ginjal menurun.

Ketika asma tidak dikelola dengan baik, janin dalam kandungan akan kekurangan oksigen, sehingga menyebabkan pertumbuhannya buruk, kelahiran prematur, dan berat badan lahir rendah.

Penelitian juga menemukan bahwa paparan polusi udara dapat meningkatkan kemungkinan bayi terkena asma di kemudian hari karena partikel di polusi dapat menembus plasenta.

Simak juga 3 tips menjaga udara sekitar tetap bersih, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]


(ank/ank)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda