
kehamilan
Tanda IUFD dan Bahayanya untuk Bunda bila Tak Segera Dikeluarkan
HaiBunda
Kamis, 07 Dec 2023 20:10 WIB

Daftar Isi
Bunda pernah dengar istilah IUFD dalam kehamilan? Istilah ini merupakan singkatan dari Intrauterine Fetal Death (IUFD) yang berarti kematian janin intrauterin.
Menurut ulasan dari Birth Injury Justice Center, IUFD dikenal juga dengan istilah Intrauterine Fetal Demise. Kondisi ini merujuk pada bayi yang meninggal dalam kandungan (rahim ibu) setelah trimester kedua kehamilan, yakni setelah 20 minggu.
Dokter spesialis obstetri dan ginekologi, Brian Levine, MD, MS, FACOG, mengatakan bahwa IUFD adalah istilah klinis yang digunakan untuk menggambarkan kematian janin di dalam rahim, Bunda. Perlu diketahui, definisi tentang kematian janin ini bisa berbeda-beda di seluruh dunia, berdasarkan usia kehamilan dan berat janin.
"Di beberapa tempat, ambang batasnya bisa berkisar antara minimal 16 minggu hingga minimal 26 minggu dengan berat badan minimal 400 gram hingga minimal 500 gram," ujar Levine, dilansir Very Well Family.
IUFD memang banyak disamakan dengan stillbirth, Bunda. Menurut ulasan di Ultrasound in Obstetrics & Gynecology Wiley Online Library tahun 2016, IUFD yang terjadi di bawah usia 23 minggu kehamilan diklasifikasikan sebagai IUFD trimester kedua. Sementara itu, kematian janin di usia kehamilan 24 minggu masuk dalam klasifikasi stillbirth.
Sementara menurut ulasan di laman Cerebral Palsy Guide, IUFD dibagi menjadi tiga bila menyesuaikan pengertian stillbirth, yakni:
- IUFD pada minggu 20 ke 27, disebut early stillbirth
- IUFD pada minggu 28 ke 36, disebut late stillbirth
- IUFD setelah minggu ke-37 disebut term stillbirth.
Baca Juga : IUFD (Intra Uterine Fetal Death) |
Penyebab IUFD
Kasus kematian janin memang masih banyak ditemukan, terutama di usia 20 minggu ke atas. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), terdapat 2,6 juta bayi stillbirth pada tahun 2015, dengan lebih dari 7.178 kematian setiap harinya.
Kasus kematian janin ini banyak ditemukan di negara-negara berkembang. Dari sekitar setengah kasus janin meninggal setelah 20 minggu ini terjadi pada saat melahirkan.
Ada beberapa penyebab IUFD yang menyebabkan janin meninggal sebelum dilahirkan. Melansir dari beberapa sumber, berikut penyebabnya:
1. . Infeksi
Infeksi dapat menyebabkan kerusakan pada plasenta atau menyebabkan ibu hamil mengalami demam yang tinggi. Infeksi yang paling sering menyebabkan IUFD adalah infeksi saluran kemih, infeksi pada rahim, dan infeksi di sistem pernapasan.
2. Masalah dengan plasenta atau tali pusar
Plasenta dan tali pusar merupakan organ penting yang membantu mengalirkan oksigen dan nutrisi ke janin. Jika terjadi masalah dengan plasenta atau tali pusar, janin bisa kekurangan oksigen dan nutrisi, dan berisiko menjadi IUFD.
3. Kondisi kesehatan ibu hamil
IUFD juga bisa disebabkan karena kondisi kesehatan ibu yang tidak baik selama kehamilan. Beberapa kondisi ini meliputi hipertensi dan diabetes. Selain itu, penyakit jantung dan kelainan pada rahim ibu juga bisa menyebabkan IUFD.
4. Gaya hidup tidak sehat
Gaya hidup tidak sehat seperti minum alkohol atau merokok, dapat meningkatkan risiko IUFD. Sudah banyak studi yang meneliti kandungan zat di minuman alkohol dan rokok dapat menghambat pertumbuhan janin dalam kandungan.
5. Faktor risiko lainnya
Beberapa faktor risiko lainnya bisa meliputi kehamilan lebih dari satu janin, riwayat keguguran dan stillbirth, serta usia ibu lebih dari 35 tahun.
Beberapa penyebab ini dapat dicegah, tapi ada pula yang tidak bisa dicegah sepenuhnya, Bunda. Selama hamil, dokter biasanya akan memantau kemungkinan kondisi berbahaya dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk pencegahan untuk memastikan persalinan berjalan aman.
Tanda IUFD
Ada beberapa tanda IUFD yang perlu Bunda kenali untuk memastikan janin dalam kondisi baik atau tidak. Berikut tanda-tandanya:
- Bunda mengalami kram, nyeri perut, dan perdarahan di vagina.
- Demam mungkin terjadi bersamaan dengan gejala lainnya.
- Bunda tidak merasakan gerakan atau tendangan janin.
Tanda IUFD biasanya dapat dilihat melalui pemeriksaan dengan stetoskop, USG, atau Doppler. Hasil pemeriksaan tidak menemukan detak jantung dan gerakan janin.
Diagnosis IUFD
Diagnosis IUFD biasanya ditegakkan setelah ibu hamil menjalani beberapa pemeriksaan diagnostik. Berikut beberapa tes yang dapat dilakukan:
- Profil biofisik:Â Kombinasi tes ultrasound (USG) dan tes nonstress untuk memantau tanda-tanda vital janin, seperti detak jantung, tonus otot, gerakan, dan pernapasan.
- Tes nonstress: Monitor yang menghubungkan ke janin untuk memeriksa detak jantung saat janin bergerak atau selama kontraksi.
- Ultrasound (USG): Pencitraan yang mencari tanda-tanda kehidupan dan gerakan janin di dalam rahim.
- Doppler velocimetry arteri umbilikalis: Memeriksa aliran darah tali pusat.
![]() |
Penanganan IUFD
Ulasan di National Library of Medicine menjelaskan bahwa penanganan IUFD akan tergantung dari usia kehamilan janin saat meninggal dalam kandungan, keinginan pasien, status fisik pasien, dan riwayat obstetri.
Berikut beberapa pilihan penanganan IUFD:
1. Persalinan spontan
Jika tidak ditemukan komplikasi, maka dokter bisa menyarankan ibu menunggu untuk menjalani persalinan spontan guna mengeluarkan janin yang meninggal. Persalinan spontan ini biasanya dimulai dalam waktu dua minggu setelah kematian janin.
2. Persalinan pervaginam dan caesar
Persalinan pervaginam merupakan tindakan yang paling aman bahkan bila Bunda pernah menjalani persalinan caesar sebelumnya. Namun, beberapa perempuan mungkin meminta tindakan operaso caesar untuk menghindari persalinan pervaginam. Ini adalah pilihan dari pasien yang perlu diketahui risiko dan manfaatnya.
3. Dilation and evacuation (D&E)
Pada kondisi IUFD sebelum 24 minggu, penanganannya bisa dengan dilation and evacuation (D&E). Tindakan ini meliputi pelebaran serviks dan mengeluarkan hasil konsepsi secara manual, Bunda.
Serviks sering kali dilebarkan terlebih dahulu menggunakan laminaria yang ditempatkan di sebelum prosedur. Risiko menjalani prosedur ini lebih besar bila ukuran janin lebih dari 24 minggu.
Beberapa pilihan penanganan lain mungkin direkomendasikan dokter sesuai dengan kondisi Bunda dan usia kehamilan. Misalnya, intervensi segera diperlukan bila terjadi kelainan koagulasi yang disebabkan oleh pelepasan faktor jaringan dari plasenta. Kondisi ini biasanya terjadi bila janin meninggal dibiarkan selama beberapa minggu.
Bahayanya bila janin IUFD tak segera dikeluarkan
Persalinan spontan memang bisa menjadi pilihan untuk mengeluarkan janin yang meninggal dalam kandungan. Tapi, Bunda perlu berkonsultasi dulu dengan dokter ya.
Paling penting saat terjadi IUFD adalah mengambil langkah tepat untuk mencegah masalah lainnya. Ada bahaya yang bisa ditimbulkan bila janin IUFD tak segera dikeluarkan.
Menurut ulasan di Cochrane Library tahun 2019, perempuan yang mempertahankan janin meninggal dapat mengalami perdarahan yang parah hingga infeksi rahim. Ia juga bisa mengalami efek samping gastrointestinal seperti mual, diare, kram atau sakit perut, dan demam.
Hal yang sama juga dijelaskan dalam laman Department of Obstetrics and Gynecology UC Davis Health. Menunggu melahirkan bayinya sendiri setelah dinyatakan meninggal di trimester kedua biasanya tidak aman.
Janin yang meninggal dan telah berada di dalam rahim selama 4 minggu juga dapat menyebabkan perubahan pada sistem pembekuan darah. Hal ini bisa membuat wanita berisiko tinggi mengalami perdarahan hebat.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/ank)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Kenali Penyebab IUFD, Kondisi Bayi Meninggal di Dalam Kandungan

Kehamilan
Beda Keguguran dan Stillbirth, dari Penyebab hingga Penanganan

Kehamilan
Kenali Gejala dan Faktor Risiko IUFD, Kematian Janin setelah 20 Minggu Kehamilan

Kehamilan
Rumah Sakit Ini Buka Klinik Khusus untuk Ortu 'Rainbow Baby' Pulihkan Mental

Kehamilan
Bunda Perlu Tahu, 5 Penyebab Janin Meninggal dalam Kandungan


7 Foto
Kehamilan
Intip 7 Potret Baby Moon Siti Badriah di Bali, Seru Bareng Suami Bun
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda