Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Kenali Tanda Keguguran Spontan, Penyebab dan Cara Mencegahnya

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Rabu, 10 Jul 2024 19:20 WIB

Ilulstrasi Keguguran USG
Ilustrasi Keguguran/ Foto: Getty Images/iStockphoto
Daftar Isi
Jakarta -

Keguguran sering kali terjadi begitu saja tanpa disadari oleh seorang perempuan. Tak jarang bahkan ada perempuan yang tak menyadari dirinya sedang hamil, Bunda.

Menurut ulasan di American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), sekitar 80 persen dari seluruh kasus keguguran terjadi di trimester pertama.

Ada beberapa istilah yang digunakan untuk menyebut kata 'keguguran'. Salah satunya adalah keguguran spontan atau spontaneous miscarriages. Simak penjelasan lengkap tentang keguguran spontan berikut ini, Bunda!

Apa itu keguguran spontan?

Keguguran spontan adalah hilangnya kehamilan atau janin sebelum usia 20 minggu. Keguguran spontan merupakan istilah lain dari keguguran dini atau early pregnancy loss.

ACOG menjelaskan bahwa keguguran spontan sering terjadi setidaknya pada 10 persen dari seluruh kehamilan yang diketahui secara klinis. Mengetahui penyebab dan faktor risikonya sangat penting untuk mencegah keguguran berulang.

"Keguguran dapat terjadi karena berbagai alasan medis, banyak di antaranya di luar kendali seseorang. Namun, mengetahui faktor risiko, tanda, dan penyebabnya dapat membantu seorang perempuan lebih memahami kejadian tersebut dan mendapatkan dukungan, serta pengobatan yang mungkin diperlukan," kata mantan pendidik keperawatan Deborah Weatherspoon, Ph.D., MSN, dilansir Healthline.

Penyebab keguguran spotan

Ada beberapa penyebab yang dikaitkan dengan keguguran spontan. Berikut penjelasannya seperti melansir dari beberapa sumber:

1. Kelainan genetik atau kromosom

Sekitar 50 persen dari seluruh kasus keguguran spontan disebabkan oleh kelainan kromosom janin, Bunda. Beberapa contoh kelainan kromosom yang menyebabkan keguguran spontan seperti:

  • Kematian janin intrauterin: Embrio terbentuk tetapi berhenti berkembang sebelum Bunda merasakan gejala keguguran.
  • Blighted ovum atau hamil kosong: Tidak ada embrio yang terbentuk sama sekali.
  • Kehamilan anggur: Kedua set kromosom berasal dari ayah, sehingga tidak terjadi perkembangan janin.
  • Kehamilan mola parsial: Kromosom ibu tetap ada, namun dari ayah memberikan dua set kromosom.

Perlu diketahui, satu set kromosom pada janin yang sedang berkembang berasal ibu dan satu set lagi dari ayah.

Faktor genetik juga bisa terjadi secara acak saat sel-sel embrio membelah, atau karena sel telur atau sel sperma yang rusak. Masalah pada plasenta juga bisa menyebabkan keguguran.

2. Kondisi yang mendasari dan gaya hidup buruk

Berbagai kondisi kesehatan dan gaya hidup yang mendasari juga dapat mengganggu perkembangan janin. Selain menjadi penyebab, ini juga dapat dikatakan sebagai faktor risiko keguguran. Berikut beberapa kondisi yang dimaksud:

  • Pola makan yang buruk, atau malnutrisi
  • Penggunaan obat terlarang dan minum alkohol
  • Penyakit tiroid yang tidak diobati
  • Masalah pada hormon
  • Diabetes yang tidak terkontrol
  • Infeksi sitomegalovirus, virus herpes, parvovirus, dan virus rubella
  • Berat badan berlebih atau obesitas
  • Masalah pada serviks atau leher rahim
  • Bentuk rahim tidak normal
  • Tekanan darah tinggi yang parah
  • Keracunan makanan
  • Penggunaan obat-obatan tertentu
  • Kelainan imunologi
  • Trauma fisik yang parah
  • Riwayat keguguran spontan
  • Usia ibu di atas 35 tahun

Bicara soal usia ibu, studi yang diterbitkan di Fertility and Sterility tahun 2012 menjelaskan bahwa risiko keguguran spontan pada perempuan usia 20-30 tahun adalah 7-17 persen. Sementara pada usia di atas 35 tahun menjadi 20 persen, di atas usia 40 adalah 40 persen, dan pada usia 45 tahun menjadi 80 persen.

Ilustrasi Pemeriksaan USGIlustrasi Pemeriksaan USG/ Foto: Getty Images/iStockphoto

Tanda keguguran spontan

Berikut beberapa tanda keguguran spontan yang perlu Bunda waspadai;

  1. Perdarahan yang ringan hingga berat
  2. Kram parah dan perut terasa sakit
  3. Tubuh terasa lemah
  4. Sakit punggung yang memburuk atau parah
  5. Demam
  6. Penurunan berat badan
  7. Dari vagina keluar jaringan yang terlihat seperti gumpalan darah

Dalam penelitian yang diterbitkan di Annals of Epidemiology tahun 2020 terhadap lebih dari 4500 perempuan mengungkap, perdarahan terjadi pada sekitar 25 persen kehamilan pada trimester pertama, dan 12 persen kehamilan dengan perdarahan mengakibatkan keguguran.

Mengutip laman MSD Manual, keguguran spontan yang terlambat mungkin dimulai dengan keluarnya cairan saat selaput ketuban pecah. Perdarahan jarang terjadi dalam jumlah besar.

Tetapi bila hasil konsepsi tetap berada di dalam rahim setelah terjadi keguguran, maka perdarahan uterus dapat terjadi, terkadang setelah penundaan selama beberapa jam hingga berhari-hari. Infeksi juga dapat berkembang, menyebabkan demam, nyeri, dan terkadang sepsis.

Penanganan keguguran spontan akan tergantung dari jenis keguguran yang Bunda alami. Bila tidak ada jaringan yang tersisa di dalam rahim (keguguran total), maka tidak diperlukan pengobatan.

Tetapi, bila masih ada jaringan tertinggal di dalam tubuh, ada beberapa pilihan pengobatan, seperti pemberian obat atau prosedur kuret untuk mengeluarkan sisa jaringan.

Cara mencegah keguguran spontan

Perlu dipahami bahwa tidak semua keguguran spontan dapat dicegah. Tetapi, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk meminimalisir terjadinya keguguran, yakni dengan cara:

  1. Melakukan pemeriksaan prenatal untuk persiapan hamil dan selama hamil.
  2. Menghindari alkohol, obat-obatan terlarang, dan rokok.
  3. Menjaga kebersihan dan menjauhi orang yang sedang sait untuk menghindari infeksi.
  4. Pertahankan berat badan ideal sebelum dan selama kehamilan.
  5. Konsumsi vitamin prenatal untuk mendapatkan nutrisi yang cukup.
  6. Konsumsi makanan yang sehat dan bergizi seimbang.
  7. Batasi asupan kafein tidak lebih dari 200 miligram per hari.
  8. Rajin berolahraga dan menghindari stres.

Aktivitas dan makanan pemicu keguguran

Ada beberapa aktivitas yang sebaiknya dihindari selama hamil karena dapat memicu keguguran. Berikut aktivitas yang dimaksud:

  • Latihan aerobik
  • Mengangkat barang atau beban yang terlalu berat
  • Melakukan olahraga interval berintensitas tinggi
  • Naik dan turun tangga berkali-kali
  • Bersepeda terlalu sering

Selain aktivitas, Bunda juga perlu menjauhi makanan-makanan yang bisa memicu keguguran saat hamil muda, seperti:

  • Pepaya muda
  • Ramuan herbal
  • Telur mentah
  • Ikan mentah dan mengandung merkuri
  • Daging olahan mentah
  • Susu non-pasteurisasi
  • Hati sapi
  • Sayuran yang tidak dicuci bersih

Demikian penjelasan tentang keguguran spontan, termasuk penyebab dan cara mencegahnya. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/ank)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda