KEHAMILAN
7 Kondisi Kehamilan yang Bisa Menyebabkan Cerebral Palsy
Annisa Karnesyia | HaiBunda
Selasa, 10 Oct 2023 10:40 WIBCerebral palsy adalah kondisi medis yang tidak bisa diobati bila sudah terjadi pada anak sejak lahir. Namun, cerebral palsy dapat dicegah sejak dalam kandungan, Bunda.
Menurut Dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr. Muhammad Ardianto Airlangga, Sp.OG, cerebral palsy disebabkan karena perkembangan abnormal pada bagian otak atau kerusakan pada bagian otak yang mengontrol pergerakan. Kerusakan ini bisa terjadi sebelum, selama, atau segera setelah kelahiran.
"Mayoritas terjadi sebelum lahir, dan sisanya setelah lahir," kata dokter yang akrab disapa dr. Angga ini saat dihubungi HaiBunda, Selasa (3/10/23).
Kondisi yang dapat menyebabkan cerebral palsy selama kehamilan
Ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan cerebral palsy selama kehamilan. Hal ini terkait dengan jenis kerusakan otak yang bisa menyebabkan gejala khas, seperti:
1. Kerusakan pada materi putih otak (periventricular leukomalacia, atau PVL)
Materi putih otak bertanggung jawab untuk mengirimkan sinyal di dalam otak dan ke seluruh tubuh. Kerusakan akibat PVL dapat menciptakan lubang kecil di materi putih otak bayi. Para peneliti menemukan bahwa perkembangan otak janin rentan antara 26 dan 34 minggu.
2. Perkembangan otak yang tidak normal (disgenesis serebral)
Setiap gangguan pertumbuhan otak selama perkembangan janin dapat menyebabkan malformasi otak, Bunda. Mutasi pada gen yang mengontrol perkembangan otak pada periode awal ini juga dapat menghambat perkembangan otak.
3. Penyebab lain yang menyebabkan kondisi tidak sehat di dalam rahim
Kondisi lain yang bisa menyebabkan cerebral palsy selama kehamilan adalah infeksi, demam, dan trauma. Selain itu, kondisi lain yang dapat menyebabkan kondisi tidak sehat di dalam rahim juga bisa membahayakan sistem saraf bayi yang belum lahir.
4. Pendarahan di otak (pendarahan intrakranial)
Pendarahan di dalam otak akibat pembuluh darah yang tersumbat atau pecah, biasanya disebabkan oleh stroke pada janin. Bayi bisa mengalami stroke saat masih dalam kandungan karena adanya penggumpalan darah di plasenta yang menghambat aliran darah di otak.
Jenis stroke janin lainnya dapat disebabkan oleh kelainan bentuk atau lemahnya pembuluh darah di otak atau kelainan pembekuan darah.
5. Hipertensi selama kehamilan
Tekanan darah tinggi selama kehamilan (hipertensi) juga terbukti dapat meningkatkan risiko stroke pada janin. Pada kaitannya, ini bisa menimbulkan risiko kerusakan pada otak janin.
6. Kekurangan oksigen yang parah di otak
Kekurangan pasokan oksigen ke otak dapat terjadi pada bayi selama di dalam kandungan atau saat proses persalinan. Kondisi ini telah dikaitkan dengan beberapa kasus anak mengalami cerebral palsy, Bunda.
"Persalinan pervaginam yang lama dan sulit dapat meningkatkan resiko terjadi kekurangan pasokan oksigen ke otak janin sehingga terjadi cedera otak yang menyebabkan cerebral palsy," ungkap dr. Angga.
7. Posisi sungsang pada janin
Bayi dengan cerebral palsy lebih cenderung berada dalam posisi sungsang, yakni posisi di mana bokong bayi lebih dulu atau berada di jalan lahir, daripada kepala lebih dulu pada awal persalinan.
Posisi bayi sungsang bila dilakukan persalinan paravaginal berisiko terjadi cerebral palsy.
Kondisi yang perlu diwaspadai terkait cerebral palsy
Ada beberapa kondisi pada janin dan bayi baru lahir yang perlu diwaspadai karena terkait dengan terjadinya cerebral palsy, yakni:
1. Persalinan yang rumit
Bayi yang mengalami masalah pembuluh darah atau pernapasan selama persalinan mungkin sudah mengalami kerusakan otak. Ini bisa meningkatkan risiko cerebral palsy pada anak yang baru lahir.
"Cerebral palsy itu banyak terjadi karena hipoksia, yakni kekurangan oksigen ke jaringan otak. Penyebabnya bisa karena kesulitan persalinan," ujar dr. Angga.
2. Kecil untuk usia kehamilan
Kasus cerebral palsy juga perlu diwaspadai pada bayi yang lahir dengan ukuran kecil, Bunda. Ukuran bayi yang kecil untuk usia kehamilannya juga dapat berisiko terkena cerebral palsy.
3. Penyakit kuning
Lebih dari 50 persen bayi baru lahir mengalami kekuningan pada kulit atau bagian putih mata (ikterus). Hal tersebut terjadi ketika zat yang biasanya ditemukan dalam empedu (bilirubin) menumpuk lebih cepat di dalam tubuh, sementara hati tak mampu untuk memecahnya, hingga pada akhirnya dikeluarkan dari tubuh. Penyakit kuning yang parah, berkepanjangan, dan tidak diobati dapat menyebabkan ketulian dan cerebral palsy.
4. Kejang
Seorang bayi yang mengalami kejang juga dapat menghadapi risiko lebih tinggi untuk didiagnosis cerebral palsy di kemudian hari.
Lalu apakah cerebral palsy bisa dideteksi sejak bayi dalam kandungan?
Dr. Angga menjelaskan bahwa cerebral palsy tidak bisa dideteksi sejak masa kehamilan. Namun, kondisi ini dapat dicegah dengan beberapa cara, Bunda.
"Tidak bisa (dicegah) bila penyebab kelainan genetik. Tapi, cerebral palsy karena komplikasi persalinan bisa dicegah, yakni dengan mengikuti anjuran dokter, melakukan pemeriksaan Antenatal Care (ANC), dan selama kehamilan mesti sadar dengan gerakan dan kesejahteraan bayi dalam kandungan," ujar Angga.
Cerebral palsy yang berhubungan dengan kelainan genetik tidak dapat dicegah. Tapi pada cerebral palsy kongenital yang dialami anak setelah lahir, Bunda dapat mengelola dan menghindari dampaknya.
"Misalnya, rubella (campak Jerman) dapat dicegah jika orang tua perempuan mendapatkan vaksinasi terhadap penyakit tersebut sebelum hamil. Cerebral palsy yang didapat, seringkali disebabkan oleh cedera kepala, dan ini dapat dicegah dengan menggunakan taktik keselamatan yang umum, seperti menggunakan kursi mobil untuk bayi dan balita," saran dr. Angga.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/rap)Simak video di bawah ini, Bun:
5 Jenis Cerebral Palsy pada Anak Beserta Gejalanya
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Tahap Perkembangan Janin dari Pembuahan hingga Persalinan, Bunda Perlu Tahu
Tahapan Perkembangan Janin dari Awal hingga Persalinan, Bunda Perlu Tahu
10 Hal Bikin Ibu Hamil Overthinking, Morning Sickness hingga Keguguran
Kebutuhan Zat Besi Ibu Hamil Selama 3 Trimester, Bunda Perlu Tahu
TERPOPULER
Kenapa Ayah di Atas Usia 30 Lebih Sering Merasa Kelelahan dan Tertekan? Ini Faktanya
7 Cara Mengatasi Nyeri Ulu Hati saat Hamil
Amerika Perbarui Aturan di Bandaranya, Ibu Menyusui Kini Lebih Mudah Bepergian
5 Potret Satine Anak Abimana Aryasatya & Inong Ayu Ikuti Jejak Ortu di Dunia Hiburan
Persiapan Tahun Baru, Kecap hingga Aneka Saus Diskon hingga 20% di Transmart
REKOMENDASI PRODUK
10 Rekomedasi Susu Program Hamil untuk Dukung Keberhasilan Promil
Dwi Indah NurcahyaniREKOMENDASI PRODUK
Review Eomma Head to Toe Happiness, Sampo & Sabun Mandi untuk Perawatan Bayi
Firli NabilaREKOMENDASI PRODUK
5 Rekomendasi Lipstik Warna Muted, Ada Pilihan Bunda?
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
PROTERAL Junior, Solusi Nutrisi untuk Si Kecil yang Suka Pilih-pilih Makan
Tim HaiBundaREKOMENDASI PRODUK
Rekomendasi Wipes untuk Membersihkan Mulut Bayi, Praktis dan Aman Sejak Dini
Tim HaiBundaTERBARU DARI HAIBUNDA
Awet Muda! Ini 5 Potret Ariyo Wahab bersama Istri & 3 Anak Perempuan
Kenapa Ayah di Atas Usia 30 Lebih Sering Merasa Kelelahan dan Tertekan? Ini Faktanya
Amerika Perbarui Aturan di Bandaranya, Ibu Menyusui Kini Lebih Mudah Bepergian
7 Cara Mengatasi Nyeri Ulu Hati saat Hamil
5 Potret Satine Anak Abimana Aryasatya & Inong Ayu Ikuti Jejak Ortu di Dunia Hiburan
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Tuai Pujian Knetz, Visual Liz IVE di SBS Gayo Daejeon 2025 Jadi Sorotan
-
Beautynesia
Ramalan Zodiak Minggu Ini: Hubungan, Karier, dan Keuangan di 29 Desember 2025 - 4 Januari 2026
-
Female Daily
Cobain Muted Makeup Look, Gimana Hasilnya?
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Ramalan Zodiak 29 Desember: Leo Coba Hal Baru, Virgo Jangan Menyerah
-
Mommies Daily
Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026, Catat Tanggalnya!