Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Adakah Dampak Tidak Berhubungan saat Hamil? Ketahui Waktu Dilarang & Cara Mengatasinya

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Senin, 04 Dec 2023 21:45 WIB

Ilustrasi Suami Istri
Ilustrasi Suami Istri/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Akacin Phonsawat
Daftar Isi
Jakarta -

Berhubungan intim saat hamil tidak dilarang selama Bunda tidak menjalani kehamilan berisiko tinggi. Tapi, pilihan untuk berhubungan intim saat hamil terkadang dilewatkan oleh sebagian Bunda karena alasan tertentu.

Lalu adakah dampak tidak berhubungan saat hamil?

Bunda perlu ketahui dulu, berhubungan intim selama hamil dapat dilakukan di tiap trimester kehamilan. American Congress of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) mengatakan bahwa seks saat hamil tidak akan memengaruhi janin dalam kandungan. Tapi, tidak semua kondisi ibu hamil diperbolehkan melakukan hubungan intim.

"Sebagian besar aktivitas seksual aman bagi perempuan yang memiliki kehamilan sehat. Kantung ketuban dan otot rahim yang kuat akan melindungi janin. Tapi, jika memiliki komplikasi kehamilan atau pertanyaan terkait aktivitas seksual yang aman, bicarakan dengan dokter kandungan," tulis ACOG dalam laman resminya.

Penyebab tidak berhubungan saat hamil

Tidak semua ibu hamil bisa melakukan hubungan intim. Dikutip dari Medicine Net, berikut beberapa penyebab tidak berhubungan intim saat hamil:

1. Perempuan dengan kehamilan berisiko tinggi tidak disarankan untuk berhubungan seksual, seperti:

  • Memiliki riwayat persalinan prematur
  • Bunda mengalami perdarahan, kram, atau keluar cairan tidak biasa dari vagina.
  • Air ketuban pecah atau bocor.
  • Bunda didiagnosis plasenta previa.
  • Hamil anak kembar dan usia kehamilan sudah semakin lanjut.

2. Perubahan hormon di awal kehamilan membuat libido atau gairah seksual menurun.

Dampak tidak berhubungan saat hamil

Berhubungan intim saat hamil adalah pilihan. Beberapa Bunda mungkin melakukannya tanpa merasa takut dan cemas, namun ada juga yang memutuskan tidak berhubungan intim selama hamil.

Di trimester pertama, perubahan libido atau gairah seksual adalah hal yang wajar. Lonjakan hormon progesteron dan estrogen secara tiba-tiba di trimester pertama dapat menimbulkan efek yang kontradiktif, artinya bisa membuat libido menurun.

"Stimulasi sensorik yang berlebihan mungkin membuat ibu hamil merasa gelisah dan tidak bersemangat. Mual di pagi hari dan kelelahan juga sering terjadi, dan keduanya tidak akan meningkatkan hasrat seksual," kata pendidik persalinan dan doula bersertifikat, Robin Elise Weiss, PhD, MPH, dikutip dari Very Well Family.

Sebenarnya tidak ada dampak serius bila Bunda memutuskan tidak berhubungan saat hamil. Namun menurut Weiss, seorang perempuan mungkin akan mengalami perasaan bersalah ketika mendapati hasrat seksualnya menurun di awal kehamilan.

"Ibu hamil mungkin tiba-tiba merasakan tekanan untuk berhubungan intim sebelum tubuh berubah lebih jauh lagi, dan ini dapat memicu perasaan ragu-ragu, serta membuatnya merasa seolah-olah telah mengecewakan pasangannya," ujar Weiss.

Ilustrasi suami istriIlustrasi suami istri/ Foto: Getty Images/iStockphoto/torwai

Cara mengatasi gairah seksual yang turun saat hamil

Mengatasi hilangnya libido tidaklah mudah bagi sebagian Bunda. Tapi bila perasaan bersalah terus menghantui, Bunda sebaiknya segera mencari cara untuk mengatasinya.

Mengatasi turunnya gairah seksual yang membutuhkan kejujuran, penerimaan diri, dan komunikasi dengan pasangan. Bila suami tampak tidak senang, Bunda tak lantas memaksakan diri untuk berhubungan seks ya.

"Memaksa untuk melakukan hubungan intim malah semakin membuat perempuan kehilangan gairah. Hasilnya, dia dan pasangan merasa kesal dan seperti tidak dicintai," ujar terapis pernikahan Andrew G Marshall, mengutip Baby Center.

"Berhubungan seks saat sedang tidak mood juga dapat menimbulkan lebih banyak masalah di masa depan dan memperlebar kesenjangan emosional di antara pasangan," sambungnya.

Bunda sebaiknya jangan memendam rasa bersalah ini sendirian ya. Bicarakan apa yang dirasakan kepada suami, termasuk gairah seksual yang menurun.

Selanjutnya, temukan jenis keintiman lain yang bisa dilakukan selama hamil, selain melakukan hubungan intim. Bunda dan Ayah bisa sering-sering berpelukan atau berciuman untuk menunjukkan kasih sayang. Ayah juga bisa memijat pundak dan tangan Bunda bila merasa pegal.

"Ibu hamil mungkin akan sangat menikmati hal-hal tersebut, dan itu bisa saja menjadi bagian dari kehidupan seks akan setelah bayi lahir," ujar Marshall.

Trik ini juga dapat dilakukan Bunda yang tidak berhubungan intim karena memiliki komplikasi atau menjalani kehamilan berisiko tinggi.

Waktu dilarang berhubungan seksual

Memasuki trimester kedua, biasanya gairah seksual atau libido sudah kembali. Tak jarang perempuan melaporkan bahwa mereka mengalami orgasme atau bahkan multi-orgasme untuk pertama kalinya dalam hidup selama trimester kedua kehamilan.

Bunda bisa mulai melakukan hubungan intim dengan nyaman saat trimester kedua, bila kehamilan berjalan sehat. Tapi, ada beberapa kondisi atau waktu di mana berhubungan seks sebaiknya ditunda, yakni:

  • Saat ibu hamil mengalami perdarahan di trimester pertama.
  • Keluar bercak di sepanjang kehamilan.
  • Bunda sering mengalami sakit perut atau kram selama kehamilan.
  • Hindari berhubungan seksual bila suami mengidap infeksi menular seksual.

Segera hubungi dokter bila Bunda mengalami perdarahan yang signifikan setelah berhubungan intim atau bila melihat ada kebocoran air ketuban, rasa tidak nyaman, atau kram parah. Terkait seks saat hamil, Bunda bisa tanyakan lebih detail ke dokter untuk mengetahui do and don'ts.

Demikian penjelasan terkait hubungan intim selama hamil. Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/ank)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda