kehamilan

Dosis dan Efek Samping Parasetamol untuk Ibu Hamil

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Senin, 02 Aug 2021 16:47 WIB

Jakarta -

Parasetamol atau asetaminofen sering digunakan untuk mengatasi rasa nyeri dan menurunkan demam. Obat ini dijual bebas di pasaran dan dipercaya aman digunakan selama kehamilan.

Dilansir Drugs, obat parasetamol digunakan untuk mengobati nyeri ringan hingga sedang. Pada kondisi yang berat, obat ini sering dipakai sebagai pereda demam, Bunda.

Beberapa kondisi yang bisa diobati dengan parasetamol adalah sakit kepala, nyeri otot, radang sendi, sakit punggung, sakit gigi, sakit tenggorokan, pilek, flu, dan demam. Selain dijual sebagai obat tunggal, parasetamol biasanya ditemukan di beberapa kombinasi obat.


Parasetamol untuk ibu hamil

Sejauh ini, studi tentang hubungan penggunaan parasetamol pada manusia belum terbukti bisa menyebabkan masalah kehamilan, seperti keguguran atau cacat lahir. Namun, penelitian pada hewan telah menunjukkan efek samping pada dosis yang relevan secara klinis, Bunda.

Studi tahun 2017 yang diterbitkan di EBioMedicine menjelaskan bahwa parasetamol adalah obat bebas dan dijual dengan merek berbeda, murni, atau dalam kombinasi dengan vitamin C dan kafein. Parasetamol aman digunakan pada dosis terapeutik.

Namun, parasetamol mampu melewati plasenta dengan bebas, sehingga bisa memberikan efek langsung pada janin. Beberapa studi retrospektif dan kohort banyak yang meneliti tentang pengaruh parasetamol pada kesehatan ibu hamil dan janinnya.

Penulis studi ingin menekankan bahwa penggunaan parasetamol bisa mencegah sakit parah selama kehamilan. Tetapi konsumsinya harus tepat atau sesuai dosis yang dianjurkan.

"Kami mengakui pentingnya pengobatan parasetamol selama kehamilan untuk mencegah konsekuensi yang lebih parah karena demam dan infeksi. Tapi, jangan menggunakan obat ini sebagai kebiasaan karena dijual bebas. Dari sudut pandang kami, penting untuk mengedukasi efek samping yang mungkin terjadi setelah konsumsi obat selama hamil," kata tim peneliti.

Parasetamol disebut lebih aman

Sejauh ini, parasetamol adalah obat aman yang bisa dikonsumsi selama hamil. Parasetamol biasanya adalah obat pilihan pertama untuk penghilang rasa sakit pada Bunda hamil.

Obat penghilang rasa sakit lainnya yang dijual bebas, tidak terbukti aman dibandingkan parasetamol. Meski tidak mungkin obat ini 100 persen aman, paling tidak belum ada penelitian yang membuktikan secara signifikan bahwa parasetamol berbahaya untuk janin, Bunda.

Studi yang dipublikasikan secara online oleh jurnal European Psychiatry pernah menemukan bahwa konsumsi parasetamol dapat berisiko memperlambat kemampuan bayi untuk belajar bicara. Tetapi, penemuan ini berlaku untuk bayi berjenis kelamin perempuan dan masih perlu dikembangkan melalui indikator perkembangan bahasa anak.

Ibu hamil minum obatIbu hamil minum obat/ Foto: iStock

Dosis parasetamol untuk ibu hamil

Dosis parasetamol umumnya adalah 1-2 tablet atau maksimal 500 atau 1.000 miligram (mg) per hari. Konsumsinya setiap 4 hingga 6 jam atau maksimal empat kali dalam 24 jam.

Sementara untuk Bunda hamil, dosis parasetamol yang direkomendasikan para ahli adalah jumlah minimum yang dibutuhkan. Artinya, minum parasetamol tidak boleh melebihi dosis umum yang dianjurkan.

Konsumsi parasetamol harus dikonsultasikan ke dokter selama kehamilan ya. Sebab, obat parasetamol sering terkandung dalam beberapa obat lain yang mungkin berbahaya untuk janin.

"Hati-hati saat membeli obat ini tanpa resep karena parasetamol biasanya dikombinasikan dengan obat lain yang dijual bebas, seperti obat flu atau batuk. Komponen di obat ini mungkin tidak aman untuk kehamilan," kata dokter keluarga Dr Philippa Kaye, melansir dari Made for Mums.

"Jadi, selalu tanyakan kepada apoteker bila Bunda hanya ingin membeli obat khusus parasetamol dan aman untuk kehamilan," sambungnya.

National Health Service (NHS) Inggris menjelaskan bahwa idealnya Bunda hamil menghindari obat-obatan terutama selama tiga bulan pertama. Kalaupun dalam keadaan mendesak atau kondisi berat, NHS merekomendasikan agar ibu hamil tidak minum parasetamol yang mengandung kafein.

Kadar kafein yang tinggi bisa menyebabkan bayi memiliki berat badan lahir rendah. Hal ini juga dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan di kemudian hari dan dapat menyebabkan risiko keguguran.

NHS merekomendasikan parasetamol adalah obat yang bisa mengatasi nyeri ringan hingga sedang dan suhu tinggi. Bila gejala ini mengganggu, konsumsi parasetamol adalah pilihan pertama. Tetapi, kuncinya adalah jangan menggunakan obat secara berlebihan.

Efek samping parasetamol

Secara umum, parasetamol bisa menyebabkan beberapa efek samping yang tidak diinginkan. Meski begitu, efek samping ini jarang terjadi selama obat diminum dengan dosis yang tepat. Segera bicara ke dokter kandungan bila Bunda mengalami efek samping usai minum obat ini ya.

"Jangan menggunakan obat ini lebih dari yang direkomendasikan. Overdosis parasetamol dapat menyebabkan masalah serius pada kesehatan," kata senior konsultan apoteker di Drugs, Judith Stewart, BPharm.

Berikut beberapa efek samping yang jarang terjadi setelah minum parasetamol:

  1. Urine menjadi keruh atau kotoran/tinja berdarah dan berwarna gelap
  2. Demam dengan atau tanpa menggigil dan kondisi ini tidak terjadi sebelum minum obat
  3. Muncul rasa nyeri di punggung bagian bawah atau samping
  4. Muncul ruam kulit dan gatal-gatal di daerah sekitar
  5. Tubuh merasa lelah
  6. Muncul luka, bisul, atau bintik-bintik putih di bibir dan mulut
  7. Mata atau kulit berubah menjadi kuning.

Sedangkan overdosis parasetamol juga bisa menimbulkan efek samping, seperti diare, sering berkeringat, kehilangan nafsu makan, mual dan muntah, kram perut, hingga sakit perut.

(ank/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT