Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Berapa Lama Sperma Berjalan Menuju Rahim Saat Proses Pembuahan?

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Jumat, 05 Jan 2024 21:55 WIB

Ilustrasi Suami Istri
Berapa Lama Sperma Berjalan Menuju Rahim Saat Proses Pembuahan?/ Foto: Getty Images/iStockphoto/interstid
Daftar Isi
Jakarta -

Kehamilan dapat terjadi setelah sperma bertemu dengan sel telur, dan sel telur yang telah dibuahi menempel ke dalam rahim. Sebelum kehamilan terjadi, sperma memerlukan waktu untuk bertemu sel telur di tuba falopi, Bunda.

Lalu berapa lama waktu tempuh sperma sampai akhirnya terjadi pembuahan dan kehamilan?

Perlu diketahui terlebih dulu, konsepsi terjadi ketika sperma berenang melalui vagina, melalui leher rahim, lalu ke dalam rahim, hingga akhirnya membuahi sel telur di tuba falopi. Nah, sel telur yang telah dibuahi lalu ditanamkan ke dalam lahir, dan kehamilan pun dimulai.

Menurut pakar kesuburan dan ahli endokrinologi reproduksi, Dr. Tiffany Jones, waktu tempuh sperma menuju rahim hingga ke tuba falopi termasuk cukup jauh. Secara keseluruhan, jaraknya sekitar 15 sampai 18 sentimeter (cm).

"Jarak yang sangat jauh bagi sperma untuk berenang," kata Jones, dilansir Flo Health.

Lama waktu tempuh sperma untuk mencapai sel telur

Sperma biasanya akan berenang dan mencapai sel telur dalam waktu 15 hingga 45 menit setelah ejakulasi. Namun, prosesnya bisa lebih lama bila Bunda belum ovulasi saat berhubungan seks.

Sperma sendiri dapat hidup di dalam saluran reproduksi hingga lima hari. Dalam kurun waktu tersebut, sperma menunggu sel telur yang bisa dibuahi.

Hal yang sama juga dijelaskan dokter spesialis obstetri dan ginekologi, Valinda Riggins Nwadike, MD, MPH. Menurut Nwadike, setiap berhubungan seks tanpa kondom yang dilakukan sekitar 5 hari setelah ovulasi, mungkin akan menyisakan cukup banyak sperma ang menunggu dan siap untuk membuahi.

Namun, pembuahan juga dapat terjadi segera setelah berhubungan seks. Meski dikatakan jaraknya jauh, sperma dapat segera mencapai sel telur dalam waktu setengah jam saja, Bunda.

"Para ahli mengatakan bahwa sperma dapat menavigasi rahim dan saluran tuba untuk mencapai sel telur segera 30 menit setelah ejakulasi," ujar Nwadike, dikutip dari Healthline.

Ilustrasi SpermaIlustrasi Sperma/ Foto: Getty Images/iStockphoto/ClaudioVentrella

Kemampuan sperma untuk berenang menuju sel telur

Perlu diketahui, meski perjalanan menuju sel telur terbilang panjang dan sulit bagi sperma, namun mereka memiliki kemampuan berenang dalam jarak tersebut, Bunda. Hanya dalam waktu delapan detik setelah sperma masuk ke vagina, pH vagina akan meningkat dan menjadikannya lingkungan yang lebih baik untuk sperma berenang.

Nah, di sekitar tersebut atau satu menit setelah ejakulasi, air mani (semen) akan berubah menjadi gel atau koagulum. Sejauh ini, para peneliti belum 100 persen yakin mengapa hal tersebut dapat terjadi. Namun, diperkirakan bahwa hal itu dapat membantu menjaga sperma tetap berada di dekat leher rahim.

Sekitar 30 sampai 60 menit, gel tersebut akan terdegradasi. Kemudian, sperma dapat mulai berenang kembali.

Proses pembuahan dari awal sperma masuk hingga bertemu sel telur

Setelah masuk melalui vagina, sperma pertama kali akan mencapai leher rahim dan bertemu dengan lendir serviks. Selama ovulasi, lendir ini akan menjadi lebih encer, sehingga memungkinkan sperma melewatinya. Lendir serviks bahkan dianggap dapat 'mengikat' dan 'menjebak' sperma.

Selanjutnya, sperma yang berhasil melewati leher rahim akan bergerak menuju tuba falopi kiri atau kanan. Hal tersebut memberikan sperma peluang 50:50 untuk menemukan sel telur.

Namun, tidak semua sperma menuju ke arah yang tepat ya, Bunda. Apalagi, tuba falopi memiliki bukaan yang 'sangat sempit' di sisi rahim.

"Diperkirakan hanya sekitar 10.000 sperma yang benar-benar masuk ke saluran yang tepat," ungkap Jones.

Banyaknya sperma yang dapat mencapai sel telur

Sekitar 300 juta sperma biasanya akan dilepaskan saat berhubungan seks. Namun, hanya sekitar 200 sperma yang benar-benar berhasil mencapai sel telur. Jumlah tersebut sebenarnya terhitung masih besar karena kita hanya membutuhkan satu sperma untuk membuahi sel telur.

"Tak hanya mempunyai kemampuan berenang dan mencapai sel telur, sperma juga memiliki kemampuan 'perangkap jebakan'. Anggap saja ini sebagai kemampuan tubuh untuk mengenali sperma dan memastikannya mencapai sel telur," ujar Jones.

Sejauh ini memang diperkirakan sekitar 200 sperma akan mencapai sel telur. Namun, pembuahan hanya terjadi antara 10 hingga 33 persen ketika berhubungan seks tanpa kondom dan terjadi selama masa subur Bunda.

"Tidak semua sperma mampu membuahi sel telur karena bentuk atau kelainan sperma yang membuatnya tidak bisa menembus cangkang sel telur. Selain itu, bertambahnya usia perempuan membuat kulit terluar dari sel telur mungkin menebal dan mengeras, sehingga lebih sulit untuk dibuahi," kata Jones.

"Bahkan dalam proses bayi tabung, jika sel telur dan sperma ditempatkan dalam satu wadah (inseminasi konvensional), maka tetap bisa terjadi kegagalan pembuahan."

Bunda dan Ayah juga perlu tahu nih, sel telur memiliki cangkang yang disebut zona pellucida. Katakan lah sperma berhasil menembus cangkang ini, maka sperma lainnya tidak akan bisa masuk.

Memang, ada kemungkinan lebih dari satu sperma masuk sel telur pada waktu bersamaan, tapi ini sangat jarang terjadi. Dalam hal ini, biasanya sel telur tidak dapat bertahan hidup.

Kualitas sperma dan program hamil

Dikutip dari buku Promil Tanpa Galau oleh Teman Bumil, penelitian menemukan bahwa sebanyak 40 persen kasus infertilitas disebabkan oleh wanita, 40 persen dari faktor pria, 10 persen adalah gabungan dari keduanya, dan 10 persen penyebab tidak dapat dijelaskan.

Kasus infetilitas pada pria banyak dikaitkan dengan masalah pada sperma. Ya, menurut doktor filsafat di bidang nutrisi di University of Iceland, Atli Arnarson BSc, PhD, kualitas sperma memang bisa memengaruhi seorang pria sulit mendapatkan anak.

"Kesuburan mengacu pada kemampuan seseorang untuk bereproduksi tanpa bantuan medis. Sementara pria yang mengalami infertilitas, sulit memiliki keturunan dan biasanya ini tergantung dari kualitas spermanya," kata Arnarson.

Ada beberapa faktor risiko pria mengalami masalah infertilitas terkait dengan kualitas spermanya, yakni:

  • Semakin bertambahnya usia, tingkat kesuburan seseorang semakin berkurang.
  • Stres yang dialami dapat mengganggu hormon dalam tubuh yang memengaruhi kesuburan.
  • Mengonsumsi makanan tidak sehat dan kurang gizi juga dapat memengaruhi kualitas sperma.
  • Berat badan yang berlebih atau kurang juga dapat memengaruhi kesuburan.
  • Gaya hidup tidak sehat, seperti merokok dan minum alkohol bisa memengaruhi kondisi sperma.

Adakah jumlah sperma ideal yang keluar untuk bisa terjadi kehamilan?

Saat berusaha memperoleh keturunan, banyak suami dan istri bertanya, sebenarnya berapa kali dalam seminggu idealnya sperma harus dikeluarkan?

Sebenarnya, tidak ada jumlah sperma 'ideal' atau 'normal' yang keluar saat pria mengalami ejakulasi. Banyak atau sedikitnya jumlah sperma yang keluar dapat disebabkan beberapa faktor, yakni usia, kondisi kesehatan, dan status hubungan dengan istri.

Menurut studi di Sexual Exploration in America tahun 2015, pria paling sering mengalami ejakulasi pada usia 25 sampai 29 tahun. Angka tersebut turun pada kelompok usia 30-an, dan terus menurun seiring bertambahnya usia.

Tetapi, studi yang diterbitkan dalam Reproductive Biology and Endocrinology tahun 2015 menemukan bahwa pria yang ejakulasi setiap hari selama 14 hari akan mengalami sedikit penurunan jumlah sperma. Namun, pengurangan tersebut tidak menyebabkan jumlah sperma turun di bawah ambang batas normal.

"Sering ejakulasi juga tidak akan memengaruhi kondisi sperma, seperti motilitas dan morfologi sperma," ujar dokter dan anggota American Board of Family Medicine, Kevin Martinez, M.D.

Demikian penjelasan terkait waktu tempuh sperma hingga mencapai rahim dan seberapa penting peran sperma dalam terjadinya kehamilan. Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda