
kehamilan
Waspadai Gejala Abortus Imminens pada Kehamilan di Bawah 20 Minggu
HaiBunda
Rabu, 19 Aug 2020 19:05 WIB

Setiap kehamilan tak lepas dari risiko keguguran, itu sebabnya sangat penting mengetahui usia kehamilan sejak awal. Dengan menyadari kehamilan dari awal, Bunda bisa menjaga dan memantau kesehatan janin lebih ekstra.
Terlebih, awal kehamilan biasanya menjadi masa yang berat untuk sebagian ibu hamil. Perubahan hormon membuat tubuh terasa tidak nyaman, apalagi jika diikuti dengan mual dan muntah sepanjang hari. Hemm, kalau sudah mengganggu langsung kunjungi dokter ya.
Sehingga gangguan kehamilan seperti gejala keguguran atau atau abortus imminens segera terdeteksi. Abortus imminens ini merupakan kondisi perdarahan yang biasanya terjadi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu.
Gejalanya bisa ditandai dengan flek cokelat, sakit perut atau kram perut, serta perdarahan yang keluar dari vagina, seperti dikutip dari laman Science Direct.
Pada kasus seperti ini ditemukan sekira 25 persen ibu hamil yang mengalami sejumlah perdarahan vagina. Dan, dari jumlah tersebut, sebanyak 50 persen akhirnya keguguran.
Keguguran semacam ini dapat terjadi akibat sejumlah faktor, termasuk disregulasi hormon atau infeksi vagina. Misalnya, strategi pencegahan terkadang dapat mencegah adanya keguguran seperti abortus imminens.
Namun, dalam kasus janin yang tidak dapat hidup, keguguran akhirnya berkembang menjadi risiko yang tak dapat terhindarkan. Karenanya, melakukan pemeriksaan rutin harus dilakukan untuk menghindari risiko membahayakan ini.
![]() |
Melansir Isainsmedis, dalam makalah berjudul Laporan Kasus Abortus Imminens Juni 2015 Faktor Risiko, Patogenesis, dan Penatalaksanaan oleh A.A Gde Kiki Sanjaya Dharma dari FK Universitas Udayana dituliskan bahwa salah satu komplikasi terbanyak pada kehamilan adalah terjadinya perdarahan yang dapat terjadi pada setiap usia kehamilan.
Pada kehamilan muda, sering dihubungkan dengan abortus, miscarriage, dan early pregnancy loss. Abortus sendiri didefinisikan sebagai suatu ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Batasannya adalah usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.
Abortus imminens merupakan perdarahan pervaginam pada kehamilan sebelum 20 minggu, tanpa disertai keluarnya hasil konsepsi dan dilatasi uterus. Reproduksi manusia relatif tidak efisien, dan abortus merupakan komplikasi tersering pada kehamilan, dengan kejadian keseluruhan sekitar 15 persen dari kehamilan yang ditemukan.
Namun, angka kejadian abortus sangat tergantung pada riwayat obstetri terdahulu. Kejadiannya lebih tinggi pada wanita yang sebelumnya mengalami keguguran, daripada wanita yang hamil dengan kelahiran hidup.
Diagnonis abortus imminens ditentukan karena pada wanita hamil terjadi perdarahan melalui ostium uteri eksternum, disertai mulas sedikit atau tidak sama sekali. Kemudian, uterus membesar sebesar usia kehamilan, serviks belum membuka, dan tes kehamilan positif, yang biasanya terjadi paruh pertama dari kehamilan.
Selain itu, sering juga terjadi perdarahan ringan atau yang lebih berat pada awal gestasi yang menetap selama berhari-hari atau berminggu-minggu. Dari semua itu, setengah dari kehamilan ini akan mengalami abortus, walaupun risiko lebih rendah jika denyut jantung janin dapat direkam.
Nah, mengingat risiko ini bisa mengancam kapan pun bagi para bumil, ada baiknya tetap menjaga kesehatan secara ekstra ya, Bunda, selama kehamilan. Semoga sehat selalu hingga persalinan!
(rap/rap)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Kisah 3 Bunda Keguguran Berkali-kali, Punya Rahim Ganda & 6 Kali Kehilangan Janin

Kehamilan
4 Penyebab Keguguran yang Perlu Bunda Waspadai di Awal Kehamilan

Kehamilan
9 Penyebab Keguguran, dari Faktor Genetik hingga Penyakit Kronis

Kehamilan
Perlukah Menjalani Kuret Setelah Keguguran?

Kehamilan
Bisakah Bunda Keguguran Tanpa Mengalami Pendarahan?


7 Foto
Kehamilan
7 Artis yang Pernah Alami Keguguran dan Berhasil Hamil Lagi
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda