KEHAMILAN
7 Risiko bila Air Ketuban Bunda Kurang Jelang Persalinan, Termasuk Bayi Sungsang
Alysa Audriani | HaiBunda
Senin, 01 Jul 2024 16:16 WIBAir ketuban merupakan cairan yang penting untuk melindungi janin di dalam kandungan. Seiring berjalannya waktu, air ketuban juga akan semakin bertambah. Terlebih, saat usia kehamilan sudah mencapai minggu ke-36.
Kendati demikian, air ketuban juga dapat sedikit berkurang lho. Hal ini biasanya menjadi pertanda bila persalinan akan segera dimulai.
Namun, bagaimana bila air ketuban tersebut jumlahnya kurang? Simak terus informasinya.
Air ketuban ibu hamil
Tidak menutup kemungkinan, air ketuban ibu hamil dapat pecah bahkan sebelum masa persalinan. Jika mengalami hal seperti ini, maka terdapat dua kondisi kemungkinan, yaitu PROM dan PPROM.
Mengenal PROM dan PPROM
PROM merupakan singkatan dari premature rupture of membranes. Yakni kondisi ketika air ketuban pecah setelah kehamilan sudah mencapai minggu ke-37. Perlu Bunda ketahui bahwa kemungkinan PROM terjadi dalam kehamilan ini terdapat pada angka 8 hingga 15 persen.
Sementara itu, PPROM adalah singkatan dari preterm premature rupture of membranes. Artinya, kondisi tersebut terjadi saat air ketuban pecah sebelum minggu ke-37 kehamilan. Bila mengalami PPROM, maka dampak yang akan dialami ibu hamil juga lebih serius.
Baca Juga : Amniotic Fluid |
Hal ini lantaran PPROM dapat mengakibatkan kelahiran prematur. Namun demikian, tak perlu khawatir karena kemungkinan terjadinya PPROM pada ibu hamil hanya mencapai angka 3 persen.
Jika ibu hamil mengalami PROM atau PPROM, maka ibu hamil akan diminta untuk menginap di rumah sakit hingga janinnya terlahir.
Lantas, apa saja sih sebenarnya yang menyebabkan air ketuban berkurang?
Penyebab air ketuban kurang
Memang, hal yang menyebabkan jumlah cairan ketuban berkurang adalah pecahnya selaput ketuban itu sendiri. Namun, jumlah air ketuban tersebut juga dapat berkurang karena volume cairan ketuban yang rendah.
Pada umumnya, volume cairan ketuban yang rendah ini disebut juga dengan oligohidramnion. Salah satu penyebab terjadinya oligohidramnion di trimester ketiga adalah PROM atau PPROM.
Tak hanya itu, hal ini juga dapat disebabkan oleh masalah pada plasenta, ibu hamil sudah melewati hari perkiraan lahir, atau memiliki janin yang berukuran kecil. Sebab, janin yang kecil tersebut juga memproduksi air ketuban yang lebih sedikit.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, oligohidramnion yang disebabkan oleh pecahnya ketuban (PROM atau PPROM) dapat membuat ibu hamil mengalami kekurangan cairan ketuban. Kemudian, air ketuban yang kurang ini akan menyebabkan tali pusar tertekan. Akibatnya, janin pun menjadi kekurangan makanan dan oksigen.
Selain itu, akan terdapat beberapa risiko bagi ibu hamil yang mengalami oligohidramnion dengan PPROM. Terlebih, bila kondisi PPROM tersebut terjadi pada awal kehamilan.
Seperti yang Bunda mungkin telah ketahui, air ketuban berfungsi untuk membantu pematangan paru-paru janin. Namun, air ketuban yang jumlahnya kurang dapat mengakibatkan ibu hamil mengalami keguguran atau janin mengalami cacat lahir atau lahir mati.
Perlu diketahui bahwa terdapat beberapa ibu hamil yang mempunyai risiko lebih tinggi untuk terkena PPROM lho. Melansir dari BabyCenter, hal ini meliputi:
- Memiliki riwayat PPROM dalam kehamilan sebelumnya.
- Merokok selama kehamilan.
- Mengalami pendarahan vagina pada trimester kedua dan ketiga.
- Mengalami infeksi pada rahim, serviks, vagina, atau cairan ketuban.
- Kekurangan berat badan (memiliki BMI atau indeks massa tubuh yang rendah) dan gizi yang buruk.
- Memiliki serviks yang pendek.
- Menggunakan obat-obatan terlarang.
Sementara itu, PROM biasanya disebabkan oleh kontraksi rahim yang melemahkan selaput ketuban. Hal ini sering terjadi tanpa adanya penyebab yang jelas. Akan tetapi, beberapa faktor yang dapat menjadi risiko terjadinya PROM di antaranya:
- Ibu hamil menjalani kehamilan ganda.
- Memiliki jumlah air ketuban yang terlalu banyak (polihidramnion).
- Memiliki riwayat PROM dalam kehamilan sebelumnya.
- Memiliki riwayat operasi serviks atau biopsi.
- Mengalami pendarahan intrauterin.
- Memiliki riwayat amniosentesis atau festoskopi.
- Merokok selama kehamilan.
- Ibu hamil kekurangan gizi.
- Memiliki indeks masa tubuh (BMI) rendah.
- Mengalami stres saat hamil.
- Memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi).
Risiko bila air ketuban kurang
Perlu dicatat bahwa air ketuban yang berkurang selama kehamilan merupakan hal yang serius dan memerlukan perawatan medis. Pasalnya, kantong ketuban berfungsi untuk melindungi janin dari infeksi. Begitu air ketuban tersebut pecah, maka risiko infeksi juga akan meningkat.
Selain itu, terdapat juga beberapa risiko komplikasi yang akan dialami ibu hamil bila mengalami air ketuban yang kurang. Berikut adalah di antaranya, dilansir dari Verywell Health:
- Gawat janin atau fetal distress, yakni kondisi bila janin tidak memiliki jumlah oksigen yang cukup.
- Sepsis, yakni kondisi terdapat infeksi yang serius pada darah.
- Prolaps tali pusat, yakni kondisi tali pusar terlepas di depan janin.
- Asfiksia, yakni kondisi saat bayi yang baru lahir mengalami kekurangan oksigen dan aliran darah ke otak. Hal ini dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik dan otak bayi.
- Solusio plasenta, yakni kondisi sebagian atau seluruh plasenta terpisah dari dinding bagian dalam rahim sebelum ibu hamil melahirkan, dilansir dari Mayo Clinic.
- Ibu hamil melahirkan secara prematur.
- Janin di dalam kandungan berada di posisi sungsang.
Demikian informasi mengenai penyebab serta risiko dari kurangnya air ketuban menjelang persalinan. Semoga bermanfaat ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)Simak video di bawah ini, Bun:
5 Kebiasaan Ibu Saat Hamil yang Bisa Bikin Proses Persalinan Terasa Sakit
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Detik-detik Bumil Melahirkan Secara Dramatis, Leher Dimasukkan Selang!
Persalinan Forceps, Persingkat Waktu tapi Berisiko Tengkorak Bayi Retak
Senam Nifas untuk Bunda Baru Melahirkan, Dapatkan 3 Manfaat Ini
11 Tips Supaya Bunda Melahirkan Normal dan Lancar
TERPOPULER
7 Potret Artika Sari Devi & Baim Tetap Mesra Meski Sudah 17 Tahun Menikah
Aline Adita Ungkap Miliki Uterus Didelphys atau Rahim Ganda hingga Akhirnya Hamil setelah 12 Th
58% Orang Sering Pakai Kosakata Bahasa Inggris Ini Meski Tak Paham Arti, Cek Daftarnya!
Apakah Menantu Perempuan Wajib Mengurus Mertua yang Sakit? Cek Kewajiban Menurut Islam
Cerita Raffi Ahmad Belajar dari Sang Putra Rafathar soal Bisnis
REKOMENDASI PRODUK
11 Rekomendasi Blush On Cream Tahan Lama dan Low Budget
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
7 Merek Pelumas Vagina yang Aman untuk Berhubungan Intim & Cara Memilihya
Dwi Indah NurcahyaniREKOMENDASI PRODUK
9 Rekomendasi Susu UHT untuk Anak & Panduan Memilih yang Terbaik
KinanREKOMENDASI PRODUK
Review Professional Air Fryer Oxone vs Glasstop Smart Fryer, Mana Pilihan Bunda?
Tim HaiBundaREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Lipstik Glossy Tahan Lama, Cocok Dipakai Seharian
Amira SalsabilaTERBARU DARI HAIBUNDA
7 Potret Artika Sari Devi & Baim Tetap Mesra Meski Sudah 17 Tahun Menikah
20 Contoh Interaksi Sosial dalam Kehidupan Sehari-hari: Pengertian, Ciri, Syarat, Faktor, hingga Tujuan
Apakah Menantu Perempuan Wajib Mengurus Mertua yang Sakit? Cek Kewajiban Menurut Islam
17 Contoh Kata Pengantar Makalah Beserta Struktur dan Cara Membuatnya
58% Orang Sering Pakai Kosakata Bahasa Inggris Ini Meski Tak Paham Arti, Cek Daftarnya!
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Nikita Mirzani Disebut Pakai Uang Rp2 M dari Reza Gladys untuk Bayar Cicilan Rumah
-
Beautynesia
6 Ciri Perempuan yang Tidak Butuh Hubungan untuk Merasa Bahagia
-
Female Daily
Setelah Diadakan di Surabaya, LPS Financial Festival Bakal Hadir di Medan!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Foto: Nelly Furtado yang Kian Percaya Diri, Gaungkan Body Positivity
-
Mommies Daily
Seks Saat Premenopause: Tips Nyaman, Nikmat, dan Memuaskan dari Psikolog!