
kehamilan
Kenali 7 Warna Darah Haid dan Tanda-tanda yang Tidak Normal
HaiBunda
Kamis, 04 Apr 2024 17:50 WIB

Daftar Isi
Saat menstruasi, perempuan sering kali memperhatikan perbedaan dalam warna, tekstur dan volume darah yang dikeluarkan. Warna darah haid dapat bervariasi dan menjadi hal yang normal ketika sering berubah.
Namun, terkadang perubahan warna darah haid menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius. Dengan memahami apa yang diindikasikan oleh warna darah haid dan tanda-tanda yang tidak normal, Bunda dapat mengidentifikasi masalah kesehatan yang mungkin memerlukan perhatian medis lebih lanjut.
7 Warna darah haid dan tanda-tanda yang tidak normal
Mengutip berbagai sumber, kenali warna haid dan tanda-tanda yang perlu diwaspadai. Simak selengkapnya, Bunda.
1. Berwarna hitam
Darah hitam yang muncul pada awal atau akhir menstruasi seringkali merupakan tanda darah yang telah berada di dalam rahim untuk waktu yang lebih lama dan kemudian teroksidasi.
Awalnya, darah tampak cokelat atau merah tua, tetapi seiring waktu berubah menjadi warna hitam. Meski biasanya merupakan proses alami, darah hitam juga bisa menjadi indikasi adanya masalah kesehatan yang lebih serius.
Terkadang, warna darah hitam bisa menandakan adanya penyumbatan di dalam vagina perempuan. Selain perubahan warna darah, gejala lain dari penyumbatan vagina mungkin termasuk keluarnya cairan yang berbau busuk, demam, kesulitan buang air kecil, serta gatal atau bengkak di sekitar vagina.
Jika Bunda mengalami gejala-gejala ini untuk segera berkonsultasi dengan profesional medis guna diagnosis dan penanganan yang tepat.
2. Berwarna cokelat
Darah berwarna cokelat seringkali merupakan tanda darah yang berada di dalam rahim untuk waktu yang sedikit lebih lama dan kemudian keluar di awal atau akhir menstruasi. Berbeda dengan darah hitam yang mengalami oksidasi lebih lama, darah cokelat tidak memerlukan waktu yang lama untuk mengalami oksidasi dan dapat muncul dalam berbagai warna.
Kemunculan darah dengan warna cokelat biasanya dianggap sebagai proses alami dalam siklus menstruasi seseorang. Meski demikian, penting untuk memperhatikan perubahan warna darah dan konsultasi kepada profesional medis jika Bunda merasa ada yang tidak normal atau mengalami gejala yang menyertainya.
3. Berwarna merah terang
Darah berwarna merah terang menandakan darah segar yang baru keluar dan alirannya stabil. Pada awal menstruasi, biasanya darah menstruasi memiliki warna merah terang dan menjadi lebih gelap menjelang akhir periode. Namun, beberapa orang mengalami darah yang tetap berwarna merah cerah sepanjang menstruasi mereka.
Bercak atau pendarahan yang tidak biasa di antara siklus menstruasi dapat menjadi tanda adanya infeksi menular seksual, seperti klamidia atau gonore. Selain itu, pertumbuhan abnormal pada lapisan rahim, seperti polip atau fibroid juga menyebabkan pendarahan yang tidak biasa.
Terkadang, pendarahan berwarna merah terang juga bisa menjadi tanda kanker serviks. Gejala lain kanker serviks meliputi periode yang lebih berat atau berlangsung lebih lama dari biasanya, pendarahan setelah berhubungan seksual, keputihan berbau busuk, nyeri di bagian bawah punggung, panggul, atau kaki, penurunan berat badan, serta kehilangan selera makan.
4. Berwarna pink
Darah berwarna pink (merah jambu) atau bercak bisa terjadi ketika darah menstruasi bercampur dengan cairan serviks, biasanya memiliki warna yang lebih terang.
Penggunaan alat kontrasepsi hormonal juga dapat mempengaruhi warna darah menstruasi karena dapat menurunkan kadar estrogen dalam tubuh. Penurunan kadar estrogen ini dapat menyebabkan keluarnya darah menstruasi yang lebih sedikit dan berwarna merah muda.
Selain itu, hubungan seksual juga dapat menyebabkan robekan kecil pada vagina atau leher rahim. Darah dari robekan ini kemudian bercampur dengan cairan vagina dan keluar dari tubuh dalam bentuk cairan berwarna merah muda.
Penting untuk diingat bahwa darah berwarna merah jambu atau bercak biasanya tidak termasuk sesuatu yang perlu dikhawatirkan, terutama jika terjadi dalam konteks yang telah dijelaskan di atas. Namun, jika Bunda memiliki kekhawatiran atau gejala yang tidak biasa, disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional medis untuk evaluasi lebih lanjut.
![]() |
5. Berwarna jingga
Darah yang bercampur dengan cairan serviks juga bisa tampak berwarna jingga, hal ini mungkin menimbulkan kekhawatiran tertentu. Darah atau keluarnya cairan berwarna jingga bisa menjadi indikasi adanya infeksi, seperti vaginosis bakterialis atau trikomoniasis.
Perempuan yang mengalami darah jingga disarankan untuk memeriksa gejala lain yang mungkin terjadi, seperti rasa gatal di area vagina, ketidaknyamanan, atau keluarnya cairan dengan bau yang tidak sedap.
Meski begitu, darah atau keluarnya cairan berwarna jingga tidak selalu menandakan adanya infeksi, namun penting untuk memperhatikan gejala dan memeriksakan diri ke dokter atau dokter kandungan untuk evaluasi lebih lanjut. Hal ini penting untuk memastikan bahwa perempuan mendapatkan perawatan dan pengobatan yang tepat.
6. Berwarna abu-abu
Keputihan berwarna abu-abu sering kali merupakan tanda bakterial vaginosis, sebuah kondisi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara bakteri baik dan buruk di dalam vagina. Gejala lain yang sering terkait dengan vaginosis bakterial meliputi gatal di dalam dan sekitar vagina, serta bau yang khas dari vagina yang sering digambarkan sebagai 'amis'. Selain itu, perempuan juga mungkin mengalami rasa terbakar atau nyeri saat buang air kecil.
Jika perempuan mengalami gejala vaginosis bakterial, disarankan untuk segera menemui dokter atau dokter kandungan. Biasanya, dokter akan meresepkan antibiotik untuk mengatasi infeksi tersebut dan membantu mengembalikan keseimbangan bakteri di dalam vagina. Penting untuk segera mendapatkan perawatan yang tepat untuk mencegah komplikasi lebih lanjut dan mengurangi ketidaknyamanan yang dirasakan.
7. Berwarna merah tua
Darah haid berwarna merah tua saat pertama kali bangun di pagi hari atau setelah berbaring beberapa saat. Warna merah tua membuat darah tetap berada di dalam rahim untuk sementara waktu, tetapi tidak cukup lama untuk teroksidasi hingga berubah menjadi cokelat.
Selain itu, darah merah tua juga sering dikaitkan dengan akhir menstruasi, di mana pendarahan berwarna merah tua menjelang akhir menstruasi disebabkan oleh aliran darah yang melambat. Hal ini adalah gejala yang umum terjadi pada banyak perempuan dan biasanya tidak memerlukan perhatian medis tambahan.
Kapan harus ke dokter?
Jika menstruasi berlangsung lebih dari 7 hari atau sangat deras sampai Bunda harus mengganti pembalut atau tampon setiap satu atau dua jam, hal ini merupakan tanda yang perlu disampaikan kepada dokter dan berkonsultasi lebih lanjut.
Dalam beberapa kasus, perubahan ini bisa menjadi indikasi adanya masalah kesehatan yang perlu ditangani dengan serius. Dengan berbagi informasi ini kepada profesional kesehatan, Bunda dapat memperoleh penanganan yang tepat sesuai dengan kondisi.
Demikian ulasan tentang warna haid dan tanda-tanda tidak normal. Semoga bermanfaat ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
5 Penyebab Darah Haid Berwarna Hitam, Bisa Jadi Tanda Hamil lho Bunda

Kehamilan
Darah Haid Berwarna Hitam, Berbahaya Enggak ya Bun?

Kehamilan
17 Makanan Bantu Tingkatkan Kesuburan saat Jalani Program Hamil

Kehamilan
10 Persiapan Sebelum Jalani Program Hamil

Kehamilan
Saat Program Hamil, Dukungan untuk Suami Juga Penting Diberikan


5 Foto
Kehamilan
5 Gambar Test Pack Positif Hamil, Tak Selalu Muncul Dua Garis Lho
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda