Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

3 Penyebab Diare Setelah Operasi Caesar dan Cara Mengatasinya

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Rabu, 12 Jun 2024 12:15 WIB

Ilustrasi Sakit Perut
Ilustrasi Diare setelah Operasi Caesar/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Phira Phonruewiangphing
Daftar Isi
Jakarta -

Diare dapat terjadi setelah Bunda melahirkan, baik secara pervaginam atau melalui operasi caesar. Bagi beberapa Bunda, kondisi tersebut bisa terasa sangat menyakitkan.

Perlu diketahui ya, diare adalah masalah pencernaan di mana Bunda buang air besar (BAB) dengan tekstur tinja yang encer sebanyak tiga kali atau lebih dalam sehari. Gejala yang menyertai diare biasanya adalah kram, nyeri perut, hingga mual.

Penyebab diare setelah operasi caesar

Ada beberapa penyebab diare setelah operasi caesar, Bunda. Melansir dari beberapa sumber, berikut penyebabnya:

1. Pengaruh obat

Operasi caesar dianggap sebagai prosedur operasi besar. Sering kali, perempuan mendapatkan antibiotik sebagai tindakan pencegahan untuk mengurangi risiko infeksi.

Sayangnya, antibiotik ini bisa menyebabkan diare atau masalah usus lainnya. Biasanya, penggunaan antibiotik menjadi penyebab umum diare terkait operasi caesar.

"Antibiotik tidak hanya menargetkan bakteri berbahaya, tetapi juga bakteri baik yang dibutuhkan tubuh untuk menjaga kesehatan usus. Tanpa bakteri baik, bakteri berbahaya yang kebal akan antibiotik dan tersisa di saluran cerna, dapat tumbuh dengan bebas," kata dokter spesialis obstetri dan ginekologi Fernando Mariz, MD, dilansir Healthline.

"Sering kali, bakteri berbahaya tersebut menghasilkan racun yang dapat mengiritasi usus, sehingga meningkatkan risiko diare," sambungnya.

Meski antibiotik bisa menyebabkan diare, bukan berarti Bunda menolak untuk meminumnya ya. Antibiotik direkomendasikan karena infeksi setelah operasi caesar dapat mengancam nyawa. Pemberian antibiotik digunakan utamanya untuk mencegah infeksi tersebut.

2. Persalinan sulit

Penyebab lain diare setelah operasi caesar adalah persalinan sulit yang dijalani oleh Bunda. Persalinan dalam waktu lama dan seberapa lama Bunda mengejan dapat memengaruhi kemungkinan terjadinya diare.

National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK) mencatat bahwa persalinan yang sulit seperti bayi berukuran besar atau persalinan yang menggunakan alat atau episiotomi, dapat meningkatkan risiko diare.

3. Perubahan tubuh yang terjadi karena kehamilan

Perubahan tubuh yang terjadi selama hamil juga dapat meningkatkan peluang terjadinya diare setelah melahirkan. Kehamilan memberikan tekanan pada tubuh dan dapat mengubah cara kerja sistem pencernaan.

"Terjadinya perubahan organ, peningkatan cairan, penambahan tekanan pada kandung kemih dan saluran pencernaan bisa menyebabkan masalah terkait usus," ujar Mariz.

Perubahan tersebut juga dapat melemahnya otot dasar panggung dan menyebabkan prolaps organ. Namun, kondisi tersebut lebih banyak ditemukan pada kelahiran pervaginam.

Ilustrasi Operasi CaesarIlustrasi Operasi Caesar/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Arder_Ho

Buang air besar normal setelah operasi caesar

Berbeda dengan persalinan pervaginam, Bunda yang melahirkan caesar biasanya memerlukan waktu untuk pulih. Begitu pun dengan sistem pencernaan.

"Terkadang, setelah operasi caesar, usus memerlukan waktu beberapa saat untuk pulih karena ibu baru saja menjalani operasi besar," ujar dokter spesialis obstetri dan ginekologi Erica Newlin, MD, dikutip dari Cleveland Clinic.

"Diperlukan waktu tiga atau empat hari untuk buang air besar pertama setelah melahirkan," sambungnya.

Cara mengatasi diare setelah operasi caesar

Diare setelah operasi caesar dapat diatasi dengan beberapa cara, bunda. Berikut cara-caranya:

1. Hindari mengonsumsi makanan pemicu diare

Beberapa jenis makanan dan minuman perlu dihindari untuk mengatasi diare. Setelah melahirkan, Bunda sebaiknya mengurangi dulu asupan kafein karena dapat memicu buang air besar.

Hal yang sama juga berlaku untuk pemanis buatan dan sebagian produk olahan susu. Beberapa perempuan biasanya mudah terangsang ususnya usai mengonsumsi makanan dan minuman tersebut.

2. Diat BRAT

Untuk sementara waktu, Bunda dapat mengonsumsi makanan agak hambar untuk mengatasi diare. Coba untuk fokus pada diet BRAT ( Banana, Rice, Applesauce, dan Toast).

Makanan dalam diet BRAT dianggap ramah perut dan mudah ditoleransi, Bunda. Jenis makanan tersebut juga cenderung rendah protein dan lemak, sehingga lebih mudah dicerna oleh tubuh.

3. Tetap terhidrasi

Minumlah lebih banyak air setelah melahirkan. Tetap terhidrasi adalah kunci dari mengatasi efek buruk diare.

Selain itu, minum cairan yang cukup juga dapat membantu proses menyusui, Bunda. Dilansir Mom Junction, dehidrasi berat pada ibu menyusui bisa mengurangi produksi ASI.

4. Konsumsi makanan mengandung probiotik

Diare akibat antibiotik dapat menghancurkan bakteri baik di usus. Untuk mengatasinya, Bunda perlu mengisi kembali bakteri baik dengan mengonsumsi makanan kaya akan probiotik.

Jenis makanan probiotik yang mudah didapatkan adalah yogurt atau susu fermentasi. Sebelum mengonsumsi yogurt, pastikan tidak mengandung gula yang tinggi karena dapat memperparah gejala diare.

5. Minum obat anti-diare

Penggunaan obat anti-diare seperti loperamide hidroklorida, juga dapat mengatasi masalah pencernaan ini. Obat tersebut dapat membantu tinja menyerap lebih banyak air, sehingga teksturnya lebih padat. Obat jenis ini juga dapat menurunkan frekuensi buang air kecil.

Meskipun penelitian mengenai penggunaan obat ini saat menyusui masih belum kuat, namun sebuah penelitian pada tahun 2004 menunjukkan bahwa obat ini aman digunakan saat menyusui selama dosisnya tepat. Sebelum minum obat ini atau jenis apapun, Bunda memang sebaiknya konsultasi dulu ke dokter ya.

Demikian penyebab dan cara mengatasi diare setelah operasi caesar. Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/ank)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda