
kehamilan
5 Cara Menjelaskan kepada Si Kakak bila Bunda Alami Keguguran
HaiBunda
Jumat, 20 Oct 2023 07:40 WIB

Keguguran bisa mengubah hidup seorang perempuan. Ia tak hanya menanggung rasa sedih, tapi juga rasa kehilangan yang mendalam.
Dilansir BBC, keguguran bisa menjadi pengalaman yang sangat traumatis, Bunda. Bagi beberapa perempuan, keguguran dapat membuatnya trauma untuk hamil lagi atau sekedar menjalani hidup seperti sebelumnya.
Beban seorang perempuan yang mengalami keguguran juga dapat bertambah berat bila ia sudah memiliki anak dan usianya masih kecil untuk mengerti arti kehilangan. Bunda mau tak mau harus mencari cara menjelaskan rasa kehilangan itu di saat kondisi masih berduka.
Menyampaikan berita duka kalau Si Kakak telah kehilangan calon adiknya bisa menjadi tugas berat. Tapi menurut ahli pernikahan dan terapis keluarga, Becky Stuempfig, hal tersebut perlu disampaikan karena anak bisa menangkap emosi yang dialami orang tuanya.
"Meskipun sangat menyakitkan dan sulit, penting bagi orang tua untuk mengambil langkah dalam menjelaskan keguguran kepada anak-anak mereka, bahkan di usia yang sangat muda. Anak-anak dapat menangkap emosi orang lain," ujar Stuempfig, dilansir Huffpost.
"Anak-anak mungkin merasakan bahwa orang tuanya sedih meskipun orang tua menganggap mereka sudah 'bersikap normal' di depan anaknya. Mereka mungkin mendengar percakapan dan bertanya-tanya apa yang sedang terjadi, namun merasa takut untuk bertanya atau tidak tahu bagaimana caranya bertanya sebagai seorang anak kecil," sambungnya.
Memberikan penjelasan tentang keguguran sangat penting bagi anak, meski ia masih kecil. Bila tidak dijelaskan, anak bisa membuat kesimpulan sendiri, Bunda.
"Secara neurologis, otak kita ingin memahami apa yang terjadi di sekitar kita. Jadi, jika orang tua tidak menjelaskan keguguran, maka anak-anaknya akan memiliki pemikiran sendiri," ujar Stuempfig.
Cara menjelaskan keguguran pada anak
Sebagai orang tua, Bunda dapat membantu anak memahami arti keguguran serta emosi yang ditimbulkan melalui diskusi. Ada beberapa cara untuk memulai percakapan dengan anak dan menjelaskan arti keguguran. Berikut caranya menurut ahli:
1. Pastikan Bunda siap
Sebelum menjelaskan kepada Si Kakak tentang berita keguguran, pastikan Bunda sudah siap terlebih dulu ya. Kesiapan ini termasuk juga siap secara emosional.
"Seperti kata pepatah, kamu harus memakai masker dulu sebelum memberikan masker ke orang lain," ujar psikolog yang berspesialisasi dalam kesehatan mental reproduksi, Jessica Zucker.
"Anak-anak memahami dan seringkali mengandalkan emosi orang tuanya untuk membentuk respons terhadap situasi. Jadi akan sangat membantu bila orang tua berada dalam kondisi yang memungkinkan untuk membimbing anaknya melalui semua proses saat ia mencerna isi diskusi," sambungnya.
Sebelum bicara ke anak, luangkan waktu untuk memproses perasaan Bunda sendiri. Setelah sudah melaluinya, pilihlah waktu yang tepat untuk bisa bicara dan menjawab semua pertanyaan anak. Bila perlu, Bunda bisa didampingi Ayah dalam bicara dengan Si Kakak.
"Akan bermanfaat bagi orang tua berdiskusi bersama dengan anak mereka. Jadi, kalau salah satu merasa emosional, yang lain bisa mengambil alih diskusi," ungkap Stuempfig.
Perlu diingat juga, tidak apa-apa bagi seorang anak untuk melihat orang tuanya bersedih. Namun, penting bagi orang tua untuk selalu siap secara emosional berdiskusi dengan anaknya dan tidak terlalu terbebani dengan emosi sendiri.
Selain cara di atas, ada beberapa hal yang perlu dilakukan lagi saat menjelaskan makna keguguran pada Si Kakak. Apa saja?
Selengkapnya dapat dibaca di halaman berikutnya ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
CARA MENJELASKAN KEGUGURAN PADA SI KAKAK
5 Cara Menjelaskan kepada Si Kakak bila Bunda Alami Keguguran/ Foto: Getty Images/iStockphoto
2. Bersikap jujur dan lugas
Menurut Stuempfig, ketika orang tua dihadapkan pada penjelasan tentang keguguran kepada anaknya, paling penting adalah menjaga percakapan tetap jujur dan sederhana. Berikan informasi secara ringkas, lalu jawab pertanyaan anak.
Bunda sebaiknya tidak terpaku pada detail yang rumit atau mengucapkan kata tambahan yang tak perlu ke anak. Biarkan pertanyaan anak memandu jalannya diskusi dan Bunda dapat menjawabnya dengan sederhana serta lugas.
"Cara terbaik untuk melakukan hal ini adalah dengan menyampaikan secara langsung dan sefaktual mungkin sesuai tahap perkembangan anak," kata psikolog klinis, Jenny Yip.
3. Sesuaikan diskusi dengan usia anak
Saat melakukan diskusi, pastikan Bunda mempertimbangkan usia anak, tingkat perkembangan, serta tempramennya ya. Misalnya, hindari menggunakan istilah yang sulit dimengerti pada balita atau anak prasekolah, seperti 'meninggal' atau 'pergi ke tempat yang lebih baik'.
"Anak-anak kecil memahami segalanya secara harfiah, jadi orang tua harus menghindari mengatakan hal-hal seperti 'kami kehilangan bayinya'. Hal tersebut bisa membuat anak mulai khawatir karena takut ia juga akan menghilang," kata Stuempfig.
"Penjelasan yang jujur akan lebih mudah dipahami anak, seperti 'Kami tidak tahu kenapa ini bisa terjadi. Terkadang bayi terlahir sehat seperti yang diharapkan dan terkadang hal tersebut tidak terjadi dan bayi pun tidak lahir'," sambungnya.
Pada anak yang masih kecil, Bunda mesti bersiap menjelaskannya berkali-kali. Cobalah untuk tidak menghentikan percakapan bila mereka mengungkitnya lagi.
4. Jelaskan bahwa ini bukan salah siapa pun
Sama seperti pembicaraan sepuar perceraian atau perpisahan orang tua, anak seringkali langsung menyalahkan diri sendiri bila kehilangan calon adiknya. Hal tersebut karena perkembangan kognitif yang membuat mereka hanya memusatkan diri atau melihat sesuatu hanya dari sudut padang mereka sendiri
"Jadi sangat penting mengingatkan anak bahwa mereka sama sekali tidak bertanggung jawab atas terjadinya kehamilan atau keguguran, dan itu juga bukan kesalahan ibunya," ujar Zucker.
Dalam percakapan, yang paling penting memberi tahu anak bahwa Bunda mencintai mereka, dan bahagia dengan kehadiran mereka dalam hidup kita. "Memeluk dan mencium sangat membantu untuk membuat anak merasa aman," kata terapis pernikahan dan keluarga, Catherine Athans.
5. Bicarakan tentang perasaan Bunda ke anak
Hindari untuk menyembunyikan perasaan Bunda ke anak saat memberikan penjelasan. Alih-alih menghindar, Bunda dapat mengungkapkan dan membantu anak memahaminya.
Saat Bunda menyebutkan emosi dan alasannya, anak akan belajar bagaimana mengidentifikasi perasaan dan juga menangkap pesan bahwa menangis dan sedih adalah hal yang wajar. Orang tua harus memberikan teladan tentang bagaimana mengungkapkan emosi serta mengelolanya. Jangan lupa untuk menjelaskan ke anak pentingnya meminta bantuan bila mengalami kesedihan.
Simak juga 5 tanda keguguran di trimester pertama, dalam video berikut:
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
4 Penyebab Keguguran yang Perlu Bunda Waspadai di Awal Kehamilan

Kehamilan
6 Jenis Keguguran dan Cara Mengurangi Risikonya

Kehamilan
9 Penyebab Keguguran, dari Faktor Genetik hingga Penyakit Kronis

Kehamilan
Waspadai Gejala Abortus Imminens pada Kehamilan di Bawah 20 Minggu

Kehamilan
14 Makanan Penyebab Keguguran di Awal Kehamilan


7 Foto
Kehamilan
7 Artis yang Pernah Alami Keguguran dan Berhasil Hamil Lagi
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda