Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Perdarahan saat Hamil Muda, Ketahui Penyebab dan Tanda Bahayanya bagi Janin

ZAHARA ARRAHMA   |   HaiBunda

Kamis, 01 Aug 2024 08:32 WIB

Perdarahan saat hamil muda
Perdarahan saat hamil muda/ Foto: Getty Images/Kayoko Hayashi
Daftar Isi

Salah satu masalah yang kerap muncul selama kehamilan usia muda adalah perdarahan. Hal ini seringkali membuat Bunda khawatir akan keselamatan janin yang dikandung.

Penting untuk diketahui bahwa perdarahan saat hamil tidak selalu mengindikasikan sesuatu yang buruk. Ada banyak sekali penyebab yang mungkin memicu kondisi ini, mulai dari hal yang tidak berbahaya hingga kondisi yang memerlukan perhatian ahli medis segera.

Lantas apa saja penyebab di balik perdarahan yang terjadi saat kehamilan muda? Kondisi perdarahan seperti apa yang berpotensi membahayakan keselamatan janin? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini, Bunda.

8 Penyebab perdarahan saat hamil muda

Mengutip dari Mount Sinai dan sumber lainnya, berikut adalah beberapa kondisi yang umum menjadi penyebab perdarahan saat hamil muda:

1. Perdarahan implantasi

Perdarahan implantasi atau implantation bleeding adalah kondisi di mana sel telur yang telah dibuahi melekat erat pada lapisan rahim. Kondisi ini berujung pada perdarahan ringan yang terjadi beberapa hari di awal kehamilan atau trimester pertama.

Perdarahan implantasi biasanya muncul bertepatan dengan jadwal menstruasi yang seharusnya sudah tiba. Akibatnya, banyak sekali ibu hamil yang tidak menyadari mereka sedang hamil. Mereka justru menganggap perdarahan ini sekadar darah haid ringan.

2. Ancaman atau keguguran yang sebenarnya

Perdarahan saat hamil muda juga bisa menjadi pertanda keguguran, Bunda. Kondisi ini terjadi karena komplikasi yang menyebabkan janin tak bisa diselamatkan dan umumnya diderita di usia kehamilan kurang dari 20 minggu.

Dilansir Belly Belly, sekitar 10-25 persen ibu hamil mengalami keguguran dan 80 persen di antaranya terjadi di masa trimester pertama. Selain perdarahan, keguguran juga bisa disertai kram, sakit pinggang, dan nyeri di perut.

3. Kehamilan ektopik

Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi menempel dan tumbuh di luar rahim. Lebih dari 90 persen kasus kehamilan ektopik terjadi di area tuba falopi.

Melansir dari Cleveland Clinic, ibu hamil yang menderita kehamilan ektopik biasanya mengalami perdarahan dan nyeri di satu sisi perut. Kehamilan ini dapat memicu perdarahan internal yang merusak saluran tuba dalam vagina.

Bunda sebaiknya segera memeriksakan diri ke unit gawat darurat bila mengalami gejala yang serupa. Kehamilan ektopik yang tidak segera ditangani dapat berujung pada pengangkatan saluran tuba bersamaan dengan janin yang dikandung.

4. Infeksi pada rahim atau vagina

Area kewanitaan atau vagina merupakan daerah tubuh yang rawan terserang infeksi oleh bakteri atau jamur. Apabila leher rahim atau vagina Bunda terinfeksi, biasanya muncul bercak darah hingga perdarahan yang memerlukan penanganan medis.

5. perdarahan akibat plasenta

Perdarahan saat hamil muda tanpa disertai rasa sakit biasanya muncul karena letak plasenta yang tidak normal. Plasenta melakukan pergerakan yang memungkinkan janin dapat tumbuh dengan lancar.

Pada awal kehamilan, plasenta akan terletak di bagian bawah rahim. Seiring waktu tepatnya pada trimester ketiga, plasenta akan bergerak ke atas menjauhi leher rahim.

Namun, ada beberapa kasus yang memperlihatkan pergerakan plasenta yang tak lazim, yakni plasenta yang diam di bawah rahim hingga menutup jalur lahir. Kondisi ini disebut plasenta previa yang mampu menyebabkan perdarahan hebat.

6. Fibroid rahim

Fibroid rahim adalah benjolan otot dari jaringan fibrosa yang menegang. Benjolan ini dapat ditemukan di dalam atau di luar dinding rahim.

Fibroid ini sebaiknya diangkat sebelum Bunda karena dapat berisiko memicu perdarahan hebat, kehamilan ektopik, hingga keguguran. Akan tetapi, banyak ibu hamil penderita fibroid yang berhasil melahirkan tanpa masalah.

7. Perubahan hormon

Kehamilan adalah kondisi yang mengakibatkan tubuh memproduksi jumlah hormon lebih banyak dari sebelumnya. Nah, pada tahap awal kehamilan sering sekali terjadi perubahan hormon yang signifikan dan tidak seimbang.

Perubahan hormon ini menyebabkan gejala perdarahan ringan pada rentang waktu siklus haid setiap ibu hamil. Akibatnya, banyak perempuan menganggap darah tersebut merupakan menstruasi dan tak menyadari keadaan mereka yang sedang hamil muda. 

8. Aktivitas hubungan seksual

Perdarahan saat hamil muda tidak selalu disebabkan oleh masalah internal, tetapi juga bisa dari faktor eksternal, Bunda. Contohnya adalah melakukan hubungan seks saat hamil muda.

Selama kehamilan, leher rahim mengalami peningkatan suplai darah dan cukup sensitif terhadap sentuhan. Nah, berhubungan seksual dapat menyebabkan pembuluh darah di dalam rahim iritasi dan mengeluarkan darah.

Ciri-ciri perdarahan saat hamil yang normal

Perdarahan merupakan hal yang umum terjadi di tahap awal kehamilan. Meskipun begitu, tak sedikit ibu hamil yang penasaran atas ciri-ciri perdarahan saat hamil yang masih normal.

Untuk menjawab rasa penasaran tersebut, Bunda bisa mengidentifikasinya dengan mudah melalui tiga ciri-ciri berikut ini:

1. Perdarahan berupa bercak ringan

Perdarahan selama awal kehamilan adalah gejala umum yang cenderung terjadi. Perdarahan ini dikatakan normal bila darah yang keluar berjumlah sedikit layaknya bercak atau flek, hingga volume darah yang tidak melebihi kapasitas ukuran panty liner.

2. Darah biasanya berwarna cokelat, merah, atau merah muda

perdarahan saat hamil muda masih terbilang normal bila darah yang keluar berwarna merah muda atau kecokelatan. Bercak-bercak darah ini terlihat layaknya darah di siklus awal dan akhir haid.

3. Perdarahan tidak berlangsung lama

Kondisi janin dan Bunda termasuk aman bila rentang kejadian perdarahan tidak dalam waktu yang lama. Perdarahan saat hamil normalnya berlangsung sekitar 1-3 hari.

Cara mengatasi perdarahan saat hamil muda

Untuk mengatasi perdarahan saat hamil muda tergantung dari penyebabnya. Oleh sebab itu, Bunda mungkin memerlukan pemeriksaan medis untuk mengetahui lebih jelas penyebab dari perdarahan yang terjadi.

Akan tetapi, penanganan umum dalam mengatasi perdarahan adalah beristirahat yang cukup. Selain itu, dokter mungkin juga menyarankan beberapa aktivitas berikut seperti yang dilansir Better Health Channel:

  • Tidak disarankan untuk berhubungan seks selama perdarahan terjadi guna menghindari risiko iritasi yang memperburuk perdarahan
  • Rutin mengonsumsi air putih untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi selama terjadi perdarahan
  • Jaga pola makan tetap sehat dengan asupan makanan yang seimbang dan bergizi, terutama makanan tinggi zat besi, vitamin C dan K
  • Gunakan panty liner atau pembalut daripada tampon selama perdarahan saat hamil muda
  • Bunda mungkin disarankan untuk mengonsumsi obat tambahan untuk melindungi janin dari risiko penyakit inkompatibilitas rhesus

Kondisi atau tanda perdarahan saat hamil muda yang perlu diwaspadai

Keluar darah saat hamil memang suatu hal yang normal. Namun, ada beberapa tanda perdarahan yang berpotensi membahayakan keselamatan janin dan Bunda yang mengandung.

Mengutip dari Royal College of Obstetricians & Gynaecologists, berikut empat kondisi perdarahan selama kehamilan yang perlu diwaspadai:

  • Perdarahan terjadi secara terus-menerus dengan volume darah yang banyak.
  • Perdarahan disertai kontraksi yang tak teratur, nyeri di perut, atau kandung kemih yang terasa kaku. 
  • Darah yang keluar berupa gumpalan atau darah yang membeku dalam ukuran yang besar.
  • Disertai gejala pusing, tubuh terasa lemas, hingga pingsan.

Apabila Bunda mengalami perdarahan disertai tanda-tanda di atas, segera periksakan diri ke dokter. Hal ini dikarenakan adanya kemungkinan bahwa perdarahan terjadi akibat keguguran atau kehamilan ektopik yang bisa membahayakan keselamatan Bunda.

Risiko perdarahan saat hamil muda

Risiko perdarahan pada kehamilan muda tergantung oleh faktor penyebabnya. Berikut adalah enam risiko perdarahan yang dapat terjadi saat trimester pertama menurut Verywell Health:

1. perdarahan implantasi

Kondisi ini terjadi bila sel telur yang dibuahi menempel pada dinding rahim. Akibatnya, terjadi perdarahan ringan yang berlangsung beberapa hari. Namun, kondisi satu ini tidak membawa risiko yang berbahaya bagi keselamatan Bunda dan janin.

2. Keguguran

Trimester pertama adalah rentang waktu kehamilan yang berisiko mengalami keguguran cukup tinggi. Keguguran terjadi bersama gejala perdarahan hebat, kram perut, dan keluarnya gumpalan merah dari vagina.

3. Kehamilan anggur

Kehamilan anggur adalah kondisi yang cukup langka di mana janin berubah menjadi jaringan abnormal yang tumbuh di dalam rahim. Kondisi ini disertai dengan perdarahan berupa flek coklat dan pertumbuhan rahim yang tidak sesuai dengan usia kehamilan.

4. Kehamilan ektopik

perdarahan juga menjadi satu gejala dari risiko kehamilan ektopik, Bunda. Kehamilan ini terjadi karena sel telur yang dibuahi menempel di tuba falopi. Alhasil, ibu hamil akan sering mengalami perdarahan hebat, pusing berat, serta rasa nyeri yang begitu tajam di perut.

5. Infeksi

Infeksi pada organ reproduksi atau saluran kemih dapat menyebabkan perdarahan. Kondisi ini memerlukan penangan medis yang intens. Apabila tidak ditangani serius, keselamatan janin bisa dalam kondisi yang berisiko dan membahayakan nyawanya.

7 Buah untuk mencegah perdarahan saat hamil muda

perdarahan selama kehamilan muda bisa dicegah dengan senantiasa menjaga kondisi tubuh tetap sehat dan bugar. Bunda bisa memulainya dengan rutin mengonsumsi buah-buahan yang kaya vitamin.

Melansir dari Medical News Today, berikut tujuh buah yang efektif mencegah perdarahan saat hamil:

1. Kiwi

Kiwi adalah buah yang kaya akan nutrisi dan memiliki beberapa manfaat kesehatan yang dapat membantu mengurangi risiko perdarahan.

Buah ini mengandung vitamin C yang baik untuk meningkatkan elastisitas dinding kapiler darah. Kiwi juga mengandung vitamin K yang berperan penting dalam proses pembekuan darah.

2. Alpukat

Selanjutnya ada alpukat yang mengandung banyak asam lemak tak jenuh tunggal. Buah ini juga tinggi serat, vitamin B, C, E, K, dan Kalium.

Kombinasi kandungan vitamin tersebut dapat melancarkan pertumbuhan janin dalam rahim. Selain itu, kram kaki dan perdarahan selama kehamilan pun juga bisa teratasi bila Bunda rutin mengonsumsi buah alpukat.

3. Kurma

Buah khas Ramadhan satu ini merupakan sumber gula yang bagus untuk menghasilkan energi selama kehamilan. Kadar glikemik pada kurma cukup rendah sehingga tidak akan menimbulkan kenaikan gula darah yang signifikan.

“Kurma adalah sumber fruktosa alami yang baik dikonsumsi. Buah ini berkhasiat untuk meningkatkan energi ibu hamil melawan rasa lelah,” jelas ahli diet Natalie Butler RD, LD, dikutip dari Healthline.

Tak hanya itu, kurma juga mengandung vitamin K dan zat besi yang tinggi. Mengonsumsi buah ini secara rutin dapat mencegah Bunda terserang risiko gangguan perdarahan dan anemia selama kehamilan muda.

4. Buah beri

Buah beri memiliki kandungan antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas. Selain itu vitamin C dan K yang tinggi di buah ini bisa menjaga kekuatan kapiler darah dan pembekuan darah. Alhasil, ibu hamil bisa terhindar dari risiko perdarahan hebat.

5. Jeruk

Jeruk dikenal dengan kandungan vitamin C yang tinggi. Mengonsumsi buah ini dapat menjaga daya tahan tubuh Bunda dan janin. Tubuh yang kuat akan menjaga ibu hamil dari risiko perdarahan, alergi, dan serangan bakteri maupun virus.

6. Jambu biji

Selanjutnya ada jambu biji dengan kandungan vitamin A, B2, C, dan E. Jambu biji juga termasuk sumber asam folat dan asam askorbat yang baik untuk menunjang pertumbuhan janin.

Mengonsumsi olahan jambu biji secara rutin dapat membantu tubuh ibu hamil tetap sehat dan kuat. Dengan begitu, gejala komplikasi seperti perdarahan dapat teratasi dengan mudah.

7. Pisang

Buah pisang memiliki kandungan kalium yang baik untuk meningkatkan energi selama kehamilan. Pisang juga mengandung vitamin B6 dan C yang efektif mengatasi mual muntah dan daya tahan tubuh selama kehamilan. Tubuh yang sehat dan bugar akan membantu Bunda terhindar dari gejala komplikasi kehamilan yang serius, seperti perdarahan.

Setelah mengetahui penyebab perdarahan di kehamilan awal, Bunda bisa menghindari pemicunya. Selain itu, jaga makanan tetap sehat dan menginsumsi buah-buahan yang membantu mencegah terjadinya perdarahan saat hamil.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda