
kehamilan
Penelitian Terbaru Ungkap Penyebab Morning Sickness Parah pada Ibu Hamil
HaiBunda
Jumat, 15 Dec 2023 15:40 WIB

Morning sickness menjadi salah satu keluhan umum di awal kehamilan. Menurut jurnal yang diterbitkan di Autonomic Neuroscience tahun 2017, setidaknya 70 hingga 80 persen ibu hamil mengalami morning sickness atau mual muntah di trimester pertama.
Penyebab morning sickness adalah perubahan hormon kehamilan. Selain morning sickness, hormon ini juga bisa menyebabkan keluhan lain, yang normal dialami di awal kehamilan.
Namun, morning sickness bisa menjadi parah hingga menyebabkan hiperemesis gravidarum. Pada kondisi ini, Bunda bisa kehilangan berat badan drastis, sulit mengonsumsi makanan apapun, hingga harus menjalani perawatan di rumah sakit.
Studi temukan penyebab morning sickness parah
Studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Nature pada 13 Desember 2023, menemukan penyebab baru dari morning sickness ekstrem atau hiperemesis gravidarum. Melalui studi ini, para peneliti bahkan menemukan titik terang solusi mengatasi hiperemesis gravidarum sebelum kehamilan terjadi.
Para peneliti menunjukkan bahwa hormon yang dilepaskan oleh janin yang sedang tumbuh, yakni GDF15, mungkin menjadi penyebab mual di pagi hari. Ibu hamil yang lebih sensitif terhadap hormon ini mungkin berisiko lebih besar mengalami hiperemesis gravidarum.
"Untuk pertama kalinya, hiperemesis gravidarum dapat diatasi hingga akar permasalahannya, bukan sekedar meringankan gejalanya saja," kata ahli fisiologi di University of Pennsylvani, Tito Borner, dilansir laman Nature.
"Kami sekarang memiliki pandangan yang jelas tentang apa yang dapat menyebabkan masalah ini dan cara untuk mengobati dan mencegahnya," ujar rekan penulis studi dan peneliti metabolisme di Universitas Cambridge, Inggris, Stephen O'Rahilly.
Hasil penelitian tentang hormon penyebab morning sickness parah
Hormon yang dianggap berperan dalam menyebabkan morning sickness parah ini adalah GDF15. Hormon ini bekerja pada batang otak, yang terlibat dalam mual dan muntah kehamilan, termasuk bentuk yang paling parah, yakni hiperemesis gravidarum.
"Kami memastikan bahwa kadar GDF15 yang lebih tinggi dalam darah ibu berhubungan dengan muntah-muntah saat hamil dan hiperemesis gravidarum," kata penelitian tersebut.
GDF15 diproduksi dalam jumlah rendah oleh organ-organ termasuk prostat, kandung kemih dan ginjal, dapat memicu mual dengan mengikat reseptor khusus di batang otak. Setelah mengonsumsi zat beracun dan selama awal kehamilan, kadar hormon ini akan meningkat dan menyebabkan penyakit.
"Biasanya kondisi terburuk terjadi pada trimester pertama dan kemudian berangsur-angsur hilang," ungkap O'Rahilly.
Melalui penelitian ini, ditemukan juga bahwa sebagian besar hormon GDF15 diproduksi di sel janin, Bunda.
Kadar GDF15 sebelum hamil vs setelah hamil
Studi yang meneliti lebih dari 18.000 peserta ini juga menemukan bahwa perempuan yang memiliki kadar hormon GDF15 tinggi sebelum hamil justru memiliki reaksi minimal terhadap hormon tersebut saat ia hamil.
"Hal ini menunjukkan bahwa orang bereaksi lebih sedikit terhadap hormon tersebut selama kehamilan bila mereka memiliki tingkat GDF15 yang lebih tinggi sebelumnya," ujar O'Rahilly.
Studi ini juga menemukan kemungkinan pencegahan morning sickness yang parah pada ibu hamil melalui pemberian GDF15 sebelum hamil. Simak penjelasan lengkap di halaman berikutnya ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
KEMUNGKINAN SOLUSI CEGAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Ilustrasi Morning Sickness/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Mykola Sosiukin
Pencegahan morning sickness yang parah
Studi memaparkan bahwa hiperemesis gravidarum bisa dicegah sebelum hamil. Pemberian GDF15 kepada mereka yang berisiko tinggi mengalami hiperemesis gravidarum sebelum kehamilan dapat melindungi mereka dari kondisi tersebut, Bunda.
"Hasilnya menunjukkan bahwa para perempuan yang umumnya memiliki kadar GDF15 rendah dapat diberikan hormon tersebut dalam dosis yang semakin tinggi ketika mencoba untuk hamil, untuk membuat mereka tidak peka terhadap hormon tersebut dan mengurangi kemungkinan mereka mengalami hiperemesis gravidarum selama kehamilan," kata O’Rahilly.
Alternatifnya, mereka dapat diberikan antibodi yang memblokir reseptor GDF15 atau GDF15, untuk mengurangi mual dan muntah. Setidaknya, dua antibodi terhadap GDF15 tengah diuji klinis untuk mengobati cachexia (wasting syndrome).
Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan tersebut. Setidaknya, penelitian perlu membuktikan efek samping penggunaan hormon ini, apakah berbahaya atau tidak bagi ibu dan janin.
Tetapi satu hal yang pasti, penelitian ini menemukan bahwa janin bisa menjadi penyebab utama morning sickness yang parah pada ibu hamil. Sebab, sebagian besar hormon GDF15 diproduksi oleh sel janin.
"Jika GDF15 yang diproduksi dari janin merupakan penyebab utama mual dan muntah selama kehamilan, maka itu adalah masalah besar. Hal ini menunjukkan kepada kita betapa hebatnya lingkungan janin dalam menggunakan sinyal kimia tunggal yang berdampak signifikan terhadap kesehatan dan perilaku ibunya," kata peneliti nutrisi dari University of Pennsylvania di Philadelphia, Bart De Jonghe.
Simak tips untuk penuhi kebutuhan nutrisi bila ibu hamil mengalami mual dan muntah, dalam video berikut:
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Kisah Bunda Melahirkan dalam Kondisi Koma Usai Alami Morning Sickness Parah

Kehamilan
Cegah Muntah Berlebih, Simak 4 Pengganti Air Putih untuk Ibu Hamil

Kehamilan
Benarkah Mual Muntah saat Hamil Pertanda Janin Kuat? Ketahui Faktanya

Kehamilan
Kisah Bunda Trauma Hamil Usai Alami Morning Sickness Ekstrem

Kehamilan
Kisah Ibu yang Muntah Ekstrem karena Hiperemesis Gravidarum


5 Foto
Kehamilan
7 Potret Kehamilan Kedua Dinda Hauw, Shaka bakal Punya Adik Perempuan Nih
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda