Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Bisakah ADHD pada Anak Dicegah Sejak Kehamilan? Simak Faktanya

Nurul Jasmine Fathia   |   HaiBunda

Sabtu, 16 Dec 2023 07:50 WIB

Kehamilan
Bisakah ADHD pada anak Dicegah sejak Kehamilan? Simak Faktanya/ Foto: iStock
Daftar Isi

Setiap Bunda pastinya ingin melahirkan bayi yang sehat baik secara fisik ataupun mental. Oleh karena itu, semua yang terbaik akan dilakukan selama kehamilan agar Si Kecil lahir dan tumbuh sehat hingga besar.

Namun, tak semua hal bisa berjalan sesuai harapan. Kadang kala, seiring dengan pertumbuhan Si Kecil, orang tua baru mengetahui masalah-masalah perkembangan yang terjadi pada anaknya. Salah satu yang cukup banyak dialami oleh anak-anak adalah ADHD.

Banyak yang berpikir bahwa ADHD disebabkan oleh pola asuh yang buruk. Ada pula yang mengaitkanya dengan masalah yang terjadi saat kehamilan.

Lalu apakah ADHD memang terkait dengan kehamilan, dan apakah kondisi ini bisa dicegah sejak masa kehamilan?

Simak artikel ini sampai tuntas untuk mengetahui faktanya, Bunda!

Baca Juga : ADHD

Mengenal ADHD

ADHD merupakan singkatan dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder, atau sebuah gangguan psikologis yang membuat pengidapnya kesulitan untuk fokus dan sering kali bertindak terlalu aktif. ADHD menjadi masalah yang cukup banyak dialami oleh anak-anak dan memerlukan tindakan pengobatan atau terapi yang cukup serius.

Di Indonesia sendiri, angka ADHD cukup tinggi. Tapi, masih banyak orang tua yang belum sadar bahwa anaknya mengidap ADHD. Hal ini karena gejalanya sering kali dianggap sepele atau pada beberapa kasus, ada yang menganggap ADHD sama dengan autisme. 

Hal tersebut membuat tak sedikit orang tua merasa malu atau takut membawa anaknya ke tenaga profesional. Sebenarnya, autisme dan ADHD merupakan kondisi terpisah yang memiliki beberapa gejala yang sama. Membedakan autisme dan ADHD memang terkadang sulit, terutama pada anak kecil.

Perlu diketahui, ADHD bukanlah masalah psikologis yang permanen, dan pada beberapa kasus akan membaik setelah ditangani dengan tepat. Oleh karena itu, jangan abai bila Si Kecil terlihat menunjukkan gejala ADHD ya, Bunda.

"Meskipun sekitar satu dari tiga anak akan mengalami remisi penuh dari ADHD pada suatu titik antara usia 8 dan 25 tahun, dalam sebagian besar kasus, ADHD akan kembali dalam empat tahun," ungkap profesor hubungan psikiatri dan ilmu perilaku di University of Washington, Margaret H. Sibley, dikutip dari Very Well Family.

Banyak yang salah kaprah tentang penyebab ADHD

Banyak orang yang salah kaprah tentang penyebab ADHD yang terjadi pada anak. Banyak yang mengira ADHD disebabkan pola asuh yang salah dari orang tua. Misalnya, anak tidak sering diajak berkomunikasi atau dibiarkan bermain gadget terlalu lama. 

Padahal, penyebab dari ADHD bukan karena hal-hal tersebut, Bunda. Memang ada benarnya bahwa gadget, game, atau televisi bisa memperparah ADHD, tapi perlu diingat bahwa hal-hal tersebut bukan penyebab utamanya.

Anak menangisllustrasi Anak ADHD/ Foto: iStock

ADHD dapat dipengaruhi kondisi selama kehamilan

Menurut American Psychiatric Association (APA), para ilmuwan belum mengidentifikasi penyebab spesifik ADHD. Tetapi memang mulai banyak bukti mengaitkan genetika dengan penyebab ADHD. Namun, ada pula beberapa faktor non-genetik yang dikatakan terkait, seperti berat badan lahir rendah, kelahiran prematur, paparan racun (alkohol, merokok, timbal, dll) selama kehamilan, dan stres ekstrem selama hamil.

Melansir dari Psychiatric Times, sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti dari Universitas Johns Hopkins di Baltimore menunjukkan bahwa ADHD bisa disebabkan karena hal-hal yang terjadi selama kehamilan. Salah satu yang penyumbang risikonya adalah masalah kelebihan berat badan atau obesitas saat hamil, Bunda.

Selain itu, faktor kesehatan lain seperti rendahnya kadar HDL (High Density Lipoprotein) di dalam tubuh ibu hamil juga dikaitkan dengan ADHD. HDL sendiri adalah kolesterol baik yang memiliki banyak manfaat bagi tubuh. 

Jumlah HDL normal yang disebut bisa menurunkan risiko terjadi ADHD pada bayi berkisar di angka 55 - 60 mg/dL. Artinya, jika ibu hamil memiliki kadar HDL di bawah angka 55, maka risiko bayi mengidap ADHD pun akan meningkat.

Bisa dicegah sejak kehamilan

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ADHD kemungkinan bisa terjadi karena faktor-faktor selama kehamilan. Maka dari itu, ADHD juga bisa diupayakan untuk dicegah sejak Bunda masih mengandung Si Kecil. 

Langkah pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan menjaga berat badan tetap stabil agar masalah obesitas tidak terjadi. Selanjutnya, agar kadar HDL di dalam tubuh tetap terjaga baik, Bunda bisa mengonsumsi makan bergizi dan menghindari lemak jahat.

Langkah-langkah tersebut memang tak bisa 100 persen mencegah terjadinya ADHD. Tetapi, setidaknya diharapkan risiko ADHD pada Si Kecil bisa sedikit menurun.

Enfamama A+Enfamama A+/ Foto: Lazada

Nah, meski telah melakukan langkah pencegahan sejak hamil, ada baiknya juga Bunda tetap memantau tumbuh kembang anak sejak ia lahir. Apabila merasa Si Kecil sedikit lambat atau berbeda perkembangannya dengan anak lain seusianya, Bunda bisa mulai waspada. Segera cek perkembangan Si Kecil ke dokter spesialis anak untuk mengetahui penyebabnya. Jangan pernah mendiagnosis anak sendiri atau malu membawanya ke dokter ya.

Itulah sekilas tentang ADHD yang ternyata ternyata dapat diupayakan untuk dicegah sejak kehamilan. Semoga informasi ini bermanfaat untuk Bunda ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Simak juga rekomendasi kado untuk Bunda yang ultah di hari ibu berikut ini:

(ank/ank)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda