
kehamilan
6 Cara Mengatasi Rasa Nyeri akibat Induksi Persalinan
HaiBunda
Senin, 13 Nov 2023 15:55 WIB

Daftar Isi
Persalinan dengan induksi biasanya lebih menyakitkan ketimbang persalinan alami. Adakah cara mengatasi rasa nyeri akibat induksi persalinan?
Dikutip dari Mayo Clinic, induksi adalah proses yang dilakukan untuk mendorong rahim agar berkontraksi sebelum persalinan dimulai, sehingga dapat melahirkan secara normal.
Induksi persalinan terkadang dilakukan jika bayi terlambat dilahirkan atau ada risiko terhadap kesehatan Bunda dan bayi. Risiko ini bisa terjadi jika ibu hamil memiliki kondisi kesehatan seperti tekanan darah tinggi, atau bayi tidak tumbuh besar.
Mengatasi rasa nyeri akibat induksi persalinan
Melansir laman NHS, induksi akan ditawarkan jika ibu hamil tidak melahirkan secara alami pada minggu ke-42. Ini karena akan ada risiko lebih tinggi terjadinya bayi lahir mati atau masalah pada bayi.
Induksi juga dilakukan jika ketuban pecah lebih dari 24 jam sebelum persalinan dimulai, setelah 34 minggu. Bunda perlu mendiskusikannya dengan bidan atau dokter tentang pilihan induksi sebelum mengambil keputusan. Namun, jika bayi lahir sebelum usia 37 minggu, mungkin rentan mengalami masalah terkait kelahiran prematur.
Jika ketuban pecah sebelum 34 minggu, Bunda hanya akan ditawari induksi jika ada faktor lain yang menunjukkan bahwa itu adalah hal terbaik untuk Bunda dan bayi.
Dokter atau bidan mungkin menyarankan untuk menginduksi persalinan jika:
- Ada kekhawatiran plasenta tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
- Bunda memiliki kondisi kesehatan seperti diabetes, masalah ginjal, tekanan darah tinggi, atau preeklamsia.
- Bayi melakukan lebih sedikit gerakan, menunjukkan perubahan detak jantungnya atau tidak tumbuh dengan baik.
Metode induksi persalinan
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menginduksi persalinan, antara lain:
1. Pemasangan membran timbal
Metode ini paling sering digunakan untuk menginduksi persalinan. Membran timbal adalah sebuah alat yang terbuat dari plastik yang diisi dengan cairan berwarna kuning dan ditempatkan di rahim. Membran timbal dapat menimbulkan rasa nyeri yang sama dengan rasa nyeri saat persalinan.
2. Penggunaan obat-obatan
Obat-obatan yang sering digunakan untuk menginduksi persalinan adalah oksitosin dan prostaglandin.
3. Membrane stripping
Pada metode ini, lapisan kantung ketuban akan dipisahkan dari leher rahim dengan jari dokter atau bidan. Cara ini dapat memantik terjadinya persalinan.
4. Memecah air ketuban (amniotomi)
Amniotomi adalah proses membuka amnion (selaput ketuban) dengan cara mengiris atau memotongnya. Amniotomi dapat mempercepat proses persalinan dengan mengurangi tekanan pada rahim selama persalinan.
![]() |
Seperti apa rasanya induksi persalinan?
Persalinan yang diinduksi biasanya lebih menyakitkan daripada persalinan yang dimulai dengan sendirinya, dan Bunda mungkin ingin meminta epidural.
Jika Bunda memilih diinduksi, kemungkinan besar Bunda akan mendapatkan bantuan persalinan, seperti forceps atau pengisapan ventouse yang digunakan untuk membantu bayi keluar.
Untuk meredakan nyerinya, Bunda akan diberikan pereda nyeri selama persalinan. Laman Health Gov NZ menuliskan nyeri itu sebenarnya bagian normal dari proses persalinan. Banyak ibu hamil yang memilih tidak menggunakan obat pereda nyeri selama persalinan, tapi beberapa perempuan memilih menggunakan pereda nyeri. Jadi itu pilihan Bunda apakah ingin menggunakan pereda nyeri atau tidak.
Untuk membantu mengambil keputusan, Bunda dapat mendiskusikan pilihan pereda nyeri dengan bidan (atau dokter spesialis). Dokter atau bidan akan memberi informasi tentang pilihan pereda nyeri yang tersedia di tempat melahirkan pilihan, termasuk risiko apa pun.
Cara lain meredakan nyeri induksi persalinan
Selain obat pereda nyeri, berikut beberapa cara meredakan nyeri saat induksi persalinan:
- Membantu diri sendiri – seperti pijat, bernapas, menggunakan air, dan bergerak.
- Homeopati, obat herbal.
- Akupresur dan akupunktur.
- Gas dan udara (campuran dinitrogen oksida dan oksigen, kadang-kadang disebut Entonox).
- Suntikan petidin, morfin atau fentanil.
- Epidural.
Risiko induksi persalinan
Induksi dilakukan ketika persalinan harus dilakukan segera. Namun, induksi tetap ada risiko. Beberapa risiko tersebut antara lain:
1. Infeksi
Kebanyakan jenis infeksi yang berhubungan dengan proses induksi sangat menular dan dapat berakibat berisiko pada kesehatan Bunda dan Si Kecil.
2. KomplikasiÂ
Beberapa studi menunjukkan bahwa risiko komplikasi pada waktu persalinan lebih tinggi bila Bunda menjalani proses induksi persalinan. Contohnya, appendix umbilikalis atau tali pusat yang tertinggal yang dapat menyebabkan infeksi parah.
3. PerdarahanÂ
Komplikasi ini juga dapat menjadi konsekuensi dari proses induksi persalinan. Jenis proses induksi persalinan tertentu dapat menyebabkan luka atau kedutan pada pintu rahim sehingga menyebabkan perdarahan berlebih setelah proses persalinan.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Serba-serbi Hamil Usia 41 Minggu, Ketahui Apa saja Pilihan Tindakan yang Bisa Dilakukan

Kehamilan
Cerita Persalinan Mumuk Gomez, Niat Mau Kontrol Berujung Langsung Operasi Caesar

Kehamilan
Benarkah Induksi saat Persalinan Terasa Menyakitkan? Simak Penjelasan Dokter

Kehamilan
Beda Melahirkan Secara Induksi vs Caesar

Kehamilan
Lebih Baik Induksi atau Caesar? Ketahui Risiko, Efek Samping & Cara Memilih yang Tepat


9 Foto
Kehamilan
9 Potret Gaya Busana Keluarga Kerajaan Inggris Usai Melahirkan
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda