Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Alasan Bunda Disarankan Tahan Buang Air Kecil Dulu sebelum Pemeriksaan USG

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Selasa, 05 Dec 2023 21:50 WIB

A pregnant female of Asian decent, lays out on an exam table as a technician conducts her ultrasound.  She is dressed casually and has her belly exposed as she looks to the screen to see her baby.
Ilustrasi USG/ Foto: Getty Images/FatCamera

USG adalah tes pencitraan dengan menggunakan gelombang suara untuk membuat gambar organ, jaringan, dan struktur lain di dalam tubuh. Hal ini memungkinkan dokter untuk melihat kondisi organ di dalam tubuh pasiennya, Bunda. USG disebut juga ultrasonografi atau diagnosis medis sonografi.

Secara umum, USG dapat digunakan untuk tindakan medis dan non medis pada kehamilan. Pada tindakan medis, USG digunakan untuk mendeteksi masalah yang kemungkinan terjadi selama kehamilan. Sementara USG non medis biasanya digunakan untuk melihat jenis kelamin bayi dalam kandungan.

Dilansir MedlinePlus, USG dapat menyaring kondisi tertentu, seperti cacat lahir yang dapat dilihat pada gambar hasil pemeriksaan. Teknologi medis ini juga dapat memeriksa kondisi plasenta atau ari-ari, apakah sudah berada pada posisi yang tepat.

Ada dua jenis USG yang dapat digunakan selama kehamilan, yakni USG perut dan USG transvaginal, Bunda. Dilansir Very Well Family, USG perut dapat dilakukan untuk melihat kondisi bayi dan memeriksa kehamilan. USG ini biasanya dilakukan di usia sekitar 18 hingga 22 minggu. Namun, Bunda bisa kembali memeriksakan kehamilan di kemudian hari dengan USG ini.

Sedangkan USG transvaginal biasanya digunakan di trimester awal untuk memastikan kehamilan, memeriksa jantung dan posisi bayi, serta mencari tanda-tanda kehamilan ektopik. Namun, USG ini dapat kembali digunakan bila USG perut tidak memberikan hasil yang cukup.

Alasan tidak buang air kecil dahulu sebelum USG perut

Sebelum melakukan USG perut, Bunda perlu melakukan persiapan terlebih dahulu ya. Untuk hasil yang optimal, khususnya pada USG perut di masa kehamilan, Bunda disarankan minum empat sampai enam gelas sebelum USG.

Kemudian, jangan buang air kecil (BAK) sebelum tindakan USG perut dilakukan. Mengapa demikian? Kandung kemih yang penuh akan memudahkan dokter melihat rahim dan indung telur.

Ya, volume urine menjadi hal yang perlu diperhatikan sebelum USG, dan itulah sebabnya dokter memberikan instruksi apakah harus buang air kecil atau tidak sebelum tes diagnostik. Tidak hanya USG, hampir semua tes diagnostik lainnya juga memerhatikan masalah ini guna mendapatkan hasil tes yang akurat.

Mengutip laman Health Finder, pada pemeriksaan organ panggul atau perut utamanya urine menjadi penanda penting dari hasil USG. Urine yang tampak abu-abu tua atau hitam pada layar USG menjadi penanda yang signifikan.

Hal tersebut terjadi ketika gelombang suara merambat melalui tubuh, lalu melintasi medium yang berbeda, seperti cairan, udara, dan sebagainya. Dalam konteks ini, urine terkadang bisa berperan sebagai penguat pergerakan gelombang suara dan terkadang justru sebaliknya.

Oleh karena itu, perawat medis atau dokter biasanya akan menginstruksikan Bunda harus buang air kecil atau menjaga cairan tetap utuh di dalam tubuh. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang struktur dalam tubuh, dalam hal ini kondisi janin.

Nah, berbeda dengan USG perut, anjuran untuk menahan BAK tidak berlaku pada pemeriksaan USG transvaginal. Bunda justru biasanya diminta untuk menjaga kandung kemih tetap kosong. Kenapa begitu? Baca di halaman berikutnya ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!


ALASAN KANDUNG KEMIH HARUS KOSONG SAAT USG TRANSVAGINAL

Ilustrasi USG

Ilustrasi USG/ Foto: Getty Images/iStockphoto/

Kandung kemih harus kosong pada USG transvaginal

Telah dibahas sebelumnya, teknik USG untuk perut akan bekerja untuk menilai volume kandung kemih. Oleh karena itu, Bunda perlu terus mengontrol urine dan menghindari buang air kecil sampai USG selesai. Penting juga untuk diperhatikan, bahwa ketika menahan kencing, kandung kemih yang penuh akan mendorong usus naik ke atas dan keluar dari panggul, sehingga memungkinkan transmisi gelombang suara ke organ target di tubuh, yaitu rahim dan vagina.

Tapi di sisi lain, USG transvaginal berupaya mendiagnosis organ dengan kandung kemih kosong. Kenapa? Karena dalam prosedur invasif minimal ini kemungkinan bisa menyebabkan rahim mengalami distorsi. Namun saat kandung kemih kosong, kemungkinan tersebut bisa tidak terjadi, Bunda.

Banner Bank Soal SD

Selain itu, kandung kemih yang kosong pada pemeriksaan USG transvaginal juga dapat mengurangi ketidaknyamanan, sekaligus mencegah infeksi saluran kemih yang mungkin timbul dari situasi kontak antara transduser dan limbah urine di dalam tubuh. Hal yang sama berlaku untuk teknik USG endoskopi.

Sebelum memeriksakan kandungan dengan USG, sebaiknya Bunda tanyakan dulu persiapannya ke dokter. Misalnya, untuk USG di awal kehamilan, kandung kemih yang penuh biasanya merupakan salah satu bagian dari syarat. Pasalnya, hingga usia kehamilan 24 minggu, jumlah cairan ketuban di tubuh belum mencukupi, dan dokter akan merekomendasikan pasien untuk tidak buang air kecil agar hasil tes jelas.

Simak juga 5 pemeriksaan untuk deteksi cacat janin selain USG, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]


(ank/ank)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda