Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Kebiasaan Kantongi HP Kurangi Kualitas & Jumlah Sel Sperma Ayah?

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Senin, 06 Nov 2023 17:48 WIB

Ilustrasi Ponsel di Saku Celana
Kebiasaan Kantongi HP Kurangi Kualitas & Jumlah Sel Sperma Ayah? Perlama Program Hamil/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Andranik Hakobyan
Daftar Isi
Jakarta -

Kebiasaan menaruh handphone (HP) di saku celana dianggap buruk karena bisa memengaruhi kesuburan suami. Kebiasaan ini dikaitkan penurunan kualitas dan jumlah sel sperma.

Lalu benarkah menaruh HP di dalam saku celana bisa memengaruhi sperma seorang pria ya?

Penelitian tentang HP dan jumlah sel sperma

Sampai saat ini, sudah ada beberapa studi yang meneliti soal kebiasaan menaruh ponsel di kantong celana dengan kualitas dan jumlah sperma. Beberapa penelitian memang menemukan kaitannya, Bunda.

Dalam studi yang diterbitkan di Human Reproduction tahun 2021 menemukan sedikit hubungan antara membawa HP di saku celana depan dan kesuburan pria. Bahkan, pada pria dengan tubuh kurus (BMI fekundabilitas (peluang hamil) yang lebih rendah.

Sementara itu, hasil analisis dalam studi di Environment International tahun 2014 menunjukkan hubungan negatif antara paparan ponsel terhadap viabilitas dan motilitas sperma. Namun, efeknya terhadap konsentrasi sperma ditemukan lebih samar.

Tim peneliti mengatakan bahwa studi lebih lanjut diperlukan untuk mengukur efek-efek ini secara lebih tepat dan untuk mengevaluasi pentingnya risiko klinis terhadap pria sub-fertil dan populasi umum.

Penjelasan ilmiah soal pengaruh HP dan jumlah sel sperma

Konsultan urologi dan andrologi di Sir Ganga Ram Hospital, New Delhi, Dr Manu Gupta, mengatakan bahwa selama 15 atau 16 tahun terakhir, banyak penelitian telah dilakukan untuk melihat kaitan antara menyimpan ponsel di saku celana dan pengaruhnya pada sperma. Ponsel memang dapat menghasilkan panas, dan semua itu bisa menghantarkan suhu panas ke skrotum (kantung yang membungkus testis).

Menurut Gupta, literatur yang ada tergolong masih sedikit membingungkan. Namun, bila semua penelitian digabungkan, maka dapat menunjukkan hasil yang bisa menjawab pertanyaan.

"Semua perangkat, seperti ponsel, memancarkan radiasi elektromagnetik (EMR). Saya menggabungkan semua penelitian, semuanya menunjukkan bahwa EMR memang mempunyai dampak buruk terhadap kualitas dan kuantitas sperma. Keduanya jadi menurun," kata Gupta, dilansir Indian Express.

"Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa paparan EMR dapat mengganggu hormon reproduksi pria, khususnya testoteron," sambungnya.

Berbeda dengan perempuan, paparan EMR tidak akan berdampak terlalu besar karena sel telur berada di ovarium yang letaknya jauh daru alat kelamin. Tapi, perempuan bisa saja rentan terpapar EMR dari sumber lain, selain ponsel.

Ponsel tak hanya menghasilkan EMR, tapi juga suhu panas yang dapat memengaruhi sperma, Bunda. Pada akhirnya, paparan EMR dan panas ini menimbulkan stres oksidatif yang menyebabkan kematian sel, hingga berdampak buruk pada sperma.

"Ketika ada kelebihan panas dan radiasi dari ponsel, tingkat molekul Reactive Oxygen Species (ROS) dalam tubuh kita meningkat. Inilah yang disebut radikal bebas, yakni sejenis molekul tidak stabil yang mengandung oksigen dan mudah bereaksi dengan molekul lain di dalam sel. Mereka menciptakan stres oksidatif," ujar Gupta.

"Penumpukan oksigen reaktif dalam sel dapat menyebabkan kerusakan pada DNA, RNA, dan protein, serta dapat menyebabkan kematian sel. Inilah sebabnya mengapa mereka sangat berbahaya bagi sperma."

Menurut Gupta, HP bukanlah satu-satunya hal yang dapat meningkatkan ROS. Gaya hidup tidak sehat yang dijalani suami juga bisa meningkatkan ROS yang memengaruhi sperma.

"Merokok, polusi, dan stres juga meningkatkan ROS. Jadi, peningkatan jumlah ini di dalam tubuh bersifat multifaktorial. Bagi laki-laki di usia reproduksi, masalah ini dapat diperburuk oleh gaya hidup, seperti bekerja terlalu keras, tidur larut malam, minum alkohol terlalu banyak, kelebihan berat badan, pola makan buruk, serta memiliki masalah manajemen gaya hidup di masyarakat," ungkap Gupta.

Tinjauan komprehensif dari studi tahun 2003 hingga 2020 dari data PubMed tentang efek EMR dari HP terhadap kesuburan pria, menyimpulkan bahwa spermatozoa hewan dan manusia yang terpapar EMR yang dipancarkan oleh ponsel telah mengurangi motilitas, anomali struktural, dan peningkatan stres oksidatif.

Ilustrasi SpermaIlustrasi Sperma/ Foto: Getty Images/iStockphoto/ClaudioVentrella

Pendapat ahli lain soal bias penelitian

Efek menaruh HP di kantong celana pada sperma memang masih menjadi perdebatan, Bunda. Setidaknya, ada juga ahli yang tak menemukan kaitan paparan HP bisa memengaruhi kualitas dan jumlah sperma.

Pakar kesuburan pria dan andrologi di University of Utah Health, James M. Hotaling, MD, MS, mengatakan bahwa ia belum menemukan data yang pasti tentang kualitas dan kuantitas sperma yang terganggu karena menyimpan ponsel di dalam saku celana.

"Saya belum pernah melihat data konklusif yang membuat saya menyarankan pasien untuk tidak membawa ponsel di sakunya," kata Hotaling, dilansir laman University of Utah Health.

Hotaling menyarankan orang-orang untuk tidak langsung mengambil kesimpulan. Ada beberapa alasan terkait kesuburan pria yang tidak bisa langsung dikaitkan dengan menyimpan HP di dalam saku celana, yakni:

1. Infertilitas adalah masalah umum

Infertilitas atau gangguan kesuburan mempengaruhi 1 dari 6 pasangan yang mencoba untuk hamil di Amerika Serikat. Setidaknya, setengah dari seluruh kasus infertilitas, salah satu penyebabnya dari pihak pria.

2. Kelemahan studi

Hotaling mencatat beberapa kemungkinan kelemahan pada penelitian sebelumnya yang mengamati hubungan antara kesuburan pria dan paparan ponsel. Misalnya, peserta biasanya dipilih dari klinik kesuburan, sehingga menimbulkan bias seleksi.

3. Jumlah sel sperma bervariasi sepanjang waktu

Jumlah sperma dapat berubah dari jam ke jam, hari ke hari, dan bulan ke bulan. Untuk benar-benar mendapatkan sampel yang mewakili penelitian, maka kualitas sperma pria perlu dipantau dalam jangka waktu lama.

"Daripada berfokus pada variabel penggunaan ponsel yang tidak signifikan, lebih penting untuk melihat faktor-faktor lain yang lebih mudah dimodifikasi dalam menentukan kesuburan pria. Dua contohnya adalah diet (mengatur pola makan) dan olahraga," kata Hotaling.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/ank)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda