Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

5 Panduan Merawat Luka Caesar agar Terhindar dari Infeksi Berbahaya

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Senin, 05 Sep 2022 07:00 WIB

Asian Pregnant Woman patient is on drip receiving a saline solution on bed VIP room at hospital, selective focus.
5 Panduan Merawat Luka Caesar agar Terhindar dari Infeksi Berbahaya/Foto: iStock

Sejatinya setiap Bunda membutuhkan perawatan pasca persalinan. Terlebih, apabila Bunda menjalani persalinan dengan operasi caesar. Seperti yang Bunda ketahui, operasi caesar merupakan operasi besar.

Setelah melahirkan dengan operasi caesar, Bunda tak hanya istirahat dan merawat bayi tapi juga memulihkan bekas lukanya. Mengutip laman resmi National Health System (NHS) UK, butuh beberapa waktu bagi Bunda untuk kembali normal. Mengapa demikian?

Luka kulit luar Bunda memang akan menutup setelah sekitar dua hari. Akan tetapi, penyembuhan internal otot dan jaringan lain di bawah permukaan berlangsung selama berbulan-bulan.

Luka operasi caesar

Setelah operasi caesar, Bunda mungkin akan mengalami:

  • Nyeri pada area jahitan, bahkan gerakan yang sangat kecil seperti bergerak di tempat tidur, batuk dan tertawa bisa membuat tidak nyaman. Obat penghilang rasa sakit dapat membantu tetapi jika Bunda tidak merasa sakitnya terkontrol, bicarakan dengan bidan atau dokter.
  • Keputihan dan pendarahan
  • Luka operasi, dalam kebanyakan kasus, panjang luka adalah 10 – 15 cm, terletak tepat di bawah dan mengikuti garis bikini. Ini dapat ditutup dengan jahitan yang dapat menyatu atau jahitan yang perlu dilepas pada hari ke-5 tergantung pada pilihan dokter.

Cara merawat luka sayatan operasi caesar

Saat luka Bunda masih 'basah', biasanya selama dua minggu pertama, Bunda akan diinstruksikan beberapa hal agar luka tersebut cepat kering dan tidak mengalami infeksi. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Tidak mengangkat benda berat

Dilansir Parents, Bunda tidak disarankan untuk tidak mengangkat benda yang lebih berat dari bayi agar tidak mengganggu proses penyembuhan. Bunda juga tidak disarankan untuk melakukan pekerjaan rumah tangga yang berat, atau gerakan besar apa pun yang dapat meregangkan atau mengiritasi bekas luka selama enam minggu pertama.

2. Tidak menggosok area bekas luka

Agar proses penyembuhannya cepat, ada sebagian dokter yang tidak memperbolehkan mandi. Akan tetapi ada juga yang memperbolehkan mandi dengan catatan tidak menggosok area tersebut, Bunda.

Sebisa mungkin jaga strip penutup bekas luka itu tidak terkena air. Hindari pula merendam bekas luka di bak mandi atau kolam renang. Kalau tidak, bekas luka kemungkinan akan bengkak dan area di sekitarnya akan berwarna merah muda.

3. Tahan keinginan untuk menggaruk luka

Dalam beberapa minggu pertama setelah prosedur, Bunda mungkin mengalami rasa sakit, pendarahan, mati rasa, dan kram. Bunda mungkin juga mengalami gatal pada bekas luka operasi caesar, tetapi tahan keinginan untuk menggaruk luka yang sembuh.

Dilansir Very Well Family, Adalah normal untuk mengalami gatal-gatal selama proses penyembuhan.

Tahan keinginan untuk menghindari infeksi. Jika Bunda mengalami gatal dan mati rasa, jika menggaruknya mungkin akan melukai diri sendiri karena menggaruk.

Tak cuma karena proses penyembuhan, gatal juga bisa disebabkan oleh rambut kemaluan yang tumbuh kembali jika dicukur sebelum operasi. Hati-hati apabila Bunda ingin menggaruk di area tersebut agar tidak terkena lukanya.

4. Makan dengan nutrisi yang tepat

Selain karena untuk pasokan air susu ibu (ASI), makan dengan nutrisi yang baik. Makan baik membuat tubuh mendapatkan nutrisi yang tepat untuk penyembuhan dan menciptakan jaringan yang sehat.

Minum banyak cairan, terutama air putih. Bunda membutuhkan cairan ekstra untuk meningkatkan suplai ASI dan menghindari sembelit. 

5. Jaga kebersihan area luka & ke dokter bila infeksi

Jaga kebersihannya selama periode awal penyembuhan bekas luka operasi caesar untuk mencegah infeksi. Jaga area tetap kering dan bersih. Jangan ragu apabila Bunda mengalami tanda-tanda infeksi. Gejala berikut bisa menandakan infeksi:

  • Kemerahan, bengkak, atau nanah mengalir dari tempat sayatan
  • Rasa sakit di sekitar area luka
  • Demam lebih dari 38 derajat Celsius
  • Keluarnya cairan berbau tidak sedap dari vagina
  • Pendarahan vagina yang berat
  • Kemerahan atau bengkak di kaki
  • Kesulitan bernapas
  • Sakit dada
  • Sakit di payudara

Di samping itu, Bunda juga pasti pernah mendengar istilah keloid, yang ditandai dengan kulit area luka yang menonjol. Jika Bunda memilikinya, apa yang harus dilakukan? Baca di halaman berikutnya ya, Bunda.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Saksikan juga yuk video tentang cerita Aliya Rajasa yang harus melahirka anak ke-4 melalui operasi caesar karena COVID-19.

[Gambas:Video Haibunda]



KELOID PADA BEKAS LUKA OPERASI CAESAR

Team of doctors and nurses wear masks and gloves and prepare for surgery.

5 Panduan Merawat Luka Caesar agar Terhindar dari Infeksi Berbahaya/Foto: iStock

Meskipun jarang terjadi, bekas luka Bunda mungkin memiliki karakteristik yang menonjol, yang dikenal sebagai keloid. Dokter tidak yakin apa yang menyebabkan bekas luka operasi caesar keloid.

"Tetapi jelas ada reaksi hiper pada proses penyembuhan yang menyebabkan bekas luka tumbuh di luar batas aslinya," kata Shawn Tassone, M.D., seorang Ob-Gyn yang berbasis di Austin, Texas dan penulis buku Hands Off My Belly!

Beberapa dokter mencoba untuk melawan efeknya dengan menyuntikkan luka sesar dengan steroid yang disebut Kenalog pada saat operasi, tetapi hasilnya beragam. Ada juga perawatan seperti laser dan suntikan interferon. Lantas, apakah Bunda membutuhkan krim bekas luka operasi caesar?

Banner rumah Cinta Laura

Krim untuk bekas operasi caesar, perlu kah?

Apakah Bunda membutuhkan krim bekas luka operasi caesar? Pertanyaan ini seringkali mengganjal bagi Bunda setelah menjalani operasi caesar. Bunda mungkin ingin mencoba vitamin E atau krim organik yang dijual bebas seperti mentega kakao. Akan tetapi, menurut dokter jangan tergesa-gesa untuk membelinya. Kenapa?

“Belum ada penelitian ilmiah yang baik yang menunjukkan bahwa krim yang dijual bebas lebih baik dari sekadar perawatan luka yang tepat,” kata Rajiv B. Gala, M.D., dokter muda American College of Obstetricians and Gynecologists. 

"Sebagian besar harapan yang disajikan dalam iklan online adalah skenario kasus terbaik (dalam penyembuhan luka) dan mungkin tidak realistis dalam kasus biasa."

Selain itu, perlu Bunda pahami juga bahwa sebaiknya berhati-hati dalam menggunakan krim karena sedang menyusui. Semoga informasi ini dapat membantu ya.


(pri/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda