
kehamilan
Persalinan Forceps, Persingkat Waktu tapi Berisiko Tengkorak Bayi Retak
HaiBunda
Rabu, 16 Dec 2020 09:31 WIB

Melahirkan adalah perjuangan hidup dan mati bagi seorang ibu. Proses ini bisa menjadi panjang lho, Bunda.
Bayi mungkin tidak bisa keluar melalui organ vital pada proses persalinan. Dokter biasanya mencari alternatif, seperti melakukan persalinan menggunakan forceps atau besi berbentuk seperti penjepit.
Tahun 2014 lalu, seorang bayi bernama Olivia Marie Coats sempat dilahirkan dengan persalinan forceps. Sayangnya, Olivia meninggal dunia setelah lima hari dirawat karena tengkoraknya retak.
Sebelum proses persalinan, ibu Olivia, Rachel Melancon, meminta dokter untuk melahirkan bayinya dengan proses operasi caesar karena ukuran janinnya besar. Namun, dokter mengatakan bahwa Melancon tidak perlu melakukan operasi caesar.
Sesaat sebelum melahirkan, Melancon sempat mengalami demam 39 derajat celsius. Saat persalinan, dia mulai lelah dan bayinya tidak juga berada di jalan lahir. Tak hanya itu, detak jantung bayi juga terus naik.
Dokter yang menangani Melancon mengatakan bahwa bayinya berada dalam posisi yang salah. Dokter pun mencoba memperbaiki posisi bayi dengan tangannya, namun tak berhasil.
"Ketika dia tidak berhasil melakukan itu, dia mengambil alat forceps untuk menarik bayi keluar. Ia terus melakukannya bahkan sampai meletakkan kaki di atas kasur untuk menariknya keluar," kata ibu mertua Melancon, Angie Coats, dikutip dari ABC News.
"Dia berbalik dan memutar tapi bayi itu tak kunjung keluar. Dia lalu meletakkan forceps di sisi lain dan ketika menyentuh bagian atas dan samping tengkorak, kami mendengar suara seperti pot retak. Kami mendengar bahwa tengkoraknya hancur," sambungnya.
Olivia Marie Coats akhirnya lahir melalui proses operasi caesar darurat. Namun, semua sudah terlambat karena nyawanya tidak bisa diselamatkan beberapa hari setelah dilahirkan. Tulang tengkorak Olivia dilaporkan mengalami retak.
Kisah kelahiran Olivia ini sempat mengejutkan publik. Teknik melahirkan forceps memang bisa dilakukan untuk mengeluarkan bayi saat dilahirkan, Bunda.
Lalu seperti apa teknik persalinan ini? Apa risiko yang bisa ditimbulkan pada ibu dan janin?
BACA HALAMAN SELANJUTNYA ya, Bunda.
Simak juga curhat Dr. Reisa yang 'sengsara' setelah melahirkan caesar, di video berikut:
Persalinan Forceps, Persingkat Waktu tapi Berisiko Tengkorak Bayi Retak
Persalinan Forceps, Persingkat Waktu tapi Berisiko Tengkorak Bayi Retak/ Foto: iStock
Persalinan forceps dilakukan dengan menggunakan alat dari besi dan memiliki bentuk seperti penjepit. Menurut dokter kandungan dr. Dinda Derdameisya, Sp.OG, forceps itu adalah alat yang digunakan untuk mempercepat persalinan, Bunda.
Selain dengan forceps, teknik persalinan untuk mengeluarkan bayi juga bisa dilakukan dengan alat bernama vakum. Tak seperti forceps, vakum dibuat dari bahan silikon.
"Selain forceps, bisa juga dengan vakum. Tapi, untuk obstetrik modern, persalinan forceps memang sudah jarang dilakukan," kata Dinda kepada HaiBunda, Selasa (15/12/2020).
Dinda menjelaskan, persalinan forceps sudah ditinggalkan karena alat ini dibuat dari bahan besi yang bisa berbahaya untuk bayi. Forceps bisa melukai dan membentuk jejas pada bayi walaupun hanya sementara.
"Tapi tetap, yang modern saat ini menggunakan alat yang lebih non invasif atau tidak melukai, seperti vakum karena bahannya dari silikon," ujar Dinda.
Persalinan forceps bisa dilakukan pada ibu yang tidak boleh mengejan karena kondisi medis, seperti penyakit jantung. Selain itu, teknik ini bisa diaplikasikan pada ibu yang mengalami kelelahan mengejan, namun bayi sudah hampir keluar dari organ vital ibu.
Risiko persalinan forceps
Melansir Healthline, persalinan forceps bisa berisiko pada ibu dan bayinya. Dokter biasanya akan memantau dan memeriksa ibu dan bayi untuk melihat apakah ada cedera atau komplikasi, Bunda.
Beberapa risiko pada bayi selama persalinan forceps meliputi:
- Cedera wajah yang disebabkan tekanan forceps
- Kelemahan otot wajah sementara atau facial palsy
- Patah tulang tengkorak bayi
- Pendarahan di tengkorak
- Kejang
Beberapa risiko bagi ibu yang menjalani persalinan forceps, yaitu:
- Nyeri pada jaringan di antara vagina dan anus setelah melahirkan.
- Robek dan luka di saluran genital bagian bawah.
- Masalah saat buang air kecil.
- Cedera pada kandung kemih atau saat mengosongkan kandung kemih.
- Inkontinensia jangka pendek.
- Anemia atau kekurangan sel darah merah karena kehilangan banyak darah selama persalinan.
- Pecahnya rahim atau terjadi robekan di dinding rahim.
- Kelemahan otot dan ligamen yang menopang organ panggul, mengakibatkan pelvic prolaps atau turunnya organ panggung dari posisi normal.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Detik-detik Bumil Melahirkan Secara Dramatis, Leher Dimasukkan Selang!

Kehamilan
7 Persiapan Melahirkan Normal Supaya Berjalan Lancar, Bunda Perlu Tahu

Kehamilan
Senam Nifas untuk Bunda Baru Melahirkan, Dapatkan 3 Manfaat Ini

Kehamilan
11 Tips Supaya Bunda Melahirkan Normal dan Lancar

Kehamilan
Tanda Mau Melahirkan: Posisi Kepala Bayi Mulai Bergeser ke Bawah


5 Foto
Kehamilan
2 Kali Keguguran, Intip 5 Potret Kebahagiaan Ashilla Zee Eks Blink Melahirkan Anak Pertama
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda