
kehamilan
7 Pilihan Obat Hipertensi yang Aman untuk Ibu Hamil, Efek Samping, dan Manfaatnya
HaiBunda
Jumat, 27 Oct 2023 21:45 WIB

Menjaga tekanan darah tetap stabil selama kehamilan adalah hal yang sangat penting untuk kesehatan Bunda dan si kecil yang dikandung. Namun, seringkali, tantangan muncul ketika tekanan darah cenderung meningkat. Inilah saat di mana pemilihan obat hipertensi yang aman dan efektif menjadi krusial.Â
Penting untuk memahami bahwa tidak semua obat hipertensi cocok untuk kehamilan. Oleh karena itu, kita akan membahas dengan seksama beberapa opsi, termasuk Metildopa, Clonidine, CCB, Betablocker, Labetalol, Hydrochlortiazid, dan ACE-I & ARB.Â
Obat hipertensi yang aman untuk ibu hamil
Setiap pilihan memiliki karakteristik dan manfaatnya sendiri. Namun, yang tak kalah penting, kita juga akan mengupas tuntas efek samping yang mungkin terjadi.Â
Jadi, apakah Metildopa lebih cocok untuk Bunda atau mungkin Clonidine adalah opsi yang lebih tepat? Dilansir dari website resmi RSUP dr. Sardjito, berikut adalah beberapa pilihan obat yang dapat digunakan, serta manfaat dan efek sampingnya:
1. Metildopa
Obat ini adalah salah satu pilihan yang aman untuk Bunda hamil. Metildopa bekerja dengan menurunkan tekanan darah tanpa membahayakan janin. Efek sampingnya cenderung ringan, seperti rasa mengantuk atau pening.
Baca Juga : Penanganan Hipertensi pada Ibu Hamil |
2. Clonidine
Clonidine adalah opsi lain yang dapat dipertimbangkan. Obat ini membantu mengendalikan tekanan darah dengan cara mempengaruhi sistem saraf. Namun, Bunda perlu memantau tekanan darah secara teratur dan berkonsultasi dengan dokter mengenai dosis yang tepat.
3. CCB (Calcium Channel Blocker)
Obat ini bekerja dengan cara mengendurkan pembuluh darah, sehingga tekanan darah menurun. Pemilihan dosis yang tepat dan pengawasan dokter sangat penting. Efek samping mungkin termasuk sakit kepala atau sembelit.
4. Betablocker
Betablocker dapat menjadi pilihan untuk mengatasi tekanan darah tinggi. Obat ini memperlambat detak jantung dan menurunkan tekanan darah. Bunda harus berkonsultasi dengan dokter tentang penggunaannya selama kehamilan.
5. Labetalol
Labetalol adalah kombinasi dari alfa dan betablocker, yang membantu menurunkan tekanan darah. Bunda perlu memantau tekanan darah dan melaporkan setiap perubahan pada dokter.
6. Hydrochlortiazid
Obat ini adalah diuretik yang membantu mengurangi volume cairan dalam tubuh, sehingga menurunkan tekanan darah. Penting untuk minum banyak air saat menggunakan obat ini. Efek samping termasuk peningkatan buang air kecil.
7. ACE-I & ARB (Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitor & Angiotensin Receptor Blocker)
Sebaiknya dihindari selama kehamilan, kecuali atas rekomendasi khusus dari dokter, karena dapat menyebabkan masalah pada perkembangan janin.
Ingat, Bunda, selalu konsultasikan dengan dokter sebelum memilih dan menggunakan obat untuk mengatasi tekanan darah tinggi selama kehamilan.
Dokter akan membimbing Bunda dalam memilih opsi terbaik yang aman untuk kesehatiannya dan juga kesehatan si kecil yang sedang dikandung. Sebab hipertensi memang penting untuk dihindari selama kehamilan.
![]() |
Risiko hipertensi pada ibu hamil
Saat Bunda hamil, sangat penting untuk memahami masalah yang mungkin timbul akibat hipertensi atau tekanan darah tinggi. Ini adalah topik yang perlu disoroti saat Bunda berada di usia kehamilan 7 bulan.Â
Apa saja masalah yang dapat timbul karena hipertensi saat hamil? Tentunya, ini bisa diatasi dengan obat hipertensi. Namun dilansir dari Mayo Clinic, berikut adalah masalah yang timbul jika Bunda tidak dapat mengatasi hipertensi.
1. Peredaran darah yang kurang menuju plasenta
Ketika Bunda mengalami tekanan darah tinggi, aliran darah ke plasenta mungkin berkurang. Ini bisa menyebabkan bayi mendapatkan oksigen dan nutrisi yang kurang.
Akibatnya, bayi mungkin tumbuh lebih lambat, memiliki berat badan lahir rendah, atau lahir lebih awal. Bayi prematur ini berisiko mengalami masalah pernapasan, risiko infeksi yang lebih tinggi, dan komplikasi lainnya.
2. Pelepasan plasenta yang tidak terkendali
Tekanan darah tinggi meningkatkan risiko terjadinya pelepasan plasenta sebelum waktunya. Hal ini berarti plasenta terlepas dari dinding rahim sebelum proses persalinan. Kasus yang parah bisa menyebabkan pendarahan hebat, yang bisa membahayakan nyawa Bunda dan bayi.
3. Pertumbuhan janin yang terhambat
Hipertensi dapat menghambat pertumbuhan janin, yang dikenal sebagai gangguan pertumbuhan intrauterin.
4. Kerusakan pada organ lain
Tekanan darah tinggi yang tidak terkendali bisa merusak organ-organ penting seperti otak, mata, jantung, paru-paru, ginjal, hati, dan organ penting lainnya. Pada kasus yang parah, kondisi ini dapat mengancam nyawa.
5. Persalinan prematur
Terkadang, persalinan prematur diperlukan untuk mencegah komplikasi yang membahayakan akibat tekanan darah tinggi selama kehamilan.
6. Risiko penyakit kardiovaskular masa depan
Mengalami preeklamsia (kondisi yang ditandai dengan tekanan darah tinggi saat hamil) bisa meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah di masa depan. Risiko ini lebih tinggi jika Bunda mengalami preeklamsia lebih dari sekali atau jika Bunda pernah mengalami persalinan prematur akibat tekanan darah tinggi saat hamil.
Itulah masalah yang muncul karena hipertensi selama kehamilan. Penting bagi Bunda untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengkonsumsi obat hipertensi untuk ibu hamil. Semoga sehat selalu ya, Bunda!
Â
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Waspada Bun, 3 Makanan Ini Bisa Picu Hipertensi pada Ibu Hamil

Kehamilan
Hipertensi Selama Kehamilan Membahayakan, Apa Penyebabnya?

Kehamilan
Waspadai Hipertensi dalam Kehamilan, Jangan Dianggap Sepele Bun

Kehamilan
7 Cara Menurunkan Hipertensi pada Bunda Hamil

Kehamilan
Ini Dampak Tekanan Darah Tinggi Sebelum Hamil


5 Foto
Kehamilan
5 Potret Menakjubkan Ilustrasi Janin dalam Rahim dari Trimester 1-Trimester 3
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda