HaiBunda

KEHAMILAN

Batuk Setelah Operasi Caesar, Benarkah Bisa Menyebabkan Jahitan Pasca Melahirkan Terbuka?

Melly Febrida   |   HaiBunda

Senin, 15 Apr 2024 20:00 WIB
Batuk Setelah Operasi Caesar, Benarkah Bisa Menyebabkan Jahitan Pasca Melahirkan Terbuka?/Foto: Getty Images/iStockphoto
Jakarta -

Usai melahirkan dengan operasi caesar, Bunda tak hanya tidak nyaman dengan bekas lukanya. Bahkan, batuk, bersin, atau tertawa saja bisa menyakitkan pada bekas jahitannya. Benarkah batuk setelah operasi caesar itu bisa menyebabkan jahitan pasca melahirkan terbuka.

Operasi caesar itu merupakan prosedur pembedahan untuk persalinan bayi dengan membuat sayatan di perut dan rahim. Operasi caesar sama seperti operasi lainnya yang membutuhkan waktu untuk sembuh dan memerlukan perhatian yang tepat. Selama proses pemulihan, Bunda mungkin merasa tersiksa ketika harus batuk-batuk atau bersin.

Gerakan dari batuk, bersin, atau tertawa itu dapat menekan otot perut serta tempat sayatan. Alhasil Bunda  dapat merasakan sakit, ketidaknyawanan, hingga jahitan terbuka.


Batuk setelah operasi caesar 

Dilansir dari Kidoneo, tubuh setelah operasi mengalami banyak perubahan. Salah satunya memproduksi lendir di paru-paru sebagai respons alami terhadap pembedahan dan merupakan cara tubuh melindungi paru-paru dari infeksi.

Anestesi yang digunakan selama operasi dapat menyebabkan lendir menumpuk di paru-paru. Selain itu, selama operasi, selang pernapasan dimasukkan ke dalam tenggorokan, yang dapat mengiritasi saluran udara dan memicu batuk.

Oliver Eng, MD, Ahli Onkologi Bedah, menjelaskan bahwa batuk setelah operasi itu penting untuk membersihkan paru-paru dan mencegah pneumonia, serta komplikasi paru-paru lainnya. 

Pada kehidupan sehari-hari, batuk sepertinya bukan masalah besar. Tapi berbeda setelah operasi. Kata Eng, batuk saat masa pemulihan usai operasi itu tidak mudah karena dapat menimbulkan sakit.

"Banyak pasien menghindari batuk karena sangat menyakitkan. Namun sangat penting bagi Anda untuk batuk untuk mencegah komplikasi paru-paru. Batuk membersihkan paru-paru dari sekresi normal, bahan menular seperti nanah, dan benda asing. Itu membuat paru-paru tetap terbuka dan melebar," ujar Eng dikutip dari Very Well Family.

Jika lendir tertinggal di paru-paru terlalu lama, dapat menyebabkan infeksi. Itulah mengapa sangat penting untuk batuk secara teratur setelah operasi, meskipun terasa tidak nyaman atau menyakitkan.

Bagaimana setelah operasi caesar? Pada beberapa kasus, batuk setelah operasi caesar juga bisa menjadi efek samping dari obat pereda nyeri atau anestesi. Obat ini dapat menekan refleks batuk sehingga tubuh lebih sulit membersihkan lendir dari paru-paru.

Selain batuk, ada hal lain yang dapat Bunda lakukan untuk membantu membersihkan lendir dari paru-paru setelah operasi caesar. Ini termasuk tetap terhidrasi, melakukan latihan pernapasan, dan menggunakan pelembab udara untuk menjaga kelembapan udara. 

Namun jika Bunda mengalami batuk berlebihan atau disertai gejala lain seperti demam, nyeri dada, atau kesulitan bernapas, penting untuk berbicara dengan dokter.

Jahitan caesar lepas karena batuk?

Dokter spesialis kebidanan & ginekologi, Carolyn Kay, M.D, mengatakan, seringkali area sayatan  sembuh dengan baik tanpa masalah apa pun. Namun, ada juga yang mengalami komplikasi pada masa penyembuhan meski Bunda sudah melakukan segalanya dengan benar.

"Dalam kasus yang jarang terjadi, sayatan operasi caesar Anda mungkin terbuka (atau dibuka kembali). Dalam istilah medis, hal ini disebut dengan dehiscence operasi caesar," kata Kay dilansir Healthline.

Penyebab bekas luka terbuka

Kay mengatakan, sayatan operasi caesar bagian luar bisa terbuka atau pecah karena beberapa alasan:

1. Ketegangan dan stres

Terkadang memberikan terlalu banyak tekanan pada perut dapat menyebabkan jahitan menjadi kendor atau robek. Bunda dapat memberikan terlalu banyak tekanan pada area tersebut dengan mengangkat sesuatu yang berat, seperti menggendong balita atau tas belanjaan yang berat, menaiki banyak tangga, atau mencoba berolahraga terlalu dini.

Ketika dokter mengatakan untuk tidak mengangkat apa pun yang lebih berat dari bayi baru lahir selama masa pemulihan, ingatlah dan biarkan orang lain yang melakukan hal yang sulit tersebut.

2. Penyembuhan yang buruk

Terkadang tubuh tidak pulih sebagaimana mestinya. Penyembuhan luka yang buruk dapat terjadi karena faktor genetik atau kondisi medis yang mendasarinya. Misalnya saja diabetes atau obesitas yang bisa memengaruhi penyembuhan luka.

Hal ini dapat menyebabkan penyembuhan tidak merata atau menyebabkan sayatan terpisah dan terbuka, bukannya menyatu.

3. Nekrosis

Tidak mendapatkan cukup darah dan oksigen ke area tersebut juga dapat menyebabkan penyembuhan luka yang buruk.

Dalam beberapa kasus, sel-sel kulit di tepi lokasi sayatan bahkan bisa mati karena tidak mendapat cukup oksigen dan nutrisi. Ini disebut nekrosis. Sel-sel mati tidak dapat tumbuh dan bersatu untuk menyembuhkan luka, sehingga menyebabkan terbukanya sayatan operasi caesar.

4. Infeksi

Infeksi di lokasi sayatan operasi caesar akan memperlambat atau menghentikan penyembuhannya dengan baik. Infeksi dapat terjadi dari bakteri atau kuman jenis lainnya. Meskipun mendapatkan antibiotik tepat sebelum operasi merupakan perawatan standar, Bunda biasanya tidak mendapatkan antibiotik setelah operasi caesar standar dan tidak rumit.

Ketika Bunda mengalami infeksi, tubuh terlalu sibuk melawan kuman sehingga tubuh mungkin tidak dapat menyembuhkan area tersebut dengan baik pada saat yang bersamaan.

Tips mencegah rasa sakit

Lulu Zhao, MD, Dokter spesialis kebidanan & ginekologi, mengatakan bahwa meski jahitan jarang terlepas karena batuk, Bunda penting untuk memberikan dukungan fisik setelah operasi caesar.

Misalnya saja, saat ingin tertawa, batuk, hingga bersin, Bunda dapat meletakkan bantal di atas jahitan serta menekankan tubuh. Teknik ini disebut dengan bracing.

Caranya, saat Bunda merasa ingin batuk, tekan sayatan luka itu dengan bantal kecil dengan tekanan lembut namun kuat. Bracing dapat membantu menopang sayatan dan mengurangi stres pada lokasi tersebut.

Jika Bunda tidak menemukan bantal di dekat Bunda, dapat menggunakan tangan untuk menahan sayatan. Menggunakan penyangga dapat membantu mengendalikan rasa sakit. 

Bunda juga dapat menanyakannya ke perawat atau bidan bagaimana melakukannya sebelum meninggalkan rumah sakit.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Simak video di bawah ini, Bun:

Kapan Bunda Boleh Berjalan setelah Menjalani Operasi Caesar?

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Sunat Anak Laki-Laki: Usia yang Tepat, Estimasi Biaya, Manfaat, Risiko & Perawatannya

Parenting ZAHARA ARRAHMA

Keseruan Wendy Cagur dan Keluarga Liburan di Korea Selatan, Ini 5 Potretnya

Parenting Nadhifa Fitrina

Kenali Ciri Stadium Awal Kanker Payudara dari Kulit Tubuh, Termasuk Tampak seperti Jeruk

Menyusui Amrikh Palupi

Seberapa Besar Peluang Hamil Anak Kembar dari 1 Embrio Melalui IVF? Simak Kata Ahli

Kehamilan Annisa Aulia Rahim

Cara Diet Aktor Korea Yoon Si Yoon untuk Turunkan BB 5 Kg dalam 1 Hari

Mom's Life Arina Yulistara

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Khayru Putra Gunawan Sudrajat Kerap Dibully saat Kecil, Kini Sudah Kuliah di Australia

Sunat Anak Laki-Laki: Usia yang Tepat, Estimasi Biaya, Manfaat, Risiko & Perawatannya

Kenali Ciri Stadium Awal Kanker Payudara dari Kulit Tubuh, Termasuk Tampak seperti Jeruk

Seberapa Besar Peluang Hamil Anak Kembar dari 1 Embrio Melalui IVF? Simak Kata Ahli

Keseruan Wendy Cagur dan Keluarga Liburan di Korea Selatan, Ini 5 Potretnya

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK