HaiBunda

KEHAMILAN

Bunda yang Alami Penebalan Dinding Rahim Apakah Harus Dioperasi? Simak Penyembuhan yang Aman

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Selasa, 02 Apr 2024 20:25 WIB
Ilustrasi Penebalan Dinding Rahim/ Foto: Getty Images/iStockphoto/peakSTOCK
Jakarta -

Penebalan dinding rahim merupakan kondisi medis yang dapat dialami setiap perempuan. Dalam istilah medis, penebalan dinding rahim disebut juga endometrial hyperplasia atau hiperplasia endometrium, Bunda.

American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menjelaskan bahwa penebalan dinding rahim merupakan kondisi ketika lapisan rahim (endometrium) menjadi terlalu tebal. Pada kondisi yang normal, endometrium dapat menebal di awal siklus haid dan saat tubuh mempersiapkan kehamilan.

"Hormon estrogen menyebabkan lapisan rahim menebal untuk mempersiapkan kehamilan," tulis ACOG di laman resminya.


Penebalan dinding rahim atau hiperplasia endometrium bukanlah penyakit yang berbahaya. Tetapi dalam beberapa kasus, kondisi ini dapat menyebabkan kanker rahim, Bunda.

Hiperplasia endometrium terjadi ketika lapisan rahim menjadi tebal karena terlalu banyak memiliki sel (hiperplasia). Melansir dari laman Cleveland Clinic, hiperplasia endometrium jarang terjadi atau memengaruhi sekitar 133 dari 100.000 wanita.

Penyebab penebalan dinding rahim

Hormon memegang peranan penting dalam terjadinya hiperplasia endometrium. Misalnya, ketidakseimbangan dalam faktor dan stimulasi hormon dapat menyebabkan hiperplasia endometrium.

Penebalan dinding rahim paling sering terjadi karena peningkatan hormon estrogen yang berlebih. Sebaliknya, hormon progesteron tidak diproduksi oleh tubuh, Bunda.

Bila ovulasi tidak terjadi dan progesteron tidak diproduksi, lapisan dinding rahim tidak akan luruh atau menebal. Lapisan dinding rahim lalu bisa terus tumbuh sebagai respons terhadap hadirnya hormon estrogen.

Faktor risiko penebalan dinding

Ada beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan penebalan dinding pada perempuan, yakni:

  1. Menopause membuat ovulasi berhenti dan progesteron tidak lagi diproduksi.
  2. Terapi hormon atau penggunaan obat-obatan tertentu, seperti untuk pengobatan kanker.
  3. Memiliki siklus haid tidak teratur, terutama yang terkait dengan sindrom ovarium polikistik (PCOS).
  4. Berat badan berlebih dan dan obesitas.
  5. Gaya hidup tidak sehat, seperti merokok secara aktif.
  6. Riwayat keluarga dengan kanker usus besar dan kanker rahim.
  7. Belum pernah hamil atau mengawali haid di usia yang sangat muda.
Ilustrasi Rahim/ Foto: Getty Images/iStockphoto

Tanda penebalan dinding rahim

Penebalan dinding rahim bisa menimbulkan gejala atau tanda yang cukup khas, Bunda. Berikut beberapa tanda penebalan dinding rahim:

  • Perdarahan uterus yang abnormal, yakni lebih berat atau berlangsung lebih lama dari biasanya.
  • Siklus haid lebih pendek dari 21 hari (dihitung dari hari pertama haid sampai hari pertama haid berikutnya).
  • Mengalami perdarahan setelah menopause.

Perlu diketahui ya, perdarahan yang abnormal bukan berarti Bunda mengalami penebalan dinding rahim. Hal tersebut bisa terjadi karena beberapa kondisi. Untuk memastikannya, Bunda dapat berkonsultasi dengan dokter.

Jenis penebalan dinding rahim

Ada tiga jenis penebalan dinding rahim atau hiperplasia endometrium berdasarkan perubahan sel di lapisan dinding rahim. Berikut 3 jenis penebalan dinding menurut ACOG:

  1. Hiperplasia endometrium jinak: Perubahan sel pada lapisan dinding rahim yang bukan kanker. Kondisi ini akan membaik tanpa pengobatan.
  2. Neoplasia intraepitel endometrium: Perubahan lapisan dinding rahim dan merupakan prakanker.
  3. Adenokarsinoma endometrium: Ini merupakan tipe endometrioid, kanker dapat terjadi karena penebalan dinding rahim.

Penanganan penebalan dinding rahim, apa harus dioperasi?

Dalam banyak kasus, penebalan dinding rahim dapat diatasi dengan pemberian progestin, melalui oral, suntikan, atau alat kontrasepsi IUD. Berapa banyak dosisnya akan menyesuaikan usia dan jenis penebalan dinding rahim yang dialami Bunda.

Pengobatan dengan progestin memang bisa mengatasi penebalan dinding rahim. Tetapi, cara ini juga dapat menyebabkan perdarahan vagina seperti menstruasi.

Menurut ACOG, jika Bunda mengalami neoplasia intraepitel endometrium, risiko kanker dapat meningkat. Dokter mungkin akan menyarankan tindakan histerektomi atau operasi pengangkatan rahim. Tindakan operasi juga biasanya direkomendasikan bila kondisi tidak membaik dengan pengobatan progestin.

Bicara dengan dokter untuk pilihan pengobatan menjadi sangat penting bagi perempuan yang mengalami penebalan dinding rahim. Terutama bila Bunda berencana untuk program hamil.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/ank)

Simak video di bawah ini, Bun:

5 Tanda Bunda Sudah Siap Hamil Secara Fisik

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Turun BB 25 Kg dalam 4 Bulan, Ini 4 Cara Ampuh Menurut Pakar Bun!

Mom's Life Ajeng Pratiwi & Randu Gede

5 Potret Lamaran Brisia Jodie & Jonathan Alden, Kompak Pakai Kebaya dan Beskap Warna Hijau

Mom's Life Nadhifa Fitrina

60 Ucapan Khitanan Anak Lengkap dari Singkat, Islami hingga Bahasa Inggris Penuh Doa & Rasa Syukur

Parenting ZAHARA ARRAHMA

Daun Bawang Ternyata Bisa Membantu Penyembuhan 8 Penyakit Ini, Termasuk Penurun Gula Darah

Mom's Life Arina Yulistara

Cerita Perempuan 30 Th Alami Kanker Serviks Stadium Akhir, Ini Gejala yang Dialami

Kehamilan Amrikh Palupi

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Keren! 5 Potret Sada Anak Fitri Tropica Ikut Lomba Ice Skating di Malaysia, Jadi Princess Belle

Turun BB 25 Kg dalam 4 Bulan, Ini 4 Cara Ampuh Menurut Pakar Bun!

Intip 5 Momen Hengky Kurniawan Bareng Putranya Bintang yang Tak Kalah Tampan Bun

Bunda yang Keguguran juga Bisa Alami Postpartum Depression, Simak Gejala & Cara Mengatasinya

60 Ucapan Khitanan Anak Lengkap dari Singkat, Islami hingga Bahasa Inggris Penuh Doa & Rasa Syukur

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK